news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

4 Hal yang Perlu Dipahami Seputar Keguguran Septik

2 September 2021 17:13 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
4 Hal yang Perlu Dipahami Seputar Keguguran Septik. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
4 Hal yang Perlu Dipahami Seputar Keguguran Septik. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Keguguran (miscarriage) biasanya dapat terjadi di trimester pertama atau trimester kedua kehamilan, sebelum memasuki usia 20 minggu. Kondisi ini tentu akan menjadi salah satu hal yang ditakutkan ibu hamil. Bagaimana tidak, Anda dan pasangan harus rela kehilangan calon bayi yang selama ini dinantikan hadir di tengah keluarga.
ADVERTISEMENT
Saat mengalami keguguran, tiap wanita pun memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Begitu pula dengan masa pemulihan. Beberapa di antaranya ada yang mengalami pendarahan dan kram perut yang mungkin bagi sebagian dari mereka pernah hamil menyebut kondisi ini mirip dengan kontraksi. Bahkan, bisa berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu.
Jika Anda mengalaminya, sebaiknya Anda mewaspadai kondisi ini, Moms. Karena apabila tidak ditangani segera bisa mengancam jiwa. Ini biasanya dinamakan keguguran septik, yaitu infeksi yang ada di sekitar rahim dan perlu ditangani segera.
Lebih lanjutnya, berikut ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang keguguran septik.

Yang Perlu Diketahui Seputar Keguguran Septik

4 Hal yang Perlu Dipahami Seputar Keguguran Septik Foto: Shutter Stock
1. Terjadi saat Plasenta dan Janin atau Produk Konsepsi Terinfeksi
Laman resmi Emergency Medicine Residents' Association menjelaskan, infeksi ini biasanya terjadi terutama di plasenta, tapi bisa juga menyebar ke rahim dan panggul. Bahkan, infeksi yang berkepanjangan bisa menyebar ke organ lain di dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini dapat terjadi karena penghapusan produk konsepsi yang tidak tepat atau tidak memadai. Sehingga, ada jaringan yang tertinggal di dalam dapat terinfeksi ketika bakteri menyusup ke jaringan plasenta dan kemudian menyebar ke rahim. Apabila plasenta yang terinfeksi dalam waktu yang lama, ini bisa menyebar ke endometrium dan miometrium dalam waktu 6-12 jam, Moms.
Itulah sebabnya mengapa kondisi ini membutuhkan penanganan medis segera. Karena, bila terlambat akibatnya bisa fatal.
2. Bisa Sebabkan Keracunan Darah
Ilustrasi darah Foto: Pixabay
Babygaga melansir, bila tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan sepsis atau keracunan darah. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, sepsis adalah respons ekstrem tubuh terhadap infeksi.
"Sepsis terjadi saat infeksi yang sudah Anda miliki memicu reaksi berantai di seluruh tubuh. Jika sepsis tidak diobati dengan cepat dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan kemudian kegagalan organ yang pada akhirnya bisa sebabkan kematian," tulis CDC dalam lamannya.
ADVERTISEMENT
3. Waspadai Tanda dan Gejalanya
Ilustrasi keguguran. Foto: Thinkstock
Anda perlu mewaspadai bila keguguran septik menyerang Anda, Moms. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan demam, menggigil, dan nyeri perut bagian bawah. Selain itu, keputihan yang berbau busuk dan nyeri panggul juga bisa jadi tanda lain yang mungkin Anda rasakan.
Beberapa wanita dengan keguguran septik juga dapat mengalami pendarahan berkepanjangan, kram, dan mudah lelah. Nah, bila Anda merasa salah satu atau beberapa tanda yang sudah disebutkan di atas dirasakan pada diri Anda, segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
4. Bisa Fatal
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa bila seorang wanita alami keguguran septik dan tidak ditangani segera, ini bisa mengancam jiwanya. Meski hal ini jarang terjadi, tapi Anda tetap perlu waspada, Moms.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2017 misalnya, ada seorang wanita di Inggris meninggal karena sepsis setelah keguguran bayinya yang berusia 15 minggu. BBC melansir, ibu tersebut meninggal lima hari kemudian setelah ketubannya pecah. Di rumah sakit, ia diminta untuk menunggu selama 48 jam agar janinnya keluar secara alami. Namun dalam proses tersebut, wanita itu mulai gemetar dan menggigil. Ia pun mengalami palpitasi saat infeksi berkembang hingga akhirnya merenggut nyawanya.