Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Ide itu muncul di kepala Niken pada tahun 2016 lalu. Awalnya, fanbase atau perkumpulan fans K-Pop yang bernama Suho Union Global, yang didirikannya, sukses menggelar proyek amal untuk organisasi Save the Children. Niken dan anggota yang lain tercetus untuk membuat billboard ads saat ulang tahun Suho di tahun 2017.
ADVERTISEMENT
Billboards ads merupakan salah satu cara penggemar memberikan apresiasi kepada artis K-pop idolanya dengan memasang iklan dalam bentuk reklame atau videotron di tempat publik. Fenomena ini berkembang di kalangan komunitas penyuka K-Pop. Selain bentuk apresiasi, billboards ads juga bertujuan untuk memperkenalkan idola ke masyarakat luas.
Ide Suho Union Global tak main-main. Mereka ingin memasang iklan di Superdry Building, New York Times Square, Amerika Serikat. “Karena, saat itu belum ada fanbase internasional yang pasang iklan di Times Square untuk Suho," kata Niken soal alasannya.
‘Proyek’ itu melibatkan fans perorangan dan kelompok penggemar dari 10 negara. Mereka yang ikut serta berasal dari Indonesia, Singapura, FIlipina, Amerika Serikat, Malaysia, Thailand, Chile, Argentina, Peru, juga Bolivia.
ADVERTISEMENT
Para fans urunan untuk mengumpulkan uang 1.000 dolar AS. Kalau dirupiahkan, nilainya setara Rp 14 juta. Uang itu akan digunakan untuk menayangkan iklan di Superdry Building selama 5 menit saja.
Niken menceritakan, saat itu setiap orang ditargetkan mengumpulkan uang 100 dolar AS. Tak cuma sekali dia memasang billboard ads di luar negeri. Pada 2018, Niken dan teman-temannya mengulanginya lagi di tempat berbeda.
Kali itu targetnya memasang iklan Suho pada 30 LED Screen Poster di Jamsil Station, Korea Selatan. Anggaran yang dibutuhkan 1.550 dolar AS (Rp 22 juta), untuk masa tayang 15 hari.
"Kita set budget 1.000 dolar AS hingga 1.800 dolar AS (Rp 14,25 juta hingga Rp 25,6 juta), karena menyesuaikan kemampuan anggota tim, juga karena kita biasanya bikin proyek lain kayak charity juga, jadi kita bagi-bagi budget-nya," kata Niken.
ADVERTISEMENT
Berbagai cara dilakukan Niken dan rekan-rekannya untuk membiayai pemasangan iklan itu. Menurutnya, ada di antara anggota tim yang menyisihkan keuntungan hasil berjualan suvenir K-Pop. Ada pula fans yang menggunakan uang pribadi, bahkan membuka kesempatan donasi bagi mereka yang mau ikut terlibat proyek tersebut.
Selama ini, Niken mengaku tak kesulitan mengumpulkan uang untuk billboard ads. "Tim kita selalu pasang ads pas idola kita ultah saja. Jadi, persiapan nyiapin dana juga bisa setahun sebelumnya," ujarnya.
Suho Union Global juga berencana memasang iklan seharga 1.650 dolar AS (Rp 23,5 juta) untuk tiga hari di COEX, Seoul, Korea Selatan, tahun ini. Pengalaman memasang billboard ads juga dilakukan Gettri Gazela (25).
Dia sudah dua kali memasang iklan idola kesayangannya. Bedanya, dia memilih untuk memasang iklan di Indonesia. Tujuannya, kata Gettri, untuk menyosialisasikan bakat artis bernama Kang Daniel kepada masyarakat Indonesia. "Mending dipasang di negara sendiri daripada negara lain. Biar kita fans Indonesia bisa menikmati," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Rupanya, kultur memasang iklan untuk idola K-Pop bahkan telah menyebar hingga ke kota-kota lain di Indonesia. Di Yogyakarta, misalnya, beberapa fans, termasuk Dennis Siwi (22 tahun), memasang iklan ulang tahun untuk Park Woojin dari boyband Wanna One pada 1-2 November 2018. Iklan ini dipasangnya di videotron di daerah Kleringan, Yogyakarta.
“Sebenernya, ini kebetulan karena orang-orang di Indonesia juga sering bikin ads, tapi di Jakarta, gitu. Belum pernah ada yang di Jogja. Jadi, pengennya bikin ads aja sebenarnya,” ungkap Siwi.
Billboard ads berupa iklan videotron yang dipasang oleh Siwi memakan biaya Rp 360 ribu untuk dua hari. Selama periode pemasangan iklan, video yang dibuat oleh Siwi dan rekan-rekannya tayang setiap dua kali dalam satu jam.
ADVERTISEMENT
Siwi bercerita, untuk bisa memasang iklan billboard demi Woojin, dia dan teman-temannya rela berjualan fankit atau merchandise selama dua bulan. Barang yang dijual adalah paket yang berisi photocard, transparent fan, slogan (hand banner), keychain, keyring, dan sticker, dengan harga Rp 180 ribu. "Kita ambil untungnya dikit, kisaran Rp 10 ribu aja (per paket)," ungkapnya.
Kepada kumparanK-Pop, Siwi bercerita, ia pernah mendapat komentar miring karena ambisi mengiklankan idolanya. Namun, semua itu tidak lantas menyurutkan semangatnya. “Cuma nganggepnya mungkin ujian aja buat nunjukin sayang ke idola kita. Dan juga kita anggep itu pembelajaran lebih baik lagi buat ke depannya,” tutup Siwi.
Penggemar K-Pop di negara Asia Tenggara lain juga dijangkiti ‘wabah’ billboard ads. Salah seorang penggemar asal Filipina, Jam, pernah memasang iklan billboard ulang tahun untuk Suho EXO di negaranya. Ia menuturkan, iklan itu tayang di LED berbentuk globe di depan Mall of Asia, Pasay, Manila, yang disebut Mall of Asia Globamaze.
ADVERTISEMENT
Ia dan fanbase-nya memasang iklan tersebut pada akhir 2016. Saat itu, biaya yang mereka keluarkan adalah 280 dolar AS atau setara dengan Rp 3,99 juta, untuk satu jam penayangan. Nominal uang tersebut dikumpulkan dari hasil patungan dengan sesama anggota fanbase.
"Itu adalah harga termurah yang bisa kami dapatkan. Satu tahun setelahnya, kami mendengar bahwa harganya naik dua kali lipat," katanya.
Meski kultur billboard ads bukan hal yang asing di kalangan penggemar K-Pop, ada juga fans K-Pop yang menganggapnya sia-sia. "Ada saja di medsos yang nanya, kenapa sih pasang ads? Kayaknya enggak bakal bikin Suho-nya bahagia. Ada juga yang komentar kalau lebih baik kita donasi saja, padahal kita lakukan keduanya, ya donasi sosial, ya pasang ads juga," tutur Niken.
Selengkapnya, simak dalam topik Royal Beriklan demi Idola K-Pop .
ADVERTISEMENT