Anemia saat Hamil, Apa Risikonya?

18 Mei 2024 16:24 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ibu hamil sakit kepala Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ibu hamil sakit kepala Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu yang perlu diwaspadai ibu hamil adalah anemia. Ya Moms, anemia saat hamil dapat menimbulkan risiko bagi ibu maupun janin.
ADVERTISEMENT
Anemia saat hamil biasanya disebabkan karena kekurangan zat besi. Anemia ini dikenal juga dengan sebutan anemia defisiensi zat besi (ADB)

Bagaimana Anemia saat Hamil Terjadi?

Selama masa kehamilan, kebutuhan zat besi meningkat secara bertahap. Mulanya Anda hanya akan membutuhkan tambahan 0,8 mg zat besi per hari pada trimester pertama, hingga 7,5 mg per hari pada trimester ketiga.
Namun, zat besi dari makanan saja biasanya tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan Anda saat hamil. Hal itulah yang membuat dokter biasanya memberikan suplemen zat besi.
Mengkonsumsi cukup zat besi selama kehamilan penting untuk memastikan proses tumbuh kembang janin berjalan baik, serta untuk memelihara kondisi plasenta agar tetap optimal. Mencukupi asupan zat besi dari makanan maupun obat penambah darah juga bermanfaat untuk menghindari risiko kehilangan banyak darah selama persalinan nanti, Moms.
ADVERTISEMENT
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), secara umum ibu hamil dikatakan memiliki anemia apabila kadar hemoglobin (Hb)-nya kurang dari 11 g/dL atau hematokrit (Hct) kurang dari 33 persen. Berbeda dengan anemia biasa, anemia pada ibu hamil biasanya juga disebabkan oleh perubahan hormon yang mempengaruhi proses produksi sel-sel darah di dalam tubuh.
Sering kali, ibu hamil yang terkena anemia tidak menunjukan gejala khusus. Maka dari itu, selama kehamilan Anda perlu memeriksakan kondisi kesehatan secara rutin untuk mengetahui diagnosis yang tepat.

Risiko Jika Mengalami Anemia saat Hamil

Ibu hamil sakit kepala Foto: Shutterstock
Ingat Moms, sekali lagi jangan pernah menyepelekan anemia saat hamil. Anemia pada ibu hamil trimester pertama dilaporkan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat badan bayi rendah saat lahir (BBLR), hingga skor APGAR yang rendah.
ADVERTISEMENT
Anemia pada ibu hamil dikatakan masuk stadium berat dan perlu pertolongan medis segera ketika kadar Hb sudah kurang dari 7 g/dL. Namun, keputusan untuk mendapatkan transfusi darah bagi ibu hamil yang memiliki anemia tetap membutuhkan pertimbangan matang dengan memperhatikan kebutuhan pasien serta risiko dan manfaatnya.
Apabila dokter kandungan menilai anemia membuat kehamilan Anda berisiko tinggi untuk mengalami hemoglobinopati atau kehilangan darah banyak saat melahirkan nanti(baik lewat normal atau caesar), maka dokter mungkin akan memutuskan untuk segera mencari donor darah yang sesuai untuk Anda.