4 Langkah Mudah Ajak Keluarga Jadi Lebih Peduli Lingkungan

30 Juni 2019 10:00 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi keluarga Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keluarga Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Lingkungan adalah tempat kita hidup bersama keluarga, kerabat, sahabat dan semua orang-orang tercinta. Jika tidak dijaga, tentu kesehatan keluarga kita juga yang merasakan akibatnya. Karena itu, sudah sepatutnya kita peduli pada lingkungan bukan?
ADVERTISEMENT
Kita di sini artinya betul-betul kita semua lho Moms, seluruh anggota keluarga termasuk anak yang paling kecil misalnya.
Mengutip laman Sahabat Keluarga - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bencana alam yang sering terjadi bisa orang tua ceritakan pada anak bahwa bukan karena alam yang jahat. Melainkan bisa juga terjadi karena ulah manusia bila tidak menjaga lingkungannya dengan baik.
Ya Moms, ketika bencana datang, selain berdonasi melalui uang, pakaian layak pakai maupun tenaga, Anda juga dapat menanamkan karakter keluarga yang peduli lingkungan, agar anak cucu kita dapat lebih bijak dan peduli. Caranya?
Menanam Pohon (Ilustrasi) Foto: Shutter Stock
Meski tidak punya lahan yang luas, Anda bisa kenalkan anak pada media pot maupun hidroponik. Beri tahu juga kalau zaman dulu, orang menanam untuk kemudian mengolahnya sendiri jadi masakan.
ADVERTISEMENT
Ceritakan manfaat menanam pohon, di antaranya bisa menyejukan rumah serta mengurangi pemanasan global.
Bawa tumbler sendiri saat bepergian. Foto: Shutterstock
Ceritakan juga pada keluarga Anda, tentang plastik yang membutuhkan waktu lama dan sulit terurai, sehingga bisa mencemari lingkungan. Karenanya, penting untuk mengurangi serta menghindari penggunaan plastik sekali pakai. Sebagai gantinya, membawa tas belanja, sedotan dan botol minum sendiri.
com-Ilustrasi sampah botol plastik Foto: Shutterstock
Sampah organik dapat cepat terurai, sementara sampah anorganik membutuhkan waktu yang lama bahkan bertahun-tahun! Tujuan pemisahan ini agar tidak terjadi penumpukan sampah, sebab bisa berujung penyebaran penyakit, Moms.
Itu karena pada sampah organik dan anorganik yang bercampur dan menumpuk, bisa jadi sarang kuman dan bakteri. Sementara bila dipisahkan maka sampah tersebut bisa digunakan kembali. Misalnya pada sampah organik, seperti kulit buah dan potongan sisa-sisa sayur, bisa jadi pupuk. Sementara pada sampah anorganik, seperti plastik dan kaleng bisa dimanfaatkan untuk membuat barang-barang DIY (Do-It-Your self)
ADVERTISEMENT
Pada air contohnya, meski negara kita adalah negara kepulauan, nyatanya masih banyak tempat-tempat yang krisis air bersih. Memprihatikan, ya? Mau sampai kapan kita menggunakan air bersih seenaknya.
Jadi ingatkan seluruh anggota keluarga Anda untuk tidak lupa menggunakanya secara bijak. Sejak balita, anak sudah bisa diajari untuk mematikan keran segera setelah selesai menggunakannya, kok. Begitu juga dengan listrik, gas dan bensin misalnya. Gunakan secukupnya saja.