Apa Dampaknya Bila Orang Tua Suka Memanjakan Anak? Ini Kata Psikolog

8 Juni 2021 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apa Dampaknya Bila Orang Tua Suka Memanjakan Anak? Ini Kata Psikolog Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Apa Dampaknya Bila Orang Tua Suka Memanjakan Anak? Ini Kata Psikolog Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Setiap orang tua, tentu selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Tak jarang, orang tua kerap memanjakan anak dengan membacakan dongeng saat anak akan tidur atau bahkan selalu membelikan mainan kesukaan anak.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, selalu memberikan hadiah berbentuk barang rasanya memang bisa membuat si kecil bahagia, ya. Namun, bagaimana kata psikolog? Apakah memanjakan anak seperti itu merupakan hal yang benar? Berikut penjelasan dari Psikolog Anak dan Remaja, Belinda Agustya P.P, M.Psi.

Penjelasan Psikolog soal Orang Tua yang Suka Memanjakan Anak

Apa Dampaknya Bila Orang Tua Suka Memanjakan Anak? Ini Kata Psikolog Foto: Freepik
Moms, sebenarnya memanjakan anak adalah hal yang lumrah dan sangat wajar. Apalagi jika maksud memanjakan anak adalah sebagai ungkapan rasa sayang. Tetapi, jangan sampai Anda terlalu berlebihan dalam memanjakan si kecil.
Menurut Belinda, orang tua perlu tahu perbedaan mana sikap yang memanjakan anak, atau sikap yang memberikan kasih sayang. Jika orang tua selalu memberikan segala hal yang anak mau, padahal tahu hal tersebut tidak dibutuhkan anak, maka bisa saja memanjakan anak menjadi hal yang negatif.
ADVERTISEMENT
“Dampaknya jadi enggak bagus buat anak-anaknya. Jadi, orang tua mesti ngukur, karena kan orang tua lebih paham tentang anaknya, kira-kira sebatas mana kita bilang bahwa ‘oh ini tuh jadi kebutuhan anak’, sampai tahu bahwa ‘oh ini tuh cuma keinginannya doang, tapi dia gak butuh’,” jelasnya saat dihubungi kumparanMOM pada Jumat (4/6).
Kemudian, dalam postingan yang diunggah Belinda dalam akun Instagram pribadinya, @belindaagustya, orang tua juga jangan sampai kesulitan mengucapkan kata ‘tidak’ dan bahkan perlu memberikan batasan tegas terhadap perilaku anak yang kurang tepat. Misalnya, jangan sampai orang tua mewajarkan anak yang memukul teman-temannya, karena menganggap masih ‘anak-anak’.
“Kenapa bisa begini? Banyak penyebabnya, enggak bisa melihat anak sedih, takut menyakiti hati anak, punya pengalaman enggak enak karena terlalu dibatasi oleh figur dewasa. Yang terbentuk, anak jadi terlihat lebih dominan dibanding orang tua,” jelas Belinda dalam postingan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sehingga pada akhirnya, anak akan menjadi sulit menerima kata ‘tidak’, sulit menerima penolakan atau tidak bisa menunda kesenangan. Anak pun bisa gampang tantrum jika keinginannya tidak terpenuhi, Moms.
Apa Dampaknya Bila Orang Tua Suka Memanjakan Anak? Ini Kata Psikolog Foto: Freepik
Lalu, bagaimana sebaiknya orang tua memperlihatkan kasih sayangnya kepada anak, tanpa harus memanjakannya berlebihan?
Menurut Belinda, orang tua bisa melimpahkan kasih sayangnya kepada anak dengan berkomitmen untuk meluangkan waktu setiap hari, berdua bersama anak untuk bermain atau sekadar bercanda. Bisa juga dengan ngobrol santai atau berkumpul di tempat tidur.
“Orang tua harus paham betul anak belum bisa bedakan mau dan butuh, sehingga memberikan batasan yang tegas (bukan galak), jikalau permintaan anak bukanlah yang ia butuhkan, melainkan hanya keinginan sesaat,” ungkapnya dalam postingan yang sama.
ADVERTISEMENT
Jika anak kesulitan menerima kata ‘tidak’ atau bergumul dengan badai emosinya karena sedang belajar menerima kondisi yang tidak sesuai harapannya, orang tua harus tetap berempati dan mendampingi anak. Jadi menurut Belinda, orang tua tidak perlu terlalu keras atau terlalu lembut, jadilah orang tua yang fleksibel, Moms.