6 Penyebab Semangat Belajar Anak Turun selama #DiRumahAja

21 April 2020 7:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ibu mendampingi anak belajar - PTR Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ibu mendampingi anak belajar - PTR Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sudah berminggu-minggu anak Anda belajar dari rumah. Bagaimana kondisinya, Moms? Apakah si kecil masih semangat mengikuti kelas online atau justru mulai malas-malasan?
ADVERTISEMENT
Ya Moms, terlalu lama di rumah aja memang bisa membuat anak kehilangan minat belajarnya. Bila di sekolah, anak bisa bertemu dengan teman-temannya, sementara selama sebulan terkahir ini, ia tak lagi bisa bermain dengan temannya.
Namun ternyata, tak hanya kondisi belajar saja yang bisa membuat anak bosan. Menurut pegiat pendidikan Najelaa Shihab dalam Webinar bersama Pintek, "#YangPentingBelajar Di Rumah: Memaksimalkan Peran Orang Tua dalam Mendampingi Produktivitas Anak dan Keluarga", ada beberapa faktor lain di dalam diri anak atau lingkungannya yang mempengaruhi proses belajarnya antara lain sebagai berikut:
ibu menemani anak belajar Foto: Shutterstock
Beberapa orang tua mungkin memaksakan anaknya untuk menyelesaikan semua rutinitas selama belajar dari rumah, seperti harus mematuhi jadwal belajar sama seperti halnya di sekolah. Padahal secara sosial-emosional di sekolah dan di rumah sangat berbeda, Moms.
ADVERTISEMENT
Bila di sekolah mereka bertemu dengan teman-temannya dan siap secara emosional, belajar dari rumah dengan suasana lain tentu bisa memunculkan perasaan berbeda. Jika terus dipaksakan, pengalaman belajar dari rumah akan menjadi beban dan tidak menyenangkan lagi bagi anak.
"Pastikan sosial-emosional anak terpenuhi, seperti pastikan bahwa dia itu merasa aman, merasa nyaman dalam situasi rumah. Ini jadi syarat pertama untuk kemudian membuat dia siap belajar di rumah sehingga kesiapan sosial-emosionalnya akan terbawa ketika dia harus kembali ke sekolah," jelas Najelaa dalam webinar yang diadakan Kamis (16/4).
Ilustrasi anak belajar di rumah Foto: Shutterstock
Faktor yang mempengaruhi proses belajar anak salah satunya adalah ada atau tidaknya dukungan di lingkungan sekitar. Bertemu dengan anak selama 24 jam bukan berarti Anda sudah memberikan dukungan penuh ya, Moms.
ADVERTISEMENT
Sebab setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda sesuai dengan tempramennya. Ada anak yang butuh tempat belajar yang sepi, ada anak yang lebih senang belajar dengan kakak atau adiknya dalam satu meja, ada anak yang nyaman sambil berbincang, ada anak yang butuh musik untuk konsentrasi, dan masih banyak lagi. Jadi, cobalah menyesuaiakan cara belajar anak di rumah dan fasilitasi agar si kecil merasa nyaman.
"Kita sebagai orang tua harus bisa mengenali cari cara untuk berhasil padanya.Kita harus modifikasi kebutuhan yang ia perlukan. Sekarang ini adalah kesempatan untuk mempraktekkannya dan mengetahui mencari cara paling efektif untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh anak," ujarnya.
Ilustrasi anak belajar dari rumah. Foto: Shutterstock
Banyak anak yang sulit belajar di rumah karena memang kualitas instruksi yang diberikan oleh guru misalnya tidak jelas. Hal ini terjadi karena proses transisi dan adaptasi yang biasanya lewat tatap muka, kini berubah secara online. Jadi peran orang tua di rumah bukan hanya menjadi pemberi instruksi tambahan seperti marah-marah atau menyalahkan guru, tapi justru memperjelas instruksinya pada anak, Moms.
ADVERTISEMENT
"Anak mungkin tidak mau mengerjakan tugas bukan karena malas, tapi tidak paham instruksinya atau cara melakukannya seperti apa. Tapi daripada fokus terhadap instruksi, orang tua sebaiknya memberikan pemahaman kepada anak tentang tujuan ia mengerjakan tugas hal tersebut. Hal ini meningkatkan keterlibatan anak dan membuat anak kemudian tumbuh kegemarannya dalam proses belajar mempermudah kita mendampinginya," kata kakak dari Najwa Shihab ini.
anak belajar di rumah Foto: Shutterstock
Tidak semua anak itu punya kemandirian belajar yang sama, Moms. Tapi sebenarnya, kemandirian ini bisa kita biasakan pada anak sejak dini. Misalnya saja, membiasakan anak untuk mulai memahami jadwal rutin belajar, anak mampu mengendalikan emosi saat mengerjakan tugas, dan mentoleransi apa yang dirasakannya ketika mengerjakan sebuah tugas.
Cobalah saat masa pandemi virus corona ini, Anda mulai melatih dan menyesuaikan ekspektasi bahwa Anda tidak bisa mengharapkan kemandirian tumbuh dengan sendirinya tanpa peran orang tua. Diperlukan latihan yang terus-menerus agar anak mampu mandiri dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi anak belajar online Foto: Shutterstock
Untuk memberikan pengalaman sukses bagi anak, orang tua bisa menambahkan unsur humor dan permainan dalam interaksi saat anak mengerjakan tugas. Selain itu walaupun nantinya si kecil hanya bisa mengerjakan 10 nomor dari 100 soal misalnya, Anda bisa memujinya untuk meningkatkan motivasinya mengerjakan tugas selanjutnya dengan lebih semangat.
"Kalau isinya belajar di rumah itu marah-marah melulu, tugas tidak selesai semuanya diakhiri dengan ngambek, atau timbul konflik dalam keluarga, maka yang dirasakan anak adalah pengalaman gagal dan tidak menyenangkan. Siapa pun kalau kemudian tidak merasakan pengalam sukses pasti tidak mau lagi melanjutkan perjalanan, sama halnya yang dirasakan anak," kata Najelaa.
Ilustrasi anak belajar Foto: Shutterstock
Feedback loop atau umpan balik ini adalah sesuatu yang sangat penting untuk mempengaruhi performa anak, termasuk saat belajar. Jadi, jangan sampai Anda hanya menyuruh si kecil mengerjakan tugas tetapi proses revisi atau koreksinya tidak diberikan. Terapkan metode komunikasi dua arah, seperti memberi penilaian terhadap belajar anak dan mengulas pelajaran yang sudah dipelajari, Moms.
ADVERTISEMENT
"Hal ini sangat penting untuk disampaikan sehingga anak-anak kemudian jadi tahu apa yang berhasil apa yang tidak berhasil Apa yang perlu diperbaiki dan selanjutnya dalam proses belajarnya," tutup Najelaa.
-----
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!