Ilustrasi vaksin corona-vaksin COVID-19

4 Fakta Seputar Vaksin Corona untuk Anak dan Lansia

22 Oktober 2020 16:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Sputnik V, vaksin virus corona dari Rusia. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sputnik V, vaksin virus corona dari Rusia. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang belum juga berakhir, penemuan vaksin corona yang aman digunakan masyarakat tampaknya jadi salah satu hal yang dinanti-nanti. Ya Moms, dengan adanya vaksin, penularan virus corona diharapkan bisa segera ditekan.
ADVERTISEMENT
Pemerintah pun hingga saat ini masih terus berupaya untuk menyediakan vaksin corona yang aman. Termasuk dengan melakukan kerja sama pengembangan vaksin Sinovac, asal China. Ya, melihat kesiapannya, vaksin Sinovac kini memang telah memasuki tahap uji klinis III di Indonesia.
Meski begitu, Kemenkes dan Kemenristek menyebut vaksin corona Sinovac yang akan digunakan di Indonesia hanya untuk usia 18-59 tahun. Sebab, uji klinis III di Bandung dilakukan untuk relawan dengan batas usia tersebut.
Lantas, bagaimana vaksin corona untuk anak dan lansia? Bagaimana pula dengan murid-murid yang sekolah di pesantren atau di asrama yang melakukan aktivitas bersama-sama di sebuah tempat?
Nah Moms, untuk menjawab hal itu, berikut beberapa fakta terkini seputar virus corona untuk anak dan lansia.
ADVERTISEMENT

1.Vaksin Corona Sinovac Masih Dalam Tahap Uji Klinis III di Indonesia

Ilustrasi vaksin corona. Foto: Shutterstock
Hingga saat ini, pemerintah masih menunggu hasil uji klinis vaksin corona asal China, Sinovac. Uji klinis ini untuk mengetahui khasiat hingga kemanan vaksin saat diberikan ke masyarakat.
Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro memastikan hingga saat ini belum ada hasil apakah vaksin tersebut aman bagi kelompok usia tertentu, seperti anak-anak, lansia, dan penderita komorbid. Hal ini menurut Bambang, masih menunggu hasil akhir uji klinis yang diperkirakan selesai pada akhir 2020.
"Ya memang di tahap awal vaksin itu akan difokuskan pada usia 18-59 tahun itu standar di seluruh dunia dan untuk vaksin anak-anak maupun vaksin lanjut usia ditambah yang punya penyakit komorbid itu memang nanti akan tergantung kepada hasil uji klinis," ujar Bambang saat konferensi pers terkait pengembangan vaksin, terapi, dan inovasi COVID-19, Selasa (20/10).
ADVERTISEMENT

2.Dosis Vaksin akan Ditentukan Sesuai Usia

Ilustrasi vaksin corona. Foto: Shutterstock
Dari hasil uji klinis vaksin itu, kata Bambang, dapat diketahui pula pemberian dosis dan penanganan vaksinasi bagi kelompok usia tertentu, sehingga tidak ada efek samping yang signifikan.
"Intinya vaksinnya sama tetapi mungkin harus diperhatikan apakah dosisnya, apakah ada treatment khusus untuk kategori tadi kategori anak-anak, lansia, maupun kategori yang punya penyakit bawaan," ucap Bambang.
Menurut Bambang, dari uji klinis ini nantinya tenaga medis/kesehatan (nakes) memetakan kelebihan dan kekurangan vaksinasi ke kelompok usia tertentu. Termasuk efek samping yang muncul setelah vaksin diberikan.
"Tapi setelah melalui uji klinis setelah diketahui bagaimana kelebihan kekurangannya baru kemudian disesuaikan untuk kelompok yang saya katakan tadi anak, lansia, dan penyakit bawaan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT

3.Vaksin Sinovac untuk Anak Usia 3 Tahun

Ilustrasi vaksin corona. Foto: Shutterstock
Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad, Prof. Kusnandi Rusmil, Sinovac akan memproduksi vaksin untuk orang berusia di atas 3 tahun.
"Sinovac ada yang untuk umur lebih dari 3 tahun. Uji kliniknya sedang berjalan, selesainya November, " kata Prof. Kusnandi kepada kumparan, Rabu (21/10).
Profeseo sekaligus koordinator uji klinis III vaksin Sinovac di Indonesia itu juga menyarankan pemerintah segera mengusahakan pengembangan vaksin tersebut di Indonesia. Sebab, komitmen vaksin Sinovac yang akan diproduksi Bio Farma nanti baru untuk usia 18-59 tahun.
"Vaksin yang itu bisa dibeli oleh pemerintah kita, tapi bukan yang dibuat Bio Farma," tutur dia.

4.Menkes Janji akan Uji Coba Vaksin Corona Sesuai Usia Secara Bertahap

Ilustrasi vaksin corona. Foto: Shutterstock
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, juga mengaku pemerintah belum dapat memutuskan apakah vaksin corona bisa digunakan untuk anak-anak dan lansia. Hanya saja, untuk spesifikasi awal, vaksin corona memang diberikan untuk kelompok usia 18 hingga 59 tahun. Selain itu, vaksin corona juga ditujukan terlebih dahulu untuk warga yang minim penyakit bawaan (komorbid).
ADVERTISEMENT
"Maka kita dalam memberikan vaksin kita mengikuti hasil uji klinis tiganya, seperti apa uji klinis tiganya digunakan pada usia berapa, apakah pada anak-anak, pada lansia atau pada komorbid, kita tinggal mengikutinya," ujar Terawan di Jakarta, Selasa (20/10).
"Saat ini vaksin yang sudah mulai ada adalah vaksin yang sama seperti yang dilakukan uji klinis di Indonesia, juga masih range usia 18-59 tahun, dan itu diupayakan dengan minimal komorbid," tambahnya.
Terkait hal itu, Terawan memastikan proses pengujian vaksin bagi seluruh kelompok usia tidak akan berhenti. Dengan semakin berkembangnya penelitian vaksin, Terawan menilai, bukan tidak mungkin vaksin untuk usia di luar 18-59 tahun dapat tersedia.
"Kita jangan lupa bahwa memberikan sesuatu tujuannya untuk kemaslahatan umat, jadi otomatis kita mengikuti, kalau sekarang itu ada 18 tahun, dengan atau tanpa comorbid, nah kita ikuti. Nanti dengan perkembangan vaksin kan nanti terus berkembang, ini nanti akan ketemu juga vaksin yang bisa diberikan atau mengakomodir untuk anak-anak untuk lansia," kata Terawan.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten