3 Reaksi Alergi yang Mungkin Terjadi Akibat Berhubungan Seks

20 November 2020 18:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi berhubungan seks.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berhubungan seks. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seks semestinya menjadi aktivitas yang menyenangkan dilakukan oleh setiap pasangan. Apalagi aktivitas ini sangat baik untuk kesehatan mental, fisik, dan juga rumah tangga Anda, Moms. Namun bagi sebagian orang, seks justru bisa menjadi suatu hal yang berbahaya, bahkan bisa mengancam jiwa seseorang. Wah, kok bisa?
ADVERTISEMENT
Ya, beberapa wanita atau pria ternyata bisa mengalami alergi yang disebabkan oleh aktivitas seks yang dilakukan. Meskipun relatif jarang terjadi, reaksi alergi yang diakibatkan selama atau setelah berhubungan seksual bisa menjadi kegawatan medis.
Dilansi Very Well Family, reaksi alergi akibat aktivitas seksual bisa sulit dikenali, sebab gejalanya sama dengan alergi lainnya. Misalnya saja, napas berat, detak jantung meningkat, mudah berkeringat, dan ruam-ruam pada kulit. Ya, itu adalah beberapa gejala alergi seks ringan.
Sementara yang berat, Anda bisa mengalami kulit melepuh, gejala asma sampai susah bernapas, dan anafilaksis yang bisa mengancam nyawa Anda, Moms! Adapun gejala alergi seks yang umum dialami pengidapnya bisa disebabkan hal berikut ini.
Ilustrasi alergi Foto: Shutterstock

3 Reaksi Alergi yang Disebabkan oleh Seks

1. Alergi Sperma

Alergi sperma atau human seminal plasma hypersensitivity adalah reaksi sistem imun terhadap protein yang ditemukan dalam sperma pria. Protein ini juga terdapat pada cairan sperma, atau dikenal dengan alergi semen yang dialami oleh wanita. Pakar andrologi dan seksologi, Prof. DR. dr. Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS mengatakan alergi sperma ada kaitannya dengan kandungan protein di dalam sperma.
ADVERTISEMENT
"Alergi terhadap sperma terjadi karena alergi terhadap protein yang terkandung di dalam sperma. Penyebabnya karena sensitivitas berlebihan terhadap kandungan protein itu," kata dr. Wimpie saat dihubungi kumparanMOM beberapa waktu lalu.
Meski begitu, protein tersebut berbeda dengan protein pada makanan pencetus alergi. Gejalanya pun meliputi gatal, sakit, bengkak, kemerahan di vagina dan sekitar kulit yang terkena sperma.
Selain itu, orang yang mengalami alergi semen ini biasanya mengalami ciri-ciri yang mirip dengan alergi kulit dan anafilaksis adalah reaksi alergi parah yang muncul secara mendadak dan harus ditangani secara medis. Jika dibiarkan, reaksi ini dapat menyebabkan koma hingga kematian, Moms!

2. Alergi Lateks

Alergi lateks biasanya disebabkan oleh paparan kondom lateks yang digunakan oleh Anda dan suami. Ini adalah penyebab umum reaksi alergi muncul saat berhubungan seksual. Gejala alergi lateks dapat berupa gatal-gatal, rasa terbakar, dan ruam, atau dapat melibatkan gejala yang lebih parah, termasuk urtikaria atau kulit melepuh, gejala asma, dan anafilaksis.
ADVERTISEMENT
Gejala ini biasanya akan muncul dalam hitungan detik hingga menit setelah terpapar lateks. Tapi ada juga yang baru mengalaminya setelah berjam-jam setelah kondom digunakan. Untuk menanggulanginya, hindari kondom lateks dan gunakan kondom non-lateks.
Ilustrasi Kondom Foto: shutterstock

3. Flu Setelah Orgasme

Postorgasmic illness syndrome (POIS) adalah alergi seks yang cukup langka dan biasanya dialami oleh pria. Orang yang mengidap kondisi ini akan mengalami bersin-bersin, hidung tersumbat dan gejala flu lainnya setelah mengalami orgasme, Moms. Dikutip dari National Institutes of Health Amerika Serikat, POIS umumnya terjadi setelah beberapa menit hingga beberapa jam usai ejakulasi, namun akan hilang setelah 3-7 hari.
Gejalanya dimulai seperti demam, sakit kepala, nyeri otot lengan dan kaki, sulit berkonsentrasi, hingga mengalami iritasi pada kulit. Hingga saat ini, penyebab pasti POIS belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan kondisi ini dipicu oleh kelainan autoimun atau alergi, yang menyebabkan reaksi inflamasi terhadap zat dalam air mani pria itu sendiri. Meski jarang terjadi, penyakit ini juga bisa dialami oleh wanita juga dengan gejala yang sama.
ADVERTISEMENT