5 Keistimewaan Dalam Surat Maryam yang Bisa Dipetik Orang Tua

27 November 2020 16:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Alquran Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Alquran Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua, ada banyak pelajaran yang dapat kita petik dari Al-Quran. Ya, tiap ayat dan surat yang terdapat di dalam Al-Quran memiliki kandungan nilai-nilai yang bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mendidik anak. Misalnya saja, Surat Maryam.
ADVERTISEMENT
Surat Maryam merupakan surat ke-19 yang ada di Al-Quran. Biasanya, Surat Maryam sering dibacakan saat wanita tengah hamil. Pada ayat ke-14 misalnya, berisi harapan agar bayi yang berada di dalam kandungan ibu hamil dapat menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua dan bukan menjadi orang yang sombong ataupun durhaka.
Ya Moms, isi dari Surat Maryam memang menjelaskan tentang perjuangan Maryam saat melahirkan anaknya, Nabi Isa AS. Dalam surat tersebut juga menunjukkan tentang kekuatan dan harapan yang sangat besar bagi mereka yang sedang mengalami kesulitan, cobaan iman, hingga kekecewaan. Selain itu, surat yang terdiri dari 98 ayat ini pun dipenuhi dengan hikmah bagi umat Islam yang ingin memperkuat hubungannya dengan Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Nah, lebih lanjutnya, berikut ada 5 keistimewaan yang terkandung dalam Surat Maryam yang bisa dipetik sebagai pembelajaran.

5 Keistimewaan Dalam Surat Maryam yang Bisa Dipetik Orang Tua

Ilustrasi ibu dan anak membaca Al-Qur'an Foto: Shutterstock

1. Allah Tidak Akan Meninggalkan Umat-Nya

Dikutip dari Muslim Girl, Surat Maryam ayat 23-25 menjelaskan tentang pengalaman melahirkan yang dirasakan Maryam. Ketika itu, ia hanya bisa berpasrah kepada Allah SWT saat hendak melahirkan Nabi Isa AS.
Ya Moms, pada saat melahirkan, Maryam meninggalkan keluarganya untuk tinggal sendirian. Ia memilih kehidupan untuk berdoa, refleksi, dan pengabdian penuh kepada Allah SWT. Ketika Malaikat Jibril datang dan membawa berita tentang kehamilannya, Maryam pun takut dengan apa yang akan dipikirkan oleh masyarakat dan bagaimana ia bisa melakukan ini seorang diri.
ADVERTISEMENT
Maryam memang melahirkan tanpa bantuan bidan, pendamping, atau bahkan kerabat. Saat ia merasakan sakit yang tak tertahankan, ia merindukan kematian dan rahmat dari Allah yang tak terbatas. Ia pun merasa ini seperti kekalahan. Maka, Allah SWT menuntunnya ke sungai dan pohon kurma untuk melepas dahaga dan menyehatkan tubuhnya. Maryam tak sendirian dan dihargai karena kekuatan, keberanian, dak ketergantungannya kepada Allah SWT.
Adapun isi ayat-ayatnya adalah sebagai berikut:
فَأَجَآءَهَا ٱلْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ ٱلنَّخْلَةِ قَالَتْ يَٰلَيْتَنِى مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنتُ نَسْيًا مَّنسِيًّا
(Fa ajā`ahal-makhāḍu ilā jiż'in-nakhlah, qālat yā laitanī mittu qabla hāżā wa kuntu nas-yam mansiyyā)
Artinya: "Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: 'Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan'". (QS. Maryam:23)
ADVERTISEMENT
فَنَادَىٰهَا مِن تَحْتِهَآ أَلَّا تَحْزَنِى قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا
(Fa nādāhā min taḥtihā allā taḥzanī qad ja'ala rabbuki taḥtaki sariyyā)
Artinya: "Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: 'Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu'". (QS.Maryam:24)
وَهُزِّىٓ إِلَيْكِ بِجِذْعِ ٱلنَّخْلَةِ تُسَٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا
(Wa huzzī ilaiki bijiż'in-nakhlati tusāqiṭ 'alaiki ruṭaban janiyyā)
Artinya: "Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu," (QS.Maryam:25)

2. Allah SWT Mengirimkan Tanda kepada Umat-Nya

Ilustrasi orang tua mengajarkan anak membaca Al-Quran. Foto: shutter stock
Malaikat Jibril berkata, "Demikianlah. Tuhanmu berfirman: 'Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan'". (QS.Maryam:21)
ADVERTISEMENT
Pada saat Maryam mempertanyakan bagaimana ia bisa memiliki anak, padahal ia belum pernah disentuh oleh laki-laki mana pun, ia pun takut bagaimana masyarakat akan memperlakukannya. Sepanjang hidupnya, ia taat kepada Allah SWT. Tapi, pada saat itu ia merasa takut akan reputasinya yang kotor dan perlakuan kasar dari orang lain.
Untuk itu, Allah SWT pun menjanjikan kepadanya sebuah tanda yang akan membelanya dari kekerasan masyarakat, sementara juga menunjukkan cinta Allah SWT pada pengabdian dan takwa Maryam.
Jadi, tidak masalah cobaan yang akan kita hadapi dalam hidup ini. Sebab, Allah akan selalu menunjukkan cinta dan kasih sayang yang terwujud dengan cara yang tak terduga, Moms.

3. Allah Dapat Mengangkat Umat-Nya Keluar dari Kesulitan

قَالَ كَذَٰلِكَ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَىَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِن قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْـًٔا
ADVERTISEMENT
(Qāla każālik, qāla rabbuka huwa 'alayya hayyinuw wa qad khalaqtuka ming qablu wa lam taku syai`ā)
Artinya: "Allah berfirman, 'Demikianlah.' Tuhanmu berfirman, 'Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali'". (QS.Maryam:9)
Di usia tua, Nabi Zakaria AS merenungkan warisannya dan merindukan ia dan istrinya untuk tetap megalami berkat sebagai orang tua. Ia pun memohon kepada Allah SWT untuk pewaris dan menerima tanggapan ini. Iman kuat Nabi Zakaria AS dihargai dengan diangkat dari kesulitan tersebut.
Kendati apa yang kita rindukan mungkin datang atau tidak dan rencana kita mungkin tertunda, tapi Allah SWT adalah perencana terbaik dan memberi apa yang kita butuhkan. Bila kita memegang teguh doa dan iman, kesulutan yang kita hadapi dapat berkurang, bahkan terkadang dengan cara yang sangat tidak terduga.
ADVERTISEMENT

4. Allah Maha Penyayang

Ilustrasi orang tua muslim bersama anaknya. Foto: Shutterstock
جَنَّٰتِ عَدْنٍ ٱلَّتِى وَعَدَ ٱلرَّحْمَٰنُ عِبَادَهُۥ بِٱلْغَيْبِ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ وَعْدُهُۥ مَأْتِيًّا
(Jannāti 'adninillatī wa'adar-raḥmānu 'ibādahụ bil-gaīb, innahụ kāna wa'duhụ ma`tiyyā)
Artinya: "Yaitu surga 'Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (surga itu) tidak nampak. Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati." (QS.Maryam:61)
لَّا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا إِلَّا سَلَٰمًا ۖ وَلَهُمْ رِزْقُهُمْ فِيهَا بُكْرَةً وَعَشِيًّا
(Lā yasma'ụna fīhā lagwan illā salāmā, wa lahum rizquhum fīhā bukrataw wa 'asyiyyā)
Artinya: "Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam surga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka rezekinya di surga itu tiap-tiap pagi dan petang." (QS.Maryam:62)
Surat Maryam merefleksikan keindahan yang menanti orang-orang percaya di Jannah (surga). Dalam sebuah surat yang dibuat dalam cobaan dan kesengsaraan orang beriman, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengingatkan kita tentang tujuan akhir kita. Terkadang, dunia ini memang penuh dengan cobaan dan kesulitan yang tidak dapat kita pahami. Namun, rahmat Allah SWT adalah kekal bagi mereka yang memegang teguh iman-Nya.
ADVERTISEMENT

5. Allah Mengakui Perempuan sebagai Makhluk Spiritual

أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ مِن ذُرِّيَّةِ ءَادَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِن ذُرِّيَّةِ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْرَٰٓءِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَٱجْتَبَيْنَآ ۚ إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُ ٱلرَّحْمَٰنِ خَرُّوا۟ سُجَّدًا وَبُكِيًّا ۩
(Ulā`ikallażīna an'amallāhu 'alaihim minan-nabiyyīna min żurriyyati ādama wa mim man ḥamalnā ma'a nụḥiw wa min żurriyyati ibrāhīma wa isrā`īla wa mim man hadainā wajtabainā, iżā tutlā 'alaihim āyātur-raḥmāni kharrụ sujjadaw wa bukiyyā)
Artinya: "Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis." (QS.Maryam:58)
ADVERTISEMENT
Dari semua nabi besar dan keturunan Adam yang dirujuk dalam surat ini, Maryam dipilih untuk gelar tersebut. Di sinilah Allah SWT mengirimkan peringatan yang jelas kepada kita bahwa wanita juga makhluk spiritual. Wanita tidak hanya dinilai berdasarkan dari penampilannya saja, tapi juga dari kesalehannya, kesadaran akan Tuhan, dan ketergantungannya kepada Allah SWT.
Saat Malaikat Jibril menampakkan diri kepadanya dengan berita tentang seorang putra, ia (Maryam) mencari perlindungan kepada Allah. Ia memproses pesan tersebut dan menerima keputusan Tuhannya. Lalu, ia menyerahkan semua kehendak kepada Allah SWT --percaya bahwa keyakinannya akan diberi pahala dan dirinya tak akan ditinggalkan seorang diri.