news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

25 Mitos tentang Virus Corona yang Harus Keluarga Kita Ketahui (2)

2 Mei 2020 10:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Mencari informasi yang tepat terkait virus corona menjadi salah satu cara kita, melindungi keluarga dari paparan virus tersebut. Namun sayangnya, semakin banyak informasi, entah itu dari media sosial atau dari kerabat terdekat, malah bisa membuat kita bingung mana yang mitos dan yang fakta.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, mau tidak mau, kita mesti selektif dalam menyaring informasi. Jangan langsung percaya tanpa mencari sumber yang terpercaya dan akurat terlebih dulu! Sebab bisa saja hal yang disampaikan itu bukan fakta yang sebenarnya.
Setelah 15 mitos dan fakta tentang virus corona di artikel pertama, pada artikel kedua ini, kami rangkum 10 mitos dan faktanya tentang COVID-19, dikutip Medical News Today:

16. Mitos: Obat rumahan bisa menyembuhkan dan melindungi keluarga dari corona.

Fakta: Tidak ada obat rumahan yang bisa melindungi Anda dan keluarga dari virus ini. Hal ini juga berlaku untuk vitamin C, minyak esensial, minyak wijen, bawang putih, daun sage yang dibakar, dan minum air tiap 15 menit sekali. Hal yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah mencegahnya dengan cara mencuci tangan yang baik, menjauhi kerumunan orang, dan memakai masker saat terpaksa keluar rumah, Moms.
ADVERTISEMENT

17. Mitos: Anda bisa tertular virus corona dari urine dan feses.

Fakta: Ini sesuatu yang salah. Menurut Profesor John Edmunds, dari London School of Hygiene & Tropical Medicine di Inggris, setiap kali Anda menelan, Anda akan menelan lendir dari saluran pernapasan bagian atas Anda. Hal ini adalah mekanisme pertahanan yang penting, sebab itu akan menyapu virus dan bakteri ke usus kita di mana mereka terdenaturasi dalam asam lambung.
"Dengan mekanisme pendeteksian yang modern dan sangat sensitif, kami dapat mendeteksi virus ini dalam feses. Biasanya, virus yang dapat kita deteksi dengan cara ini tidak menular kepada orang lain, karena telah dihancurkan oleh tubuh," ujarnya. Tapi perlu dicatat, bahwa dalam beberapa penelitian menyimpulkan bahwa virus yang mirip dengan COVID-19 ini bisa bertahan dalam feses.
Ilustrasi virus corona. Foto: NEXU Science Communication/via REUTERS

18. Mitos: Virus akan mati dengan suhu tinggi.

Fakta: Beberapa virus seperti flu, bisa menyebar dengan mudah di bulan-bulan yang bersuhu dingin. Misalnya ketika musim hujan. Namun tidak berarti bahwa mereka berhenti sepenuhnya ketika suhu menghangat, Moms. Para ilmuwan pun belum tahu dengan pasti bagaimana perubahan suhu akan mempengaruhi perilaku SARS-CoV-2 ini.
ADVERTISEMENT

19. Mitos: COVID-19 adalah virus paling mematikan.

Fakta: Meskipun virus ini tampaknya lebih serius dari influenza, tapi virus corona bukanlah virus paling mematikan yang ada dalam sejarah manusia, Moms. Virus Ebola misalnya, memiliki tingkat kematian lebih tinggi dari corona.

20. Mitos: Vaksin flu dan pneumonia bisa melindungi diri dari virus corona.

Fakta: Karena SARS-CoV-2 berbeda dengan virus lain, belum ada vaksin yang melindungi terhadap infeksi ini, Moms.
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock

21. Mitos: Virus tersebut berasal dari laboratorium di China.

Fakta: Sekarang ini banyak konspirasi yang mengatakan bahwa virus tersebut adalah virus yang dibuat oleh China dari laboratorium mereka. Padahal menurut penelitian terbaru yang diterbitkan Nature Medicine, menunjukkan bahwa virus adalah produk alami dari evolusi. Beberapa peneliti percaya bahwa COVID-19 ini mungkin berasal dari trenggiling lalu ke manusia. Ada juga yang berpikir bahwa virus ini ditularkan dari kelelawar.
ADVERTISEMENT

22. Mitos: Wabah dimulai karena orang makan sup kelelawar.

Fakta: Meskipun para ilmuwan yakin bahwa virus itu berawal pada hewan, namun belum ada bukti yang menunjukkan bahwa itu berasal dari sup apa pun.

23. Mitos: 5G membantu penyebaran virus corona.

Fakta: Beberapa wilayah di dunia mungkin sudah terhubung dengan teknologi terbaru yakni 5G. Namun tidak benar bahwa teknologi ini bertanggung jawab atas penyebaran cepat COVID-19 di seluruh dunia, Moms.
Ilustrasi alkohol. Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan

24. Mitos: Minum alkohol bisa mengurangi risiko terinfeksi virus corona.

Fakta: Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pernyataan bahwa meskipun alkohol bisa mendisinfeksi kulit, tapi itu tidak bekerja sama sekali di dalam tubuh. Mengkonsumsi alkohol saja sudah dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Tetapi kalau mengkonsumsi etanol terutama jika sudah dicampur dengan metanol, malah bisa berakibat pada kematian, Moms. Karena alkohol dikaitkan dengan sejumlah penyakit, itu mungkin inilah yang membuat orang lebih rentan terhadap COVID-19.
ADVERTISEMENT

25. Mitos: Mengkonsumsi pemutih atau disinfektan bisa membunuh virus.

ADVERTISEMENT
Fakta: dr. Wayne Carter, Associate Professor di Fakultas Kedokteran Universitas Nottingham di Inggris, menulis bahwa disinfektan dan pemutih adalah produk pengoksidasi yang kuat dan berguna untuk membunuh bakteri serta virus yang ada di permukaan. Tetapi produk ini tidak seharusnya dicerna atau disuntikan ya, Moms! Sebab bahan-bahan kimia ini bisa menyebabkan luka bakar pada jaringan yang parah dan kerusakan pembuluh darah.
Ilustrasi Disinfektan. Foto: Shutter Stock
Nah Moms, itulah mitos dan faktanya seputar virus corona. Para ahli lebih menyarankan untuk mencegah pandemi ini tertular kepada keluarga kita. Ya, lebih baik menerapkan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memakai masker, menghindari menyentuh mata, hidung serta mulut, menerapkan etika batuk dan bersin, juga menjaga jarak.
ADVERTISEMENT
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.