Yura Yunita Gelar 'Merakit Ruang Kolaborasi' 15 dan 20 Desember
ADVERTISEMENT
Selain jadi tajuk album, 'Merakit' juga merupakan lagu ciptaan Yura Yunita . Melalui lagu itu, Yura mengajak banyak orang untuk tidak mengedepankan keterbatasan dan terus berupaya merakit mimpi-mimpi.
ADVERTISEMENT
Saat membuat single 'Merakit', Yura mengaku terinspirasi oleh Delia, seorang penyandang tunanetra asal Bandung, Jawa Barat, yang memiliki suara emas dan tidak pernah malu untuk meraih mimpinya menjadi penyanyi. Alhasil, Yura mengajak para teman tunanetra untuk ikut sumbang suara di lagu 'Merakit' sekaligus tampil di video klipnya.
Tidak henti di sana, Yura juga bekerja sama dengan Bunda Galuh, seorang tunarungu, untuk membuat video lirik bahasa isyarat dari single 'Merakit'. Karenanya, single itu pun kini bisa dinikmati secara lebih mendalam oleh semua penyandang tuli di Indonesia.
Karena banyak bekerjasama saat membuat karya, Yura pun menjadi amat dekat dengan teman tunanetra dan tunarungunya. Sebagai bentuk ungkapan rasa terima kasih, gadis berusia 28 tahun itu hendak membuat workshop bertajuk 'Merakit Ruang Kolaborasi'.
"Selama ini aku melihat teman netra banyak juga yang jago nyanyi. Beberapa juga sering ngomong, 'Kak Yura, ajarin aku pakai make up, dong'. Karena sering dengar permintaan mereka, aku pikir, kenapa aku enggak bikin workshop saja?" ungkap Yura Yunita ketika menggelar konferensi pers di M Bloc, Blok M, Jakarta Selatan, Senin (2/12).
ADVERTISEMENT
"Daripada aku ajarin satu-satu, mending adain workshop yang ramai-ramai seru gitu. Selain minta diajarin make up, ada juga yang minta diajarin masak, musik, fotografi. Ya, sudah, sekalian saja, deh, semua," sambungnya.
Acara 'Merakit Ruang Kolaborasi' sendiri diadakan pada 15 dan 20 Desember. Pada 15 Desember, ada workshop musik perkusi, memasak, dan kecantikan untuk teman tunarungu. Sedangkan pada 20 Desember, ada workshop fotografi dan videografi.
Tidak tanggung-tanggung, Yura mengajak praktisi profesional untuk menjadi guru, seperti Touch and Play (perkusi), Parti Gastronomi (memasak), dan Raditya Bramantya (fotografi dan videografi). Yura sendiri nantinya siap untuk menemani para guru selama acara berlangsung.
Bunda Galuh mengaku senang melihat aksi Yura membuat 'Merakit Ruang Kolaborasi'. Menurutnya, acara itu bisa mematahkan stigma negatif orang-orang mengenai para penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
"Orang-orang dulu mungkin berpikir, 'Buat apa sih orang tuli belajar musik, perkusi?'. Pemikiran itu muncul, karena orang-orang hanya tahu kalau musik ya, dinikmati menggunakan suara. Padahal, teman tuli juga menikmati musik dengan cara berbeda. Maka dari itu, saya rasa workshop seperti ini penting untuk dilakukan," ujar Galuh menggunakan bahasa isyarat.
Acara sendiri akan berlangsung di M Bloc. Seperti diketahui, beberapa minggu belakangan M Bloc memang sedang terus membuat acara-acara khusus demi menyambut Hari Disabilitas Internasional.
ADVERTISEMENT