3 Tanda Keuangan Keluarga Bermasalah

30 November 2020 17:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
3 Tanda Masalah Keuangan Keluarga Bermasalah Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
3 Tanda Masalah Keuangan Keluarga Bermasalah Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Siapa yang selama ini mengatur keuangan keluarga Anda? Bila Anda yang jadi 'manajer'-nya, sebaiknya, cek selalu untuk memastikan kondisi keuangan keluarga dalam keadaan sehat. Apalagi di tengah pandemi seperti sekarang ini.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, memeriksa secara berkala kondisi keuangan keluarga menjadi sesuatu hal yang harus dilakukan. Sebab jika ada masalah, artinya ada yang salah dengan pengaturan keuangan rumah tangga selama ini.
Tapi jangan buru-buru mengambil kesimpulan, ya. Cobalah kenali terlebih dulu gejala atau tanda keuangan keluarga yang bermasalah. Echa Megawaty, seorang financial advisor mengatakan, setidaknya ada 3 tanda yang dapat diamati. Apa saja?

Tanda Masalah Keuangan #1: Tidak Tahu Uang Habis Ke Mana

Ilustrasi Utang Konsumtif Foto: Shutterstock
Echa mengatakan, banyak ibu yang merasa selama ini kondisi keuangan baik-baik saja, dan uangnya cukup untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Tapi apakah Anda tahu ke mana saja uang tersebut dialokasikan? Jika tidak, kemungkinan ada masalah nih, Moms.
ADVERTISEMENT
"Hal itu bisa terjadi karena kita tidak memiliki rencana keuangan. Jadi pemikirannya, selama masih hidup dengan budget yang ada, dengan income yang ada sudah cukup. Padahal kita tidak tahu harus ke mana biaya itu dialokasikan. Bila Anda berada di level ini, artinya sudah jadi penanda keuangan keluarga bermasalah," kata Echa dalam temu online "Sehat Badan, Sehat Finansial di Era New Normal" bersama komunitas BukuTulis Club, Juli lalu.

Tanda Masalah Keuangan #2: Utang Lebih Besar dari Pendapatan

Ilustrasi manajemen keuangan keluarga. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Jika Anda sudah memasuki gejala menengah, sebaiknya Anda berhati-hati ya, Moms. Ciri-cirinya adalah keluarga Anda memiliki utang lebih dari pendapatan. Echa mengatakan, utang itu boleh, tapi dengan catatan tidak lebih dari 30 persen dari total pendapatan.
ADVERTISEMENT
"Mungkin saat pandemi sekarang ini, sudah mulai terlihat ketika pendapatan keluarga naik turun. Bila kita sudah tidak sanggup membayar utang, atau memiliki utang konsumtif untuk kebutuhan sekunder dan tersier, ini perlu diwaspadai," ujarnya.

Tanda Masalah Keuangan #3: Gali Lubang Tutup Lubang

Ilustrasi manajemen keuangan keluarga. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Yang terakhir adalah gejala atau tanda kategori berat. Jika Anda sudah memasuki fase ini, artinya Anda harus memutar otak untuk menyelesaikan permasalahan keuangan yang ada. Tandanya? Anda harus gali lubang tutup lubang alias selalu membayar utang dengan berutang lagi di tempat lain.
Selain itu, adanya ketidakjujuran soal keuangan pada pasangan juga menjadi gejalanya.
"Nah kadang ketidakjujuran terhadap pasangan mengenai pengeluaran keuangan keluarga, menjadi masalah. Terlebih kalau sudah berkeluarga, apa pun tujuan keuangannya harusnya bersama-sama. Sehingga harus ada kejujuran dalam perihal keuangan, kalau sudah merasa tidak berani cerita pada pasangan, itu sudah artinya kondisi keuangan Anda sudah gawat," kata Echa.
ADVERTISEMENT
Ia pun berpesan agar ibu sebagai pengatur keuangan sudah mulai harus mengubah dan membangun kebiasaan-kebiasaan baik untuk menanggulangi permasalahan tersebut sesegera mungkin. Nah, gejala mana yang Anda rasakan dalam keuangan keluarga saat ini, Moms?