Apakah ASI Mengandung Laktosa?

7 Oktober 2020 14:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ASI. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ASI. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi dan dalam 6 bulan pertama kehidupannya sebaiknya bayi hanya diberi ASI. Hal ini dinyatakan dengan tegas oleh WHO maupun para ahli kesehatan kandungan. Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), nutrisi yang terdapat pada ASI adalah yang paling lengkap dan mengandung segala nutrisi yang diperlukan anak demi tumbuh kembang yang optimal.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, kandungan nutrisi yang ada pada ASI pun lebih mudah dicerna oleh bayi. Mulai dari air, kolostrum, protein, lemak, DHA dan ARA, karnitin, vitamin dan mineral, hingga karbohidrat semua ada di dalamnya dalam porsi yang sesuai untuk kebutuhan bayi.
Bagaimana dengan laktosa? Apakah ASI juga mengandung laktosa seperti susu sapi?
Ilustrasi ASI Foto: Unsplash

Kandungan Laktosa pada ASI

Dilansir Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), laktosa merupakan karbohidrat utama di dalam ASI yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak bayi. Selain untuk otak bayi, laktosa juga bermanfaat untuk menurunkan kadar bakteri tidak sehat di dalam perut bayi, membantu meningkatkan penyerapan mineral penting seperti magnesium, kalsium, dan fosfat.
Laktosa juga membantu bakteri baik di dalam usus bayi tumbuh pesat dan menghasilkan antibodi untuk meningkatkan kekebalan tubuh si kecil. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir dua kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula lho, Moms.
ADVERTISEMENT
Saat ASI keluar untuk pertama kalinya atau kolostrum biasanya tidak mengandung laktosa terlalu tinggi. Tapi jumlahnya semakin meningkat terutama laktosa pada ASI transisi, terutama pada ASI ibu yang melahirkan bayi cukup bulan.

Memahami Intoleransi Laktosa pada Bayi

Meskipun laktosa bermanfaat bagi perkembangan bayi, namun ada beberapa anak dengan kondisi tertentu bisa mengalami intoleransi laktosa. Ini merupakan sebuah kondisi di mana seorang bayi mengalami kesulitan untuk mencerna laktosa atau kandungan gula yang ada pada susu.
Laktosa yang tidak dicerna dengan baik akan tetap berada di dalam usus, sehingga bisa mengakibatkan masalah gastrointestinal atau suatu masalah pada sistem pencernaan. Penyebab yang mungkin terjadi karena faktor genetik, Moms.
Mengutip Baby Center, sekitar 90 persen orang Amerika-Asia berisiko terkena intoleransi laktosa karena faktor genetik. Kemungkinan lainnya yang menyebabkan bayi terkena intoleransi laktosa adalah karena tubuhnya tidak cukup memproduksi enzim yang disebut laktase.
Intoleransi Laktosa Foto: Pixabay
Enzim ini bermanfaat untuk memecah laktosa. Sebagai senyawa gula besar, laktosa tidak dapat diserap secara alami oleh tubuh. Tubuh membutuhkan laktase untuk memecah laktosamenjadi dua bagian yang lebih kecil yakni glukosa dan galaktosa sehingga mudah diserap oleh sel-sel usus.
ADVERTISEMENT
Namun, kondisi ini jarang terjadi. Sebab umumnya, bayi memang dilahirkan dengan laktase untuk bisa mencerna laktosa. Seiring bertambahnya usia anak-anak, tubuh mereka menghasilkan lebih sedikit laktase, dan beberapa sampai ke titik di mana mereka tidak dapat mencerna laktosa sama sekali.
Gejala yang biasanya muncul akibat intoleransi laktosa adalah diare, kram perut, kembung, dan sering buang gas selama 30 menit atau bahkan 2 jam setelah minum ASI. Jadi bila Anda melihat si kecil mengalami hal seperti ini, segera periksakan ke dokter ya, Moms.