Warga Korut akan Dihukum Jika Ketahuan Selundupkan Drama Korsel

5 Januari 2018 14:34 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Korut tidak bisa menyaksikan drama Korsel. (Foto: Drama Fever)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Korut tidak bisa menyaksikan drama Korsel. (Foto: Drama Fever)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bukan rahasia lagi jika warga Korea Utara tidak bisa mendapat banyak akses termasuk soal tayangan televisi. Jika di negara lain masyarakatnya tengah dibanjiri oleh berbagai tayangan drama Korea Selatan, di Korut, mereka yang ketahuan menyelundupkan tayangan drama akan dihukum di hadapan publik.
ADVERTISEMENT
Pada rezim Pemimpin Korut, Kim Jong-un, mereka yang dengan sengaja menyelundupkan tayangan drama Korea Selatan dalam bentuk kepingan CD akan menerima hukuman. Penyelundupan drama ini dianggap sebagai tindakan atau kegiatan anti pemerintah.
Ditahun 2013, Free North Korea Radio melaporkan ada dua warga Korut yang mendapat hukuman di sebuah lapangan terbang di hadapan publik atas tuduhan melakukan 'kegiatan anti pemerintah'. Dilansir media Korea, KBS, yang melakukan wawancara dengan seorang warga Korut yang melarikan diri, kejadian serupa sudah beberapa kali terjadi. Tak jelas bentuk hukuman yang diberikan seperti apa.
Hukuman di hadapan publik ini ternyata bentuk 'peringatan keras' bagi warga Korut agar tidak coba-coba melakukan hal yang dianggap bertentangan dengan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Dilansir The Guardian, di Korea Utara hanya warga kelas atas saja yang bisa menyaksikan tayangan drama Korea Selatan, termasuk menikmati video klip musik K-Pop.
Penyelundupan drama Korea Selatan di Korut bahkan mendapat istilah 'cultural Trojan horse' atau dalam bahasa komputasi diartikan sebagai program berbahaya yang menyamar.
"Angka warga Korea Utara yang menyaksikan tayangan televisi Korea Selatan menurun setelah adanya eksekusi publik. Namun masih ada kemungkinan para petinggi pemerintahan mengawasi warganya secara diam-diam," tulis The Guardian.
Di Korea Utara sendiri drama dan film selalu bercerita soal pengorbanan untuk pemimpin mereka. Bahkan walau tokoh utamanya mati, namun mereka mati untuk sang pemimpin. Sementara pada drama Korsel, tokoh-tokohnya seringkali berkorban bahkan rela mati demi cinta. Alur cerita drama Korea Selatan juga dianggap lebih masuk akal dan realistis, segar dan disukai banyak warga Korea Utara.
ADVERTISEMENT
"Mereka (warga Korut) sangat menyukainya dan pemimpin mereka tahu. Hukuman keras diberikan jika warga negara Korut menyaksikan tayangan itu, karena tayangan drama dianggap bisa melemahkan rezim dan pemerintahan Korut," tulis www.express.co.uk.
Korea Utara dan Korea Selatan sendiri baru-baru ini mengumumkan akan bertemu dan berdialog membicarakan berbagai permasalahan kedua negara. Ini merupakan berita mengejutkan dan langka, karena selama dua tahun terakhir hubungan politik kedua negara selalu tegang.
Pertemuan dua negara ini akan berlangsung pada 9 Januari mendatang di Panmunjom, desa gencatan senjata di perbatasan kedua negara.