news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

10 Tradisi Unik untuk Rayakan Lebaran di Indonesia

24 Mei 2020 10:58 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi lebaran bersama keluarga di rumah aja. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lebaran bersama keluarga di rumah aja. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Selamat hari Lebaran, Moms. Meski hari raya Idul Fitri tahun ini dirayakan berbeda karena harus di rumah aja, Anda dan keluarga harus tetap bersyukur karena masih diberikan nikmat hingga bisa dipertemukan lagi dengan Lebaran.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, tradisi-tradisi menyambut Hari Kemenangan di beberapa daerah di Indonesia pun tak dapat dilaksanakan tahun ini demi memutus rantai penyebaran COVID-19. Padahal banyak tradisi-tradisi unik di daerah untuk menyambut Lebaran, Moms.
Nah, mengutip laman Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) berikut ini adalah 10 tradisi unik yang ada di Indonesia untuk merayakan Lebaran. Yuk, ceritakan pada anak agar ia tahu bahwa banyak Indonesia kaya akan budaya dan tradisi.
Ilustrasi Lebaran Foto: Shutter Stock

1. Tradisi Meugang di Aceh

Meugang adalah tradisi menyambut Lebaran di Aceh. Biasanya kegiatan ini dilakukan setiap tahun menjelang Idul Fitri dan dilakukan oleh semua warga di sebuah kampung. Pada tradisi Meugang, orang-orang akan berkumpul di masjid untuk memasak daging dan menyantapnya bersama-sama. Selain itu, daging yang ada juga biasanya dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan sebagai bentuk amal dan perhatian.
ADVERTISEMENT

2. Tradisi Bedulang di Bangka

Penduduk Bangka yang berada di Kepulauan Bangka Belitung mempunyai tradisi unik untuk merayakan momen kebersamaan saat Lebaran tiba yakni Bedulang. Tradisi tersebut dilakukan setelah bersilaturahmi dan bermaaf-maafan, lalu makan begara, yang artinya makan bersama.
Namun karena penyajiannya menggunakan tudung saji, akhirnya disebut juga dengan nama bedulang. Uniknya, saat menyantap makanan, Anda tidak boleh menggunakan sendok, karena arus pakai tangan, Moms. Jadi pastikan tangan harus bersih, ya. Aturannya harus orang yang paling tua dulu yang mengambil makanan, baru dilanjutkan yang lebih muda.

3. Malaman di Lampung

Malaman dilakukan pada malam takbiran, yakni sehari menjelang Idul Fitri. Anak-anak dan remaja laki-laki akan menyusun batok-batok kelapa di halaman rumah mereka hingga menjulang tinggi sekitar 1 meter bahkan lebih. Menjelang Lebaran, akan ada banyak batok kepala yang tidak terpakai sisa masak rendang. Usai disusun batok tersebut dibakar hingga api tampang menjulang dan anak-anak menjadi gembira.
ADVERTISEMENT

4. Sungkem Tlomplak di Magelang

Biasanya tradisi ini diikuti oleh masyarakat di lereng barat Gunung Merbabu sebagai bentuk rasa syukur atas ketersediaan air di mata air Tlompak di Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Usai berdoa, dan memasang sesaji yang dipimpin oleh juru kunci, mereka pun mulai menggelar kesenian tradisional Campur Bawur di mata air tersebut, Moms. Wah, unik ya!

5. Grebeg Syawal di Yogyakarta

Masyarakat Yogyakarta punya tradisi yang dilakukan setelah Idul Fitri yakni perayaan Grebeg Syawal. Tradisi ini sebenarnya adalah tradisi keraton untuk menyambut 1 Syawal. Biasanya perayaan ini akan diawali dengan para warga mengarak berbagai macam hasil bumi yang disusun rapi berbentuk kerucut berukuran besar dari Pagelaran Keraton menuju Halaman Masjid Agung Kauman. Setelah didoakan, hasil bumi ini akan menjadi rebutan para warga yang hadir.
ADVERTISEMENT

6. Festival Meriam Karbit di Pontianak

Festival Meriam Karbit adalah tradisi yang sudah dilakukan oleh warga Pontianak selama 200 tahun. Festival ini menggunakan meriam yang terbuat dari bambu besar dan diletakkan di pinggir Sungai Kapuas. Menjelang malam takbiran, para warga akan berkumpul di sekitar pinggir sungai untuk menyalakan meriam-meriam besar, sebagai tanda datangnya Hari Raya Idul Fitri.

7. Festival Tumbilotohe di Gorontalo

Festival Tumbilotohe yang berasal dari Gorontalo ini merupakan tradisi para warga yang akan menyalakan lampu berbahan minyak tanah. Nantinya lampu-lampu minyak ini akan menerangi sepanjang jalan di Kota Gorontalo. Tujuannya adalah untuk menerangi jalan agar warga desa bisa dengan mudah melaluinya saat membagi-bagikan zakat. Biasanya, tradisi ini juga dimeriahkan dengan tabuhan bedug dan meriam dari bambu.
ADVERTISEMENT

8. Ngejot di Bali

Tradisi Ngejot di Bali. Foto: Nu.or.id
Meskipun mayoritas masyarakat Bali beragama Hindu, namun bukan berarti umat Muslim di sana tidak memiliki tradisi. Ya Moms, ada tradisi Ngejot, yang dilakukan umat muslim Bali setiap tahun dengan tujuan menciptakan hubungan harmonis antar umat beragama di Bali.
Dalam kegiatan ini umat Muslim akan membagi-bagikan makanan bagi semua warga tanpa membedakan agama yang dianutnya. Tradisi Ngejot juga sering dilakukan oleh umat Hindu di Bali saat mereka merayakan Hari Besar agama Hindu.

9. Perang Topat di Lombok

Perang topat ini bukan perang sungguhan ya, Moms. Tapi perang yang bertujuan untuk mempererat hubungan antar umat beragama. Ya, Perang Topat yang berarti perang ketupat ini dilakukan oleh suku asli Lombok yakni Suku Sasak dan biasanya dilakukan saat hari ke-6 Lebaran. Tradisi tersebut dimulai dengan mengarak hasil bumi, kemudian dilanjutkan dengan saling lempar ketupat yang dipercaya bisa mengabulkan doa.
ADVERTISEMENT

10. Pukul Sapu di Maluku Tengah

Tradisi yang dilakukan oleh warga Leihitu, Maluku Tengah ini bisa dibilang cukup ekstrem, Moms. Sebab tradisi yang digelar pada hari ke-7 Lebaran ini biasanya dilakukan oleh perwakilan pria dari masing-masing desa. Perwakilan ini akan berkumpul di halaman masjid besar dan mereka akan saling memukul punggung satu sama lain menggunakan lidi dari pohon Enau. Tradisi ini berlangsung selama 30 menit.
Nah Moms, cukup menarik dan beragam ya tradisi Lebaran di Indonesia! Apakah daerah asal Anda juga punya tradisi unik untuk merayakan Lebaran? Bila ya, yuk, ceritakan di kolom komentar.