news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Anak Sering Tantrum, Kapan Orang Tua Harus Khawatir?

23 November 2020 15:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak tantrum dan menangis.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak tantrum dan menangis. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa anak tumbuh bukan hanya sekadar fisik, tetapi juga emosinya. Tanda-tanda emosi anak berkembang dengan baik adalah ia bisa menunjukkan rasa senangnya, bahagia, sedih, frustasi, kecewa, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Namun, keterbatasan bahasa dan sulitnya memahami emosi diri sendiri, membuat si kecil sering merasa frustasi dan berakhir dengan tantrum. Ya Moms, tantrum adalah suatu bentuk luapan emosi tidak terkontrol dalam bentuk perilaku agresif serta reaksi amarah yang berlebihan pada anak usia 15 bulan sampai 6 tahun.
Tapi, bagaimana jika anak terlalu sering tantrum. Apakah orang tua harus khawatir akan hal itu?

Tanda-tanda Tantrum yang Tidak Normal

Anak tantrum mengamuk hingga menangis meraung-raung atau menjerit Foto: Shutterstock
Dilansir Romper, Jennifer Katzenstein, Ph.D, Direktur Psikologi dan Neuropsikologi di Rumah Sakit Anak, Johns Hopkins, Amerika Serikat mengatakan, saat anak tantrum, tindakan terbaik yang bisa dilakukan adalah tetap tenang dan secara aktif mengabaikan perilaku tersebut.
Tetapi bagi sebagian anak, tantrum bisa menjadi masalah luar biasa yang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena itu mengganggu hari Anda atau dapat berpengaruh terhadap emosi si kecil. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua mengetahui mana tantrum yang masuk kategori masih normal dan yang tidak.
ADVERTISEMENT
"Ada berbagai macam perilaku pada anak-anak yang merupakan bagian dari proses perkembangan emosional normal. Ada amukan yang sesuai dengan usia, tetapi seiring bertambahnya usia anak, amukan mereka harus lebih sedikit dan kurang intens," ujar Nicole M. Avena, Asisten Profesor Ilmu Saraf di Mount Sinai School of Medicine.
Ia menambahkan, jika tantrum menjadi lebih sering dan makin lama seiring berjalannya waktu, Anda patut khawatir, Moms. Ketika anak-anak berusia 3 atau 4 tahun, mereka cenderung memukul dan menendang, tetapi dengan bimbingan, mereka akan berhenti dengan sendirinya. Tapi kalau tidak kunjung berhenti, berarti ini saatnya Anda harus khawatir.

Gangguan Emosi pada Anak

Orang tua perlu memahami jenis-jenis tantrum pada anak Foto: Shutterstock
Robert Hamilton, Dokter Anak di Pusat Kesehatan Providence Saint John, setuju bahwa kebanyakan tantrum sebaiknya dihadapi dengan cara mengabaikannya terlebih dahulu. Namun saat seorang anak berusia 3-4 tahun, tantrum seharusnya sudah tak sering terjadi.
ADVERTISEMENT
"Anak-anak yang terus mengalami amukan yang signifikan dan sering pada saat ini harus dibawa ke dokter anak. Walau terlihat bukan masalah serius, tapi ia bisa melukai dirinya sendiri," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa ada anak berusia 9 tahun yang masih tantrum dan bersikap dramatis. Namun tidak bisa diabaikan, karena tantrum bisa jadi tanda adanya gangguan emosi pada anak. Si kecil bisa mengalami rasa sakit seperti muntal, mual, bahkan melukai dirinya sendiri, Moms.
Nah, jika Anda merasa tantrum anak Anda sudah memengaruhi kehidupan sehari-harinya dan kehidupan keluarga Anda, sebaiknya bicarakan dengan tenaga ahli. Apalagi jika seorang anak di atas usia 4 tahun bersikap kasar dan tidak dapat diarahkan dari amukannya, atau jika amukannya semakin lama, ini saatnya Anda berbicara dengan psikolog anak.
ADVERTISEMENT