Westlife Tutup Tur Asia di Kuil Sam Poo Kong Semarang

1 September 2019 23:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Personel boy band legendaris asal Irlandia, Westlife saat konser di Kompleks Klenteng Sam Poo Kong, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (1/9). Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
zoom-in-whitePerbesar
Personel boy band legendaris asal Irlandia, Westlife saat konser di Kompleks Klenteng Sam Poo Kong, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (1/9). Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
ADVERTISEMENT
“Saya selama bikin acara musik di Semarang, enggak pernah habis tiketnya,” kata CEO Rajawali Indonesia, Anas Syahrul Alimi. Tapi Westlife menjadi pengecualian.
ADVERTISEMENT
Lebih dari 6.000 tiket konser Westlife habis dalam waktu tiga menit saat penjualan dibuka beberapa bulan lalu. Di hari konser, sejumlah ruas jalan menuju Kuil Sam Po Kong ditutup karena membludaknya penonton. Jalan-jalan kecil di rumah warga sekitar jadi tempat parkir dadakan.
Kuil Sam Poo Kong berada di daerah Simongan, sebelah Barat Daya Semarang. Lahan seluas 3,5 hektare ini dulunya merupakan bukit berbatu yang memiliki gua yang dijadikan tempat persinggahan petualang asal China, Laksamana Cheng Ho, ketika melintasi Laut Jawa sekitar 600-an tahun lalu. Nama Laksamana Cheng Ho begitu membekas bagi masyarakat sekitar, terutama bagi warga Indonesia keturunan Tionghoa. Sosok Cheng Ho bahkan pernah diangkat ke layar lebar oleh sutradara Livi Zheng pada 2014. Saat itu yang dipilih memerankan karakternya adalah politikus Yusril Ihza Mahendra.
ADVERTISEMENT
Mendatangkan Westlife ke Kuil Sam Poo Kong diharapkan sekaligus menjadi ajang promosi pariwisata Indonesia. Satu jam sebelum konser saja Kian Egan sibuk Instastory suasana kuil yang memiliki arsitektur China dan sentuhan ukiran Jawa. Pertunjukan boyband asal Irlandia itu seolah menjadi akulturasi budaya. Musik yang menyatukan.
Penonton Westlife di Kuil Sam Poo Kong Semarang. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
Sama seperti show di kompleks Candi Borobudur, Sabtu (31/8) kemarin, Westlife membuka penampilannya di Sam Poo Kong dengan lagu terbaru mereka dari album Spectrum, ‘Hello My Love’. Lagu yang dirilis 10 Januari 2019 itu ditulis oleh Ed Sheeran dan Steve Mac. Nama terakhir juga bertanggung jawab melahirkan hits ‘World of Our Own’ dan ‘Flying Without Wings’.
“Ini show ke-50 kami di Twenty Tour, dan kami menutupnya di Semarang, Indonesia. Kalian siap untuk berpesta?” ujar Shane Filan sebelum membawakan lagu ‘My Love’.
ADVERTISEMENT
Sebelum ada Twitter dan Instagram, reputasi penggemar Indonesia sudah digaungkan Westlife ke kampung halamannya di Irlandia. Nick Byrne mengaku tak pernah lupa sambutan yang ia dapat ketika pertama kali menjejakkan kaki di bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, 19 tahun lalu. Setahun kemudian mereka juga menggelar show yang dipadati belasan ribuan penonton.
“Sampai sekarang kalian masih luar biasa,” ucap Nick.
Personel boy band legendaris asal Irlandia, Westlife saat konser di Kompleks Klenteng Sam Poo Kong, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (1/9). Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Westlife membawakan susunan lagu yang sama persis ketika tampil di kompleks Candi Borobudur. Kostum yang dipakai, koreografi hingga interaksi dengan penonton. Mereka begitu energik ketika medley lagu-lagu Queen dan menciptakan suasana syahdu saat melantunkan lagu ‘I Have a Dream’ dan ‘Unbreakable’ secara akustik.
Boyband yang sudah mendapatkan lebih dari satu miliar views di YouTube itu juga menutup penampilan dengan encore yang sama lewat lagu ‘Flying Without Wings’ serta ‘World of our Own’. Westlife akan tampil lagi di Hyde Park, Inggris, pada 15 September mendatang sebagai pamungkas The Twenty Tour sebelum merilis album Spectrum pada November mendatang.
ADVERTISEMENT
Westlife memang sudah tak muda lagi. Tetapi semenjak memutuskan reuni tahun lalu, mereka bersemangat menjangkau penonton baru dan menghabiskan ratusan jam konser keliling dunia. Menggaet Ed Sheeran sebagai produser di album Spectrum juga bisa dibilang keputusan tepat, sehingga band yang sudah menjual lebih dari 5 juta tiket konser di seluruh dunia itu tak hanya dikenal sebagai band pembawa nostalgia.