5 Ucapan yang Terdengar Biasa Tapi Berdampak Negatif bagi Anak Balita

13 Juli 2020 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Ibu mengatakan sesuatu yang mempunyai dampak buruk bagi anak balita.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu mengatakan sesuatu yang mempunyai dampak buruk bagi anak balita. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap orang tua tentu ingin memberikan yang terbaik untuk anak balita, entah itu lewat perbuatan maupun perkataan. Tapi ucapan-ucapan yang kerap kali kita anggap demi kebaikan si kecil, belum tentu diterima dan dipahami olehnya. Sehingga pada akhirnya hal tersebut justru berdampak negatif bagi perkembangan psikologis anak balita Anda, Moms.
ADVERTISEMENT
Hal itu karena kata-kata orang tua memiliki dampak langsung terhadap perkembangan mental anak di masa depan. Contohnya ketika frustasi dengan perilaku anak, Anda mungkin justru mengatakan sesuatu yang membuat hati anak terluka.
"Kata-kata bisa menyakiti dan tidak dapat ditarik lagi. Jadi, hati-hatilah,” saran seorang terapis dan penulis The Calm Parent: AM & PM, Debbie Pincus, seperti dilansir Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nah berikut ini ada 5 ucapan yang sering diucapkan orang tua dan ternyata berdampak negatif bagi tumbuh kembang psikologisnya. Seperti:
Ucapan ibu kepada anak balita. Foto: shutterstock

1. "Ibu enggak peduli"

Walau sedang sibuk dengan pekerjaan atau enggan menanggapi celotehan si kecil, hindari untuk mengatakan "tidak peduli". Bila kata-kata itu terucap dari mulut Anda, anak akan merasa apa yang dia rasakan tidak akan dipedulikan oleh Anda, Moms. Oleh sebab itu, ketika berbicara dengan si kecil, usahakan orang tua fokus dan tidak mencampuradukkan dengan hal lain.
ADVERTISEMENT

2. "Kamu kan sudah besar, jangan begitu dong!"

Moms, anak-anak tetaplah anak-anak. Mereka suka bermain dan melakukan hal yang mereka sukai karena itulah sifatnya. Jika si kecil berusia tujuh tajun, kemudian Anda merasa perilakunya seperti anak usia balita, jangan malah dimarahi. Pincus mengatakan, reaksi tersebut menunjukkan bahwa orang tua tidak memahami perilaku anak.
Anak-anak berpikir, mereka telah melakukan hal yang sesuai dengan usia umur mereka, tetapi orang tua tidak mengerti. Hasilnya, ini akan membuat anak merasa selalu dikritik. Kalaupun Anda tidak menyukai perilaku si kecil, cukuplah berdiri sejajar dengan matanya dan katakan padanya bahwa Anda tidak menyukai jika dia melakukan seperti itu.
ilustrasi ibu mengatakan sesuatu pada anak balita. Foto: Shutterstock

3. "Ayo, minta maaf!"

Wajar bila anak-anak balita masih sulit untuk membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Tugas orangtua adalah membimbingnya untuk mengetahui hal tersebut, bukan justru memarahinya. Ketika ia melakukan kesalahan pada temannya, Anda mungkin berpikir untuk membujuk si kecil untuk meminta maaf.
ADVERTISEMENT
Namun memaksa anak untuk meminta maaf, tidak akan mengajarkannya tentang keterampilan sosial. Cara mudah untuk mengajarkan si kecil adalah jangan ragu untuk meminta maaf pada anak bila Anda melakukan kesalahan. Dari hal ini, anak akan belajar untuk meminta maaf tanpa paksaan, Moms.

4. "Kamu mengerti, tidak?"

Suatu kali Anda, sebagai orang tua, harus mengajarkan sebuah keterampilan atau bagaimana sesuatu itu bekerja. Saat anak balita Anda menunjukkan tanda-tanda tidak mengerti, Anda bertanya, “Kamu mengerti, tidak?”menurut Jill Lauren, psikolog anak, pertanyaan ini merendahkan.
“Jika anak-anak tahu, mereka akan melakukannya untuk menyenangkan orang tua," ujarnya. Namun, yang Anda katakan akan membuat anak merasa tidak berguna. Untuk mengajarkan keterampilan pada anak balita memang membutuhkan kesabaran. Jika si kecil belum mampu, jangan memaksanya, Moms.
Ilustrasi balita dan ibunya. Foto: Shutterstock

5. "Ibu tinggal nih, ya!"

Jika anak menolak meninggalkan toko mainan atau tempat bermain, sering orang tua memberikan semacam ultimatum, seperti “Nanti Ibu tinggal, lho!”. Untuk anak kecil, ditinggal adalah sesuatu yang sangat menakutkan. Tapi, bagaimana jika ancaman itu ternyata bohong.
ADVERTISEMENT
Jika terus-menerus, anak balita akan tahu kalau Anda hanya mengancam. Psikolog keluarga, Debora Gilboa, menyarankan untuk tidak pernah mengatakan kalau Anda akan meninggalkan anak Anda. Sebaliknya, melihat apa yang menyebabkan perilaku mereka. Jika mereka masih menolak, katakan kepada anak perilaku tersebut tidak dapat diterima dan orang tua harus memotivasi anak dengan konsekuensi mereka dapat melakukannya.