5 Cara Bijak dan Tenang Hadapi Anak Tantrum

14 Maret 2023 17:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak tantrum mengamuk hingga menangis meraung-raung atau menjerit Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Anak tantrum mengamuk hingga menangis meraung-raung atau menjerit Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anak minta kue cokelat untuk sarapan. Ibu menolak. Ibu minta, setidaknya makan roti atau buah dulu. Anak langsung marah, meraung-raung, menjatuhkan diri ke lantai sambil menendangkan kaki kecilnya.
ADVERTISEMENT
Familiar dengan kondisi tersebut, Moms? Ya, si kecil sedang tantrum. Tantrum bisa dipicu oleh apa saja, termasuk hal yang menurut orang tua sepele. Menurut dokter spesialis anak dari Stanford Children's Health, dr Julia Pederson, tantrum sering terjadi saat anak berusia 2 tahun, sehingga muncul istilah terrible two. Di usia tersebut keterampilan bahasa anak sedang berkembang seiring dengan kemampuan mengekspresikan serta mengelola perasaan yang juga belum terlatih.
Dari sekian banyak penyebab tantrum, salah satu pemicu utamanya adalah perubahan rutinitas, mulai dari pindah daycare, pindah rumah, atau memiliki pengasuh baru. Biasanya anak merasa lelah, frustasi, dan tidak nyaman.
“Transisi dapat menempatkan balita dalam situasi yang lebih baru dan berbeda yang menyebabkan sedikit stres dan dapat menimbulkan perasaan dan emosi yang lebih besar,” ujar dr Pederson dikutip dari Kiwi Magazine.
Orang tua perlu memahami jenis-jenis tantrum pada anak Foto: Shutterstock
Saat anak tantrum, tak jarang orang tua jadi kewalahan dan terbawa emosi karena kesulitan menenangkan anak, apalagi jika tantrum terjadi di depan umum. Jika sudah begitu situasi semakin kacau. Ya Moms, saat emosi orang tua tak terkendali, anak juga akan kesulitan menenangkan dirinya. Bahkan menurut dr Pederson, meminta anak bersikap tenang dengan cara yang paling lembut pun tidak akan efektif, lho!
ADVERTISEMENT
“Bukan waktunya untuk menjelaskan kepada anak mengapa mereka tidak boleh makan makanan manis setiap hari. Saat ini, yang paling penting adalah mengenali apa yang sedang terjadi. Akui bagaimana perasaan mereka, dan tenangkan semuanya,” ujar dokter dari Universitas Stanford tersebut.
dr Pederson meminta orang tua untuk tidak fokus pada upaya menghentikan kemarahan anak, melainkan menghibur dan mendampingi si kecil di momen-momen sulitnya. Dengan begitu mereka merasa dilihat, didengar, dan aman. Selain itu, ada 5 tips dari dr Pederson untuk mengatasi anak tantrum. Apa saja?

Tips Hadapi Anak Tantrum

1. Nilai situasinya
Tanyakan pada diri sendiri, seberapa buruk itu? Jika tantrum dapat diatasi dengan memberikan makanan atau mainan favorit, tak masalah untuk memberikannya kok, Moms. Namun jika tak berhasil, ambil napas dalam-dalam agar Anda lebih tenang, dan bersiap untuk langkah selanjutnya.
ADVERTISEMENT
2. Hadir dan bersabarlah
Menunduklah, tatap si kecil hingga pandangan mata Anda satu level dengannya. Tenangkan diri, biarkan si kecil menatap Anda, jangan buru-buru berbicara atau menyentuhnya. Tujuannya adalah untuk memberi tahu bahwa Anda tidak marah, dan anak dalam situasi yang aman, meskipun emosinya sedang memuncak.
Hindari buru-buru menenangkan anak, Moms. Karena biasanya upaya tersebut justru tak akan berhasil.
3. Tawarkan Pelukan
Ilustrasi ibu memeluk anak yang sedih dan kecewa. Foto: Shutter Stock
Ketika amarah mulai berkurang dan energi anak melemah usai berteriak dan meronta-ronta, cobalah untuk menawarkan pelukan atau gosok punggungnya.
4. Alihkan perhatian mereka ke hal lain
Cobalah menarik perhatian anak Anda ke hal lain. Bagi anak-anak yang belum cukup umur untuk memahami nalar dan logika, langkah ini biasanya berhasil. Beri alternatif solusi atas masalah yang ia alami, dan ubah situasi yang sebelumnya tak nyaman jadi menyenangkan. Seperti, “Ibu tahu kamu frustasi karena tidak boleh sarapan kue cokelat. Kenapa tidak coba buah dulu? Segar lho. Yuk kita potong pakai cetakan jeli yang lucu-lucu!”
ADVERTISEMENT
5. Akui/identifikasi perasaan mereka
Dengan mengatakan sesuatu seperti, "Ibu tahu kamu kesal, ibu tahu kamu marah," dan sebagainya, Anda membantu anak mengidentifikasi apa yang mereka rasakan dan apa yang baru saja terjadi.
Moms, tantrum adalah bagian normal dari tahap tumbuh kembang balita. Menurut Asosiasi Psikolog Sekolah Nasional di California, AS, lebih dari separuh balita akan mengalami satu atau lebih fase tantrum setiap minggunya!
Tapi tenang Moms, seiring bertambahnya usia si kecil, ia akan lebih terampil mengelola emosi tanpa menendang, berteriak, dan memukul. Saat ia semakin besar dan mengerti, ajari cara mengelola emosi dan bagaimana tindakan mereka berdampak pada orang lain di sekitar mereka, ya!