Anak Sudah Vaksin Polio Lengkap, Masih Mungkinkah Tertular?

25 November 2022 13:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin polio. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin polio. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Vaksinasi atau imunisasi merupakan cara efektif untuk mengurangi risiko paparan infeksi virus. Dengan begitu, tubuh akan mengenali dan bisa melawan virus yang masuk ke dalam tubuh, terutama pada anak-anak.
ADVERTISEMENT
Salah satu vaksin yang harus diperoleh anak adalah vaksin polio. Vaksin polio dibagi menjadi dua jenis, yaitu dalam bentuk oral atau disebut bivalent oral polio vaccine (bOPV) dan melalui injeksi atau disebut inactivated polio vaccine (IPV).
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basurah Yanuarso, Sp. A(K) menjelaskan bahwa masing-masing jenis vaksin polio memiliki tipe berbeda. Pada jenis OPV, vaksin akan berisi virus polio hidup yang dilemahkan dan tersedia dengan tipe B1 dan B3. Sedangkan pada jenis IPV, vaksin akan berisi virus mati dengan tipe B1, B2, dan B3.
Vaksin COVID-19 atau vaksin corona untuk anak. Foto: Shutterstock
“Vaksin polio ada dua macam, vaksin tetes dan injeksi. Yang tetes berisi virus polio hidup yang dilemahkan sekarang ini adalah tipe B1 dan B3. Sedangkan vaksin polio injeksi adalah vaksin virus mati berisi lengkap B1,B2,B3,” jelas dr. Piprim, kepada kumparanMOM, Kamis (24/11).
ADVERTISEMENT
Di samping itu, Dokter Spesialis Anak Konsultan, dr. Reza Abdussalam, Sp. A(K) juga menjelaskan bahwa bOPV sebaiknya diberikan pada anak setelah lahir, setelah pulang ke rumah, atau saat melakukan kontrol ke rumah sakit untuk pertama kalinya. Kemudian, vaksin tersebut akan dilanjutkan pada usia 2, 3, dan 4 bulan yang bersamaan dengan imunisasi DPT.
“Pemberian vaksin bOPV berdasarkan dari kemenkes diberikan pada anak yang dia setelah lahir atau setelah pulang ke rumah, atau pertama kali kunjungan ke rs, dan dilanjutkan biasanya pada usia 2,3, dan 4 bulan, dan berbarengan dengan imunisasi DPT,” jelas dr. Reza, kepada kumparanMOM, dalam waktu yang sama.
Ilustrasi vaksin dan imunisasi pada bayi. Foto: Shutter Stock
Untuk memperkuat imunitas tubuh, anak juga disarankan untuk diberikan IPV yang disuntikkan pada usia 4 dan 9 bulan, Moms. Kemudian booster bOPV akan diberikan lagi pada usia 18 bulan.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, jika vaksin si kecil sudah lengkap, apakah masih mempunyai risiko untuk tertular virus polio? Simak penjelasan dr. Reza berikut ini.

Kata Dokter soal Risiko Anak Terpapar Virus Polio Meskipun Vaksin Sudah Lengkap

Ilustrasi vaksin polio untuk anak. Foto: Shutter Stock
Menurut penelitian di Bandung pada 2020, ditemukan seroproteksi atau proteksi tubuh yang diperoleh dari imunitas anak yang sudah diberikan vaksin polio lengkap. Ya, penelitian ini diberikan pada beberapa anak yang diberikan vaksin OPV sebanyak empat kali dan satu kali IPV.
Hasilnya, proteksi pada tipe satu hampir mencapai 100 persen, tipe dua sekitar 91 persen, dan tipe tiga sekitar 99 persen. “Artinya, dengan pemberian OPV dan IPV ini memberikan perlindungan yang sangat baik, yaitu 90 sampai 100 persen,” kata dr. Reza.
ADVERTISEMENT
Dr. Reza mengimbau agar orang tua tidak perlu ragu untuk memberikan vaksin polio pada si kecil, baik dalam bentuk oral maupun injeksi. Vaksin polio bisa diperoleh gratis di puskesmas dan posyandu di seluruh Indonesia, atau dalam program-program vaksinasi pemerintah. Selain itu, rumah sakit juga menyediakan vaksin polio yang berbayar.