Anak Laki-laki, Boleh Main Boneka Enggak Ya? Ini Kata Psikolog

22 Juli 2020 11:42 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak laki-laki dengan boneka. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak laki-laki dengan boneka. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bermain menjadi salah satu kegiatan yang dapat mendukung tumbuh kembang anak. Bahkan, sebelum si kecil lahir, ada beberapa orang tua yang sudah membelikan mainan untuk melengkapi ranjang atau kamar tidur si kecil. Misalnya saja, boneka.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, pada umumnya boneka merupakan salah satu mainan yang identik dengan anak perempuan. Sedangkan, robot-robotan atau mobil-mobilan adalah mainan untuk anak laki-laki. Hingga kini, anggapan tersebut pun masih dianut oleh sebagian orang tua. Mereka mengklasifikasikan mainan anak berdasarkan gender.
Orang tua biasanya takut, bila anak laki-laki bermain boneka, maka hal itu bisa membuat si kecil jadi feminin. Tapi, benarkah demikian?
bayi dengan boneka Foto: Shutterstock

Kata Psikolog tentang Anak Laki-laki Bermain Boneka

Psikolog Anak dan Remaja, Firesta Farizal, M.Psi menjelaskan bahwa sebenarnya mainan anak tidak perlu diklasifikasikan berdasarkan gender. Menurutnya, pada saat anak bermain boneka --entah anak laki-laki atau perempuan, mereka sedang melatih dan mengembangkan imajinasinya.
"Sebagai contoh, anak laki-laki mungkin akan suka tidur memeluk boneka beruangnya. Biasanya karena boneka itu empuk dan berbulu," kata Firesta kepada kumparanMOM, Senin (20/7).
ADVERTISEMENT
Direktur Klinik Psikologi dan Pusat Terapi Anak, Mentari Anakku ini pun menyebutkan bahwa boneka merupakan salah satu mainan yang bisa masuk kategori pretend play (permainan berpura-pura) yang biasa dilakukan anak. Bermain dokter-dokteran, polisi-polisian, atau bermain jadi koki, dan lainnya juga merupakan pretend play yang bisa Anda lakukan bersama sang buah hati di rumah, Moms.
Terlebih, menurut Firesta, di usia sekitar 3-4 tahun anak-anak sedang senang mengeksplorasikan banyak hal, senang dengan permainan peran atau permainan imajinatif. Adapun melalui pretend play, anak berlatih dan belajar banyak hal tentang kemampuan komunikasi dua arah dan juga mengembangkan kemampuan bersosialisasinya serta imajinasinya.
"Jadi, mainan (termasuk boneka) harusnya lintas gender. Pas main dokter-dokteran misalnya, bonekanya sakit, diperiksa. Di situ bisa jadi ada latihan empati, komunikasi, dan lain-lain," pungkasnya.
Ilustrasi anak bermain di rumah. Foto: Faisal Rahman/kumparan

Minat Anak soal Mainan akan Berkembang Sendirinya

Seiring bertambahnya usia si kecil, anak laki-laki yang biasanya main boneka mungkin akan beralih lebih senang bermain robot-robotan atau mobil-mobilan misalnya. Sehingga, minat anak soal mainan akan berkembang dengan sendirinya terkait gender mereka masing-masing.
ADVERTISEMENT
Jadi, tak perlu melarang ataupun menjadi cemas apabila anak laki-laki Anda ingin bermain boneka, Moms. Cukup awasi dan dampingi mereka saat bermain.
Bahaya Mainan di Ranjang Bayi Foto: Pixabay
Namun, bila anak laki-laki Anda masih bayi, sebaiknya Anda tidak meletakkan boneka atau mainan apa pun di ranjang si kecil. Sebab, American Academy of Pediatrics (AAP) dalam laman resminya menjelaskan, adanya mainan, boneka, dan bantal di boks bayi dapat meningkatkan risiko kematian mendadak pada bayi atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). SIDS biasanya terjadi pada bayi di bawah usia 1 tahun dan tidak dapat dijelaskan penyebab pastinya, namun kerap dikaitkan dengan kematian akibat sesak napas atau tercekik. Jadi, jangan biarkan bayi Anda tidur dengan benda-benda tersebut di sekitarnya ya, Moms!
ADVERTISEMENT