20 Kekhawatiran Calon Ibu Zaman Now (bagian.1)

12 Januari 2018 15:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu hamil (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu hamil (Foto: Unsplash)
ADVERTISEMENT
Segudang ketidaktahuan dan kekhwatiran calon ibu biasanya berujung pada pertanyaan-pertanyaannya baik pada orang tua, dokter anak, saudara atau teman yang sudah duluan jadi ibu maupun pada netizen lewat media sosialnya. Namun ternyata ada juga beberapa kekhawatiran yang tidak umum diakui atau disampaikan dengan terbuka —karena takut dibilang aneh, lucu atau mengada-ada.
ADVERTISEMENT
Karena tidak disampaikan, tentu saja kekhwatiran ini jadi susah hilang atau malah bisa berkembang. Padahal, kekhwatiran ini betul-betul bisa bikin takut, galau atau panik. Rasa takut, galau dan panik ini tentunya justru membawa dampak buruk untuk kesehatan calon ibu maupun janinnya. Bisa saja karenanya, calon Ibu jadi tegang, susah tidur atau bahkan depresi. Sementara para ahli kerap mengingatkan calon Ibu untuk menjaga emosinya karena berpengaruh langsung pada tumbuh kembang janin di dalam kandungan. Itu sebabnya, saat sedang hamil, seorang perempuan justru sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya guna memikul tekanan fisik dan psikis yang berat.
Jadi sebenarnya apa saja sih, kekhwatiran para calon Ibu yang tidak umum diakui atau disampaikan dengan terbuka bahkan pada orang-orang terdekatnya ini? kumparanMom (kumparan.com) merangkum pengakuan dari beberapa calon ibu.
ADVERTISEMENT
Dan khusus untuk Anda adalah salah satu dari calon ibu yang juga memiliki kekhawatiran ini, kami punya ‘penenang’-nya berdasarkan fakta plus pengalaman sebagai ibu juga di sini:
Bayi menangis untuk meregangkan otot. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi menangis untuk meregangkan otot. (Foto: Thinkstock)
1. “Memelihara tanaman di pot saja saya nggak bisa —apalagi bayi?” Sepertinya Anda belum sadar perbedaan antara tanaman dengan bayi: tanaman nggak menangis bila merasa haus atau lapar seperti bayi. Berita bagus lainnya, bayi juga cukup kuat. Meski tentunya harus dirawat dengan lembut dan hati-hati, tapi bayi tidak akan pecah berkeping-keping seperti vas bunga.
ADVERTISEMENT
2. “Saya nggak akan punya kebebasan lagi.” Bisa jadi. Memang banyak ibu baru yang merasa hidupnya tidak sebebas dulu lagi setelah punya bayi. Nggak bisa hang out sampai pagi karena ada bayi yang menunggu di rumah. Nggak bisa duduk berjam-jam baca novel tanpa diganggu. Tapi coba pikir dari sisi ini: setelah punya bayi Anda tak akan lagi merasa kesepian atau hidup sendiri.
Ibu dan bayi pertamanya (Foto: Dok. Cat McAteer)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu dan bayi pertamanya (Foto: Dok. Cat McAteer)
3. “Kalau nanti nggak bisa dekat sama bayi sendiri, gimana?” Terutama untuk bulan-bulan pertama setelah melahirkan, Anda dan bayi bisa dikatakan akan bersama-sama selama 24 jam sehari - 7 hari seminggu. Dengan waktu pdkt sebanyak itu, tanpa sadar bonding Anda dan bayi akan tumbuh dengan sendirinya, kok.
Tempat tidur bayi. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Tempat tidur bayi. (Foto: Pixabay)
4. “Katanya kalau punya bayi nggak bakal bisa tidur.” Umumnya bayi usia 0 sampai 4 bulan tidur selama 15 - 16 jam dalam sehari. Kalau Anda memanfaatkan waktu bayi tidur untuk ikut tidur juga, dijamin waktu tidur Anda justru lebih banyak setelah punya bayi.
ADVERTISEMENT
5. “Takut banget ngebayangin, kesakitan dan bakal mati saat bersalin” Memang, banyak yang bilang saat bersalin wanita mempertaruhkan nyawanya. Tapi coba ingat-ingat, siapa teman sekolah atau rekan kerja yang selama ini Anda tahu betul fisiknya tidak sekuat Anda tapi sudah punya anak? Kalau dia bisa dan baik-baik saja, pasti Anda juga. Bila tidak ada, Anda bisa mengingat bahwa angka persalinan dengan ibu selamat selalu jauh lebih tinggi dari angka persalinan dengan kematian ibu. Anda juga dapat mencari tahu beberapa teknik yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri saat bersalin.
ADVERTISEMENT
6. “Penampilanku bakal jadi kayak ibu-ibu!”
ADVERTISEMENT
Segera buka Instagram atau Youtube. Ada banyak sekali ibu-ibu yang penampilannya sangat keren. Malah, tak sedikit wanita yang penampilannya justru jadi lebih keren (atau seksi) setelah jadi Ibu. Jadi ini soal keputusan Anda sendiri mau tampil seperti apa.
Baju bayi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Baju bayi (Foto: Pixabay)
7. “Bujet belanja baju saya jadi terbagi sama bujet buat bayi”
ADVERTISEMENT
Iya, sih. Ini betul. Tapi percayalah, baju-baju bayi dan banyak pernak-pernik lainnya itu sangat lucu dan menggemaskan. Alih-alih merasa bete bujet Anda terbagi, bisa jadi Anda justru punya hobi baru: menikmati acara belanja baju bayi.
Ilustrasi tas bayi. (Foto: Think stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tas bayi. (Foto: Think stock)
8. “Punya bayi jadi nggak bisa jalan-jalan lagi.”
ADVERTISEMENT
Siapa bilang? Traveling dengan bayi atau anak sekarang bisa disebut kekinian, lho. Saat ini, ada banyak sekali travel blogger yang menulis tentang perjalanan maupun destinasi seru khusus untuk keluarga. Kalaupun merasa belum siap, Anda nanti tetap akan sering merasakan sensasi packing atau menyiapkan banyak barang dengan tas besar setiap kali keluar dari rumah dengan si bayi -sedekat apapun tujuan Anda. Hihihi...
Uang Tunai (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Uang Tunai (Foto: Thinkstock)
9. “Gaji kami kayaknya nggak cukup deh, buat merawat bayi.”
ADVERTISEMENT
Join the club! Selain Anda, ada banyak sekali orang tua yang juga merasa gajinya tidak cukup —meski bayinya sudah berubah jadi anak SD atau bahkan mau mulai kuliah. Mungkin itu kenapa ada yang disebut asuransi kesehatan dan pendidikan.
10. “Teman yang masih single, bakal menganggap saya nggak asik.”
Teman sejati akan tetap menganggap Anda asik —dengan atau tanpa anak. Ingat-ingat saja agar tidak terus-terusan membahas soal popok atau ASI dan jangan lupa untuk juga menanyakan kabar dan kehidupan mereka. Kalaupun ternyata tetap ada teman yang berubah atau menjauh setelah Anda punya anak, ketahuilah bahwa di mana si kecil Anda akan selalu jadi orang yang paling asik dan keren —setidaknya sampai mereka masuk masa remaja.
ADVERTISEMENT