7 Hal Seputar Alergi Makanan pada Anak, Mitos atau Fakta?

13 Januari 2020 10:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak Alergi Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Alergi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Alergi makanan dapat terjadi pada semua orang, tak terkecuali pada anak. Ya Moms, ada banyak faktor yang bisa menyebabkan anak mengalami alergi makanan. Salah satunya adalah faktor genetik.
ADVERTISEMENT
Alergi diartikan sebagai sebuah antigen yang bertanggung jawab untuk memproduksi reaksi alergi dengan menginduksi pembentukan IgE. Pada beberapa orang, sistem kekebalan tubuh mengenali alergen sebagai benda asing atau berbahaya sehingga menimbulkan reaksi alergi.
Beberapa gejalanya seperti, gatal, muncul ruam, bintik-bintik merah, hingga demam. Jika dalam beberapa hari reaksi alergi tidak hilang, Anda sebaiknya membawa anak ke dokter.
Ilustrasi Anak Alergi Foto: Shutterstock
Jangan langsung percaya dengan berbagai mitos yang beredar seputar alergi pada anak. Sebab, hal itu belum tentu benar, Moms!
Dilansir Parents, berikut adalah 7 hal seputar alergi makanan pada anak berikut faktanya.
Mitos: Hindari memberikan makanan seperti kacang, ikan, dan telur pada bayi hingga si kecil menginjak usia balita atau prasekolah.
Fakta: Sebuah penelitian menunjukkan bahwa paparan awal terhadap alergi makanan sebenarnya dapat membantu melindungi anak-anak itu sendiri dari alergi. Bahkan, kini bayi yang sudah mulai MPASI sudah boleh diperkenalkan jenis makanan seperti kacang-kacangan atau telur.
ADVERTISEMENT
Namun, sebaiknya Anda tetap berkonsultasi ke dokter anak sebelum memperkenalkan jenis makanan yang berisiko menimbulkan alergi itu.
Mitos: Alergi makanan akan bertahan seumur hidup
Fakta: Alergi kacang-kacangan, ikan, hidangan laut, susu, telur, menjadi beberapa jenis makanan yang biasanya menimbulkan reaksi alergi. Beberapa masalah alergi biasanya akan hilang dan tak akan muncul setelah anak berusia 3 tahun.
Tapi memang benar, beberapa anak mungkin saja masih tetap alergi dengan makanan yang sama, hingga ia dewasa bahkan seumur hidup.
Ilustrasi anak alergi makanan. Foto: Shutterstock
Mitos: Intoleransi makanan dan alergi makanan adalah hal yang sama
Fakta: Intoleransi makanan dan alergi makanan adalah suatu hal yang berbeda. Intoleransi makanan sendiri adalah bentuk kesulitan mencerna jenis makanan tertentu. Kondisi ini biasanya ditandai oleh beberapa faktor seperti perut kembung, sakit perut, nyeri dada karena refluks asam lambung, lemas, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, penjelasan tentang alergi makanan sendiri sudah dijabarkan di awal.
Mitos: Alergi kacang menjadi satu-satunya alergi berbahaya yang dapat mengancam keselamatan anak
Fakta: Jenis makanan apa pun dapat menyebabkan reaksi serius yang biasa disebut dengan anafilaksis atau berakibat fatal. Ada 8 jenis makanan yang menyebabkan sebagian besar bereaksi serius; susu, telur, gandum, kedelai, ikan, kerang, kacang tanah, dan jenis kacang-kacangan lainnya. Kondisi ini biasanya ditandai dengan sulit bernapas, bibir bengkak, muntah, lemah, dan kebingungan.
Jika Anda menemukan beberapa gejala di atas pada diri anak Anda, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut.
Mitos: Gatal-gatal merupakan reaksi alergi yang tidak serius
Fakta: Reaksi alergi makanan yang dialami tiap anak tentu berbeda, Moms. Jika si kecil mengalami sedikit gatal-gatal setelah makan sekali, kemungkinan ia akan kembali mengalami reaksi tersebut dengan tingkatan yang lebih serius di lain waktu.
ADVERTISEMENT