1,7 Juta Anak Belum Imunisasi Dasar karena Pandemi, Kemenkes Canangkan BIAN

19 Mei 2022 13:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis menyuntik vaksin inactivated poliovirus vaccine (IPV) pada seorang balita saat program imunisasi di Puskesmas Pembantu Desa Muntung, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah. Foto: Anis Efizudin/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis menyuntik vaksin inactivated poliovirus vaccine (IPV) pada seorang balita saat program imunisasi di Puskesmas Pembantu Desa Muntung, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah. Foto: Anis Efizudin/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tahun 2022 sudah dimulai. BIAN adalah program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam upaya menutup kesenjangan imunitas anak dengan melakukan harmonisasi kegiatan imunisasi tambahan dan imunisasi kejar.
ADVERTISEMENT
BIAN 2022 digelar dan berfokus untuk mengejar cakupan imunisasi rutin yang turun signifikan akibat pandemi COVID-19. Bahkan, jumlah anak yang belum mendapatkan imunisasi rutin sangat banyak, yakni mencapai 1,7 juta anak.
"Dilaporkan ada sekitar 1,7 juta anak Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2019-2021. Dengan jumlah anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang semakin banyak, dikhawatirkan akan berdampak pada peningkatan jumlah kasus PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi) dan terjadinya Kejadian Luar Biasa atau KLB PD3I seperti campak, rubella dan difteri, di beberapa wilayah," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, drg. Widyawati, MKM, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI.
Jawa Barat menjadi provinsi penyumbang tertinggi anak-anak belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Disusul Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat dan DKI Jakarta.
Petugas medis menyuntik vaksin inactivated poliovirus vaccine (IPV) pada seorang balita saat program imunisasi di Puskesmas Pembantu Desa Muntung, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah. Foto: Anis Efizudin/ANTARA FOTO
BIAN 2022 diselenggarakan dengan dua tahap, yakni tahap pertama berlangsung Mei 2022 di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Selanjutnya tahap kedua dilaksanakan Agustus 2022 di Pulau Jawa dan Bali. Harmonisasi imunisasi yang dilakukan mencakup imunisasi tambahan Campak-Rubella dan imunisasi kejar (OPV, IPV dan DPT-HB-Hib).
ADVERTISEMENT

3 Strategi Kemenkes Pada BIAN 2022

Moms, seperti kita ketahui, imunisasi rutin anak sangatlah penting untuk menghindari si kecil dari berbagai penyakit berbahaya. Tak hanya itu, manfaatnya juga jauh lebih besar apabila terkena penyakit saat sudah dewasa.
"Karena kalau sampai sakit, itu biayanya bisa sampai jutaan, kalau sampai masuk ICU bisa mencapai puluhan juta. Jadi jauh lebih murah kalau kita melakukan vaksinasi atau imunisasi saat kita sakit,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Oleh karena itu, Kemenkes menyusun tiga strategi untuk menggalakkan imunisasi rutin pada anak guna memberikan perlindungan dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), yaitu:
1. Tambah 3 Jenis Imunisasi Rutin
Petugas menyuntikan Vaksin Campak dan Rubella (MR) kepada bayi saat dilakukan imunisasi. Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Tahun ini, Kemenkes menambah 3 jenis imunisasi rutin pada anak, dari yang sebelumnya berjumlah 11 menjadi 14 vaksin. Tiga jenis vaksin yang ditambah adalah vaksin Rotavirus untuk anti diare dan vaksin PCV untuk anti pneumonia yang ditargetkan untuk anak. Serta vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks yang diberikan untuk ibu.
ADVERTISEMENT
2. Digitalisasi Data Imunisasi
Akan hadir satu aplikasi pencatatan imunisasi secara digital yaitu Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK). Sehingga, ke depannya tidak ada lagi pencatatan manual di buku, lalu semua data imunisasi anak akan langsung dimasukkan di ASIK yang terintegrasi dengan PeduliLindungi.
3. Undangan Imunisasi di Aplikasi
Dalam upaya mempermudah dan memperluas cakupan vaksin, nantinya imunisasi anak akan diberikan melalui undangan di aplikasi. Sehingga pemerintah daerah maupun tenaga kesehatan sudah mengetahui anak yang belum divaksinasi.
“Dengan adanya tiga inisiatif ini, mudah-mudahan tujuan kami tetap meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita. Peranan ibu-ibu sangat penting untuk menyukseskan imunisasi ini,” tutup Menkes Budi Gunadi.