Upaya Pemerintah dan Asosiasi dalam Membantu Pekerja Film Terdampak COVID-19

16 Mei 2020 11:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Edwin Nazir. Foto: Dok: Instagram @edwinnazir
zoom-in-whitePerbesar
Edwin Nazir. Foto: Dok: Instagram @edwinnazir
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 turut berdampak pada industri perfilman Indonesia. Banyak produksi film tak bisa berlanjut. Ada pula film yang tak bisa dirilis karena bioskop ditutup untuk sementara waktu.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI), Edwin Nazir, berbincang dengan kumparan di program Live Corona Update. Ia membahas seperti apa nasib industri film di tengah pandemi.
Edwin mengatakan ada banyak pekerja film yang kini kehilangan pekerjaan karena pandemi COVID-19. Para kru yang biasa membantu proses syuting, terutama.
Ketua Umum Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI), Edwin Nazir. Foto: Instagram/edwinnazir
"Sebagian besar pekerja film ini pekerja lepas, ya, entah kontrak atau harian. Jadi, kalau enggak produksi, ya, sebagian besar enggak ada pendapatan," ungkap Edwin, Jumat (15/5).
"Kecuali, tim yang sifatnya pre dan post-production, seperti penulis skenario dan editor, itu pasti masih bisa kerja," sambungnya.
Edwin menceritakan seperti apa hidup beberapa pekerja film yang kehilangan pekerjaan selama pandemi. Menurutnya, kondisi mereka sangat tidak baik.
Live Corona Update Eps. 27 Nasib Industri Film di Tengah Pandemi. Foto: kumparan
"Ada yang jual makanan, masak, lalu kirim makanan, dijual. Ya, mumpung bulan puasa, kan. Ada juga yang kembali ke kampung dan mengurusi ternak. Ada juga soundman yang cerita, dia sekarang jadi sopir online. Artinya, segala cara dicoba untuk bertahan di masa-masa ini," kata Edwin.
ADVERTISEMENT
Karena itu, APROFI pun membuat gerakan donasi untuk membantu para pekerja film tersebut. Meski belum maksimal, setidaknya gerakan itu bisa meringankan beban finansial.
"APROFI menginisiasi APROFI Penduli untuk membantu pekerja film, khususnya yang harian. Kita coba distribute periode pertama kita di Kitabisa. Tahap pertama tentu belum ideal, tapi ini yang bisa kami kontribusikan," tuturnya.
Edwin menuturkan, periode pertama APROFI Peduli berhasil membantu total 100 kru film. Mereka semua mendapat uang Rp 800 ribu untuk biaya hidup selama satu bulan.
"Kita saat ini sudah buka periode yang kedua. Semoga, bisa makin banyak orang yang ikut berdonasi," ujarnya.
Selain itu, Edwin tahu bahwa banyak organisasi film lain yang juga melakukan hal serupa. Namun, metodenya memang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
"Yang saya tahu, PARFI dan Rumah Aktor juga mengumpulkan donasi di Kitabisa. FDC mengadakan workshop online berbayar yang uangnya nanti didonasikan pekerja film," kata Edwin.
Dalam waktu dekat, Kemenparekraf ingin membuat ajang penganugerahan film online. Ya, sineas internasional memang sudah banyak menggelar yang ajang serupa.
"Beberapa festival film online akan dibuat di Indonesia. Yang terdekat, Goplay mau buat festival film online di akhir Mei, bekerja sama dengan Kemenparekraf, BPI, dan berbagai asosiasi. Nanti 20 persen keuntungan akan dialokasikan menjadi donasi untuk pekerja film," pungkasnya.