Akademik Penting, Bagaimana dengan Sosial-Emosional? Ini 4 Tips dari Psikolog

4 Februari 2025 12:00 WIB
Β·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menyeimbangkan akademik dengan kemampuan sosial-emosional. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menyeimbangkan akademik dengan kemampuan sosial-emosional. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bayangkan jika anak Moms hanya berfokus pada peningkatan kemampuan akademik, di saat yang sama mereka bisa kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas, empati, atau keterampilan sosial. Akibatnya, anak mungkin merasa tertekan dan kehilangan motivasi karena merasa hanya dihargai saat mereka berprestasi di sekolah.
ADVERTISEMENT
Padahal, hasil temuan Survey on Social Emotional Skills (SSES) oleh OECD menunjukkan bahwa anak dengan keterampilan sosial-emosional yang kuat justru lebih siap menghadapi tantangan akademik, karier dan masa depan.
Psikolog klinis anak dan remaja, Anastasia Satriyo, mengungkapkan prestasi akademik memang penting, tetapi jangan dijadikan satu-satunya tolok ukur keberhasilan anak. Tidak hanya itu, ketika anak diminta hanya fokus pada keinginan dan ekspektasi orang tua untuk menjadi pintar di sekolah, maka kemampuan untuk mengenal diri sendirinya juga bisa terganggu.
"Mereka mungkin tumbuh dengan rasa takut gagal, kesulitan mengambil keputusan, atau tidak tahu apa yang benar-benar mereka sukai. Ketika memasuki dunia kerja, anak-anak ini sering merasa mudah cemas, sulit beradaptasi, atau kurang memiliki inisiatif karena mereka terbiasa mengikuti arahan tanpa belajar mengenali potensi diri mereka,” ungkap Anas.
ADVERTISEMENT
Terutama di era sekarang, menurut Anas, kemampuan untuk menghadapi persiapan dunia kerja tidak cukup hanya akademis semata.
β€œKalau kita melihat panduan tentang learning skills yang dibutuhkan di 21st century, maupun persiapan dunia kerja, itu sangat membutuhkan kemampuan-kemampuan di aspek sosial-emosional. Seperti kemampuan berempati, berkomunikasi, berkolaborasi, bekerja sama dalam kelompok,” jelas Anas yang juga dosen Bimbingan dan Konseling Bentara Campus itu.

Tips Seimbangkan Prestasi Akademik dan Keterampilan Sosial-Emosional Anak

Ilustrasi menyeimbangkan akademik dengan kemampuan sosial-emosional. Foto: Art_Photo/Shutterstock
Keterampilan sosial-emosional adalah keterampilan yang penting dan bisa dilatih anak. Sebab, otak memiliki kemampuan plastisitas yang bisa berubah dan berkembang, setelah mengetahui caranya. Berikut beberapa tips dari Anas yang bisa Moms lakukan untuk melatih keterampilan sosial-emosional anak:

1. Latih Keterampilan Sosial Emosional ke Diri Sendiri

Orang tua untuk perlu memahami pentingnya keterampilan sosial emosional, akan sangat baik jika orang tua dapat melatih keterampilan ini ke diri sendiri dulu.
ADVERTISEMENT
βœ… Belajar Mengelola Stres: Bercerita tentang keluhan dengan orang yang dapat dipercaya, berpikir positif, berolahraga, makan makanan bergizi, dan menenangkan pikiran dengan relaksasi dapat membantu Moms untuk mengelola stres dengan baik.
πŸ’‘ Kenapa ini penting? Setiap kali kita berinteraksi dengan anak, kita bukan hanya membagikan knowledge saja. Tapi sistem saraf kita, gelombang stres kita akan tertransfer ke anak. Waktu yang dihabiskan untuk berinteraksi dengan anak itu begitu penting dan berharga. Apa yang kita lakukan bersama anak itu adalah investasi untuk perkembangan otak anak hingga ke masa depan.

2. Ciptakan Rutinitas Percakapan Berkualitas di Rumah

Salah satu kesalahan umum orang tua adalah kurangnya interaksi santai dengan anak. Padahal, komunikasi yang terbuka dapat membangun kepercayaan diri dan keterampilan sosial mereka.
ADVERTISEMENT
βœ… Momen 5 Menit: Luangkan waktu setiap hari untuk mengobrol tentang keseharian anak. Moms dapat bertanya:
"Apa hal terbaik yang terjadi hari ini?"
"Apakah ada sesuatu yang bikin kamu bingung atau sedih?"
βœ… Jadilah Pendengar yang Baik: Hindari langsung mengoreksi atau memberi solusi. Dengarkan dengan empati agar anak merasa dihargai.
πŸ’‘ Kenapa ini penting? Anak-anak yang merasa didengar lebih percaya diri dalam mengekspresikan pendapat dan lebih siap menghadapi tantangan sosial.

3. Dampingi Anak dalam Menggunakan Teknologi

Di era digital di mana informasi apa pun bisa dengan sangat mudah diakses anak, penting bagi orang tua untuk memberi mereka pendampingan yang pas.
βœ… Berdiskusi dengan anak tentang konten apa yang bisa mereka lihat: Di sini Moms bisa membantu memberikan filter informasi apa saja yang dapat diakses anak. Jangan lupa untuk mendengarkan dahulu apa saja konten yang memang mereka ingin lihat, setelah itu Moms bisa membantu memberikan pertimbangan yang bijak jika memang ada konten-konten yang belum sesuai dengan umur anak.
ADVERTISEMENT
βœ… Batasi waktu layar: Moms dapat berdiskusi dengan anak untuk menyepakati waktu layar yang terbaik.
πŸ’‘ Kenapa ini penting? Pastikan mereka tetap punya waktu atau kegiatan yang membangun pada hubungan nyata, misalnya bermain atau berinteraksi langsung dengan teman-teman sekolahnya.

4. Seimbangkan Akademik dan Non-akademik Anak

Penting bagi orang tua memahami bahwa setiap anak itu unik dan memiliki kebutuhan yang berbeda. Aktivitas non-akademik seperti olahraga, seni, atau bermain bersama teman sebaya, juga penting untuk melatih ketahanan mental, menjaga kesehatan, dan kebahagiaan mereka secara keseluruhan.
βœ… Buat jadwal kegiatan anak yang fleksibel: Moms bisa membuat jadwal yang fleksibel, di mana anak punya waktu untuk belajar dan waktu untuk mengeksplorasi minat mereka. Misalnya, setelah selesai belajar, anak bisa diajak mengikuti kelas seni atau olahraga yang mereka sukai.
ADVERTISEMENT
βœ… Penting untuk mendengarkan pendapat anak: Apa yang mereka ingin lakukan? Apa yang membuat mereka bahagia?
πŸ’‘ Kenapa ini penting? Ketika anak merasa didukung dalam keduanya, akademik dan non-akademik bisa saling melengkapi.