6 Tradisi Unik untuk Sambut Kelahiran Bayi di Indonesia

19 Februari 2020 8:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi baru lahir. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi baru lahir. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Setiap negara punya tradisi tersendiri dalam menyambut kelahiran bayi, termasuk di Indonesia. Banyaknya suku dan budaya di Indonesia, membuat setiap daerah punya cara yang berbeda-beda dalam menyambut kelahiran bayi sebagai bentuk suka cita.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa saja tradisi unik untuk menyambut kelahiran bayi di Indonesia? Berikut kumparanMOM merangkum informasinya untuk Anda, Moms.
Bayi baru lahir Foto: Shutterstock

1. Brokohan (Jawa)

Brokohan adalah salah satu upacara adat Jawa yang digelar ketika seorang ibu melahirkan bayi. Tradisi ini dilakukan sebagai wujud rasa syukur atas kelahiran bayi dengan selamat. Dilihat dari maknanya, brokohan juga bisa berarti mengharapkan berkah dari Yang Maha Pencipta, sementara tujuannya adalah berharap keselamatan dan perlindungan untuk bayi, Moms.
Upacara ini dimulai dengan mengubur ari-ari, setelah itu bagi-bagi sesaji brokohan kepada para keluarga dan tetangga. Untuk anak laki-laki, sesaji utama yang perlu disiapkan adalah ayam betina belum kawin, sedangkan untuk bayi perempuan, adalah ayam jantan belum kawin.
ADVERTISEMENT

2. Ngebuyu (Lampung)

Ngebuyu merupakan satu dari sekian banyak tradisi kelahiran bayi dari Lampung. Tradisi ini dilaksanakan untuk menyambut bayi yang baru lahir dengan menaburkan beras kuning, kemiri, uang, dan permen yang dilakukan pada pagi hari. Beras kuning, uang, kemiri dan permen yang ditaburkan masing-masing memiliki makna. Beras kuning memilki makna adanya rasa saling tolong menolong dan menghargai makhluk Tuhan yang lainnya sebagai bakti kita terhadap bumi.
Kemiri memiliki makna menjauhkan bayi yang baru dilahirkan dari pengaruh buruk yang datang dari makhluk halus. Uang memiliki makna sebagai media dalam mempertemukan keluarga dan kerabat. Permen memiliki makna adanya rasa saling menyayangi agar bayi yang baru dilahirkan dapat diterima baik di tengah keluarga maupun masyarakat
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, tradisi ini memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur orang tua beserta keluarga atas kelahiran anak, mempererat hubungan kekerabatan, dan demi menjaga kelestarian budaya.

3. Jatakarma Samskara (Bali)

Jatakarma Samskara merupakan tradisi yang dilakukan oleh orang Bali ketika menyambut kelahiran seorang bayi sebagai bentuk rasa syukur. Keluarga yang mengadakan acara ini, harus menyiapkan nasi tumpeng lengkap dengan lauk pauk serta bunga-bunga sebagai atribut upacara.
Kemudian pemimpin upacara adat akan mendoakan bayi dengan persembahan tersebut. Ari-ari bayi kemudian dibersihkan dan dimasukkan ke dalam kendi juga ditutup rapat sebelum dibungkus kain putih bertuliskan aksara Hindu, lalu ditanam di halaman rumah.

4. Medak Api (Lombok)

Tradisi ini merupakan kegiatan adat dari Suku Sasak yang ada di Lombok. Medak api ini adalah ritual di mana bayi akan diberikan nama setelah tujuh atau sembilan hari dilahirkan. Uniknya, tradisi ini tak bisa dilakukan oleh sembarang orang, Moms. Harus dilakukan dari dukun beranak yang dipercaya oleh masyarakat Sasak.
ADVERTISEMENT

5. Turun Mandi (Sumatera Barat)

Turun mandi adalah salah satu prosesi adat Minangkabau untuk menyambut kelahiran anak. Tradisi ini pun tidak boleh sembarangan dilakukan. Jika bayi berjenis kelamin laki-laki, maka acara tersebut dilaksanakan pada hari ganjil, sedangkan untuk bayi perempuan akan dilaksanakan pada hari genap. Tujuan tradisi turun mandi adalah sebagai bentuk rasa syukur atas hadirnya si kecil di tengah keluarga.
Upacara ini wajdib dilaksanakan di sungai, atau orang Minang menyebutnya dengan batang aie. Uniknya, yang membawa bayi dari rumah ke sungai bukanlah ayah atau ibunya, melainkan orang yang berjasa membantu proses persalinan. Keluarga juga harus menyediakan beras yang digoreng dan dibagikan pada anak-anak kecil dengan tujuan untuk memperkenalkan bayi pada anak-anak lainnya. Tradisi ini juga membuat obor yang terbuat dari kain yang akan dibakar dari rumah kemudian dibawa ke sungai sebagai tanda tak ada satupin yang bisa menghambat si bayi.
ADVERTISEMENT
Lalu ada bibit kelapa yang dihanyutkan di sungai kemudian ditangkap oleh ibunya. Ini bermakna untuk menjadi bekal hidup anak kelak. Lalu disediakan juga tangguk untuk menangkap ikan. Ini melambangkan bekal ekonomi si bayi di masa mendatang. Lalu yang terakhir, keluarga harus menyediakan nasi yang dilumuri dengan arang serta darah ayam. Itu bertujuan untuk mengusir roh jahat yang mengganggu si bayi ketika dimandikan.

6. Mamoholi (Sumatera Utara)

Mamoholi merupakan sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Batak Toba untuk menyambut kelahiran bayi. Adapun proses adat yang dilaksanakan adalah pemberian beras untuk penguat roh, pemberian makan adat dari pihak paman serta pemberian makanan lainnya berupa sayuran bersantan yang diberi asam dan daging ayam, serta pemberian kain ulos.
ADVERTISEMENT
Secara umum, tradisi ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas kehadiran seorang anak di dalam keluarga. Melalui tradisi ini, diharapkan si kecil senantiasa sehat dan diberi kesejahteraan.
Nah, apakah Anda melakukan salah satu tradisi di atas, Moms? Atau Anda justru punya tradisi berbeda dari tempat asal Anda untuk menyambut kelahiran bayi? Yuk, berbagi ceritanya di kolom komentar!