Anak Gemuk Belum Tentu Obesitas, Simak Cara Mengetahuinya

18 Mei 2022 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak Gemuk. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Gemuk. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Anak gemuk ditandai dengan pipi chubby dan berbadan montok. Saat orang melihatnya, biasanya akan merasa gemas dan ingin mencubit. Namun, tak sedikit juga anak gemuk diberi label ‘obesitas’. Padahal, anak gemuk belum tentu obesitas.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa perbedaan antara gemuk dan obesitas?

Penjelasan soal Anak Gemuk dan Obesitas

Obesitas merupakan salah satu gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai. Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), obesitas dapat memicu timbulnya penyakit kronis di kemudian hari, seperti hipertensi, stroke, diabetes, kista ovarium, dan gangguan pernapasan. Oleh karena itu, semakin dini anak mengalami obesitas, maka semakin rendah usia harapan hidupnya.
Ilustrasi anak alami gangguan pernapasan. Foto: TinnaPong/Shutterstock
Dikutip dari laman resmi Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, penyebab anak menjadi gemuk sampai obesitas adalah karena ketidakseimbangan kalori yang dikonsumsi dengan kalori yang dikeluarkan. Apalagi, bila makanan yang dikonsumsi tinggi gula.
Selain itu, anak dapat dikatakan gemuk bila memiliki indeks massa tubuh (IMT) antara 25,1 - 27,0. Sementara anak dapat dikatakan obesitas atau kelebihan berat badan tingkat berat bila memiliki IMT lebih dari 27.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara menghitung IMT?
IMT = Berat badan (kg) / (tinggi badan) 2 (m kuadrat)
Dokter spesialis anak sekaligus konsultan laktasi, dr. Citra Amelinda, SpA, M. Kes, IBCLC menjelaskan, obesitas pada anak dapat diketahui melalui nilai standar deviasi yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Anak usia 5-19 tahun dapat mengalami obesitas bila hasil IMT lebih besar dari +2 standar deviasi WHO Growth Reference, sedangkan anak usia di bawah 5 tahun dapat dikatakan obesitas bila hasil IMT lebih besar dari +3 standar deviasi WHO Child Growth," jelas dr. Citra kepada kumparanMOM, Senin (16/5).
Ilustrasi anak makan makanan bergizi Foto: Shutterstock
Oleh karena itu, penting bagi ibu dan ayah menerapkan pola hidup sehat pada anak sedini mungkin untuk menghindari kelebihan berat badan sampai obesitas.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, dr. Citra juga menyarankan anak perlu banyak gerak dan melakukan aktivitas fisik aktif selama 180 menit per hari untuk anak usia 1-5 tahun, dan 60 menit per hari untuk usia 5-18 tahun.
“Selain itu, makan makanan lengkap gizi seimbang, banyak bergerak, aktivitas fisik aktif 180 menit/hari usia 1-5 tahun dan 60 menit/hari usia 5-18 tahun,” tutur dr. Citra.
Ilustrasi lahraga untuk anak. Foto: Shutter Stock
Jadi Moms, anak gemuk dan anak obesitas adalah dua hal berbeda. Anak dapat dikatakan gemuk bila berat badannya berada sedikit di atas batas normal. Sementara mengutip Kemenkes, obesitas dikaitkan dengan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan kalori di dalam tubuh.
Sehingga, ibu dan ayah harus mengantisipasi sejak dini agar si kecil tidak mengalami obesitas. Sebab, obesitas tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik, melainkan juga pada kesehatan mental anak.
ADVERTISEMENT