Anak Sering Mengeluh Sakit Kepala, Mungkinkah Alami Hipertensi?

24 Mei 2020 10:00 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PORTRAIT - anak sakit Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
PORTRAIT - anak sakit Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pernah ada dalam ingatan Anda, anak sempat mengeluh merasa sakit kepala atau nyeri kepala, disertai gejala mual dan muntah. Rupanya, hal ini bisa jadi pertanda si kecil mengalami hipertensi atau darah tinggi, Moms.
ADVERTISEMENT
Mengutip Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi pada anak dibagi menjadi dua kelompok, yakni hipertensi primer dan sekunder.
Dokter Spesialis Anak, DR. dr. Krisni Subandiyah, Sp.A(K), mengatakan sering kali tanda-tanda fisik anak yang mengalami hipertensi itu tidak terlihat jelas. Bahkan tak jarang pasien anak yang datang ke poliklinik sudah dalam keadaan hipertensi akut atau dengan gejala yang buruk.
Mengukur tekanan darah anak. Foto: Thinkstock
"Pada hipertensi yang ringan atau hipertensi derajat satu, gejalanya tidak jelas atau tidak nyata, tapi kalau sudah hipertensi yang kedua atau krisis hipertensi itu baru ada gejala. Antara lain misalnya anak sering mengeluh sakit kepala, kemudian sering pusing atau vertigo, kemudian kadang anak mengalami gangguan penglihatan, sering disertai dengan gejala mual dan muntah," kata dr. Krisni dalam acara dalam siaran langsung Instagram TV IDAI dengan topik 'Hipertensi pada Anak', beberapa waktu yang lalu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Lavalette, Malang, Jawa Timur ini juga mengatakan, ada juga kasus-kasus pasien anak dengan hipertensi yang baru ditangani setelah mengalami kritis. Misalnya anak datang dalam keadaan kejang, penurunan kesadaran, sampai koma. Inilah yang harus diwaspadai, Moms.
Lantas, bagaimana mengetahui seorang anak mengalami pusing yang hipertensi atau sakit kepala biasa?
Ilustrasi anak sakit kepala. Foto: Thinkstock
Bila anak sering mengeluh sakit kepala yang cukup sering, cobalah untuk memeriksakannya dengan tensi darah digital. Adapun batasan tekanan darah normal pada anak berbeda-beda, tergantung jenis kelamin, tinggi badan, juga usia.
"Pengukuran tensi pada anak itu sebenarnya harus dilakukan secara rutin. Pada anak usia lebih dari 3 tahun itu harus secara rutin setidaknya setahun sekali, bila ia tidak memiliki faktor risikonya. Namun bila sudah terlihat jelas faktornya, seperti obesitas, anak harus diukur tekanan darahnya setiap si anak berkunjung ke dokter," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, agar anak terhindar dari risiko hipertensi, dokter yang juga ahli nefrologi anak ini menyarankan agar ibu memilih makanan yang rendah garam, membatasi penggunaan bumbu-bumbu instan yang mengandung pengawet natrium, hindari camilan yang tinggi garam seperti kentang goreng asin, keju, daging asap, mayonaise, atau bahkan ikan asin.
"Jadi carilah garam yang rendah kadar natrium dan sodiumnya untuk anak ya," tutup dr. Krisni.