Apakah Bayi Juga Bernapas saat Berada di Dalam Kandungan?

26 Januari 2024 7:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cara Bayi Bernapas di Dalam Kandungan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Cara Bayi Bernapas di Dalam Kandungan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak orang tua, dan mungkin termasuk Anda, bertanya-tanya bagaimana ya cara bayi bernapas selama di dalam kandungan? Ya, Moms, gerakan pernapasan merupakan penanda penting kesehatan janin.
ADVERTISEMENT
Dokter Spesialis Ibu dan Anak sekaligus asisten profesor klinis di departemen kebidanan NYU Langone Health, Amerika Serikat, Meghana Limaye, menyebut janin mengalami beberapa tahap perkembangan paru-paru. Bahkan perkembangan itu berlangsung hingga masa anak-anak.
“Bayi sebenarnya berlatih bernapas di dalam rahim,” kata Meghana dikutip dari Parents.
Meghana menjelaskan, perkembangan paru-paru dimulai sejak dalam rahim dan berlanjut hingga dewasa muda.

Perkembangan Paru-paru

Menurut penelitian, perkembangan paru-paru dimulai dari tahap embrio pada minggu ke-4. Pada fase ini, dua tunas kecil bercabang muncul dan mulai membentuk paru-paru kanan dan kiri, hingga esofagus dan trakea.
Tahap selanjutnya, yang dikenal sebagai tahap pseudoglandular. Tahap ini berlangsung selama minggu ke-5 hingga 17.
Ilustrasi bayi di dalam kandungan. Foto: yucelyilmaz/Shutterstock
Selama fase ini, sekitar minggu 10 atau 11  janin akan mulai menelan cairan ketuban. Cairan ini akan masuk ke paru-paru untuk memulai perkembangan paru-paru. Pada fase ini orang tua mungkin memperhatikan dada janin naik dan turun selama USG.
ADVERTISEMENT
Ya, Moms, janin mendapat oksigen melalui plasenta. Oksigen ditransfer melalui plasenta kemudian masuk ke sirkulasi janin melalui vena umbilikalis yang berada di dalam tali pusat. Oksigen kemudian masuk ke janin melalui umbilikus. Cairan ini sangat penting untuk perkembangan dan pematangan paru-paru.
Dari proses itu, janin berpindah ke fase yang disebut tahap kanalikuli. Bagian paling penting dari perkembangan paru-paru janin adalah fase kanalikuli. Antara usia kehamilan 17 dan 26 minggu.
Pada masa ini, permukaan pernapasan utama di paru-paru berkembang, sehingga memungkinkan terjadinya oksigenasi setelah lahir.
Ilustrasi ibu hamil lakukan pemeriksaan USG. Foto: Kwangmoozaa/Shutter Stock
Setelah usia 26 minggu, janin berpindah ke fase sakular atau ketika kantung terminal berkembang. Janin juga mulai memproduksi surfaktan yang memungkinkan paru-paru terbuka dan mengalirkan cairan ketuban selama persalinan. Surfaktan juga mencegah kolaps paru-paru. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar minggu ke 36, janin memasuki fase alveolar.
ADVERTISEMENT

Pernapasan Lanjutan Janin di Dalam Kandungan

Transisi itu dimulai selama persalinan saat janin bersiap untuk mengambil napas pertama secara mandiri. Setelah bayi lahir, ada semacam perubahan yang terjadi. Paru-paru memproduksi lebih sedikit cairan dan mulai menyerap cairan tersebut untuk beralih ke udara pernapasan.
Dokter Obgyn di MemorialCare Orange Coast Medical Center di California, G. Thomas Ruiz menyebut, janin masih belum bernapas sendiri selama persalinan. Selama si kecil terhubung dengan plasenta melalui tali pusat, ia mendapat bantuan pernapasan dari orang tua yang melahirkan.
“Setelah bayi dilahirkan, baik melalui vagina atau operasi caesar, hal itu segera memulai perubahan dalam sirkulasi janin,” jelas Dokter Ruiz.
“Di dalam rahim, sebagian besar aliran darah melewati paru-paru melalui saluran di dalam jantung janin. Setelah melahirkan, saluran dan kantung tersebut mulai menutup, dan aliran darah normal pun terbentuk. Darah memasuki ventrikel kanan dan kemudian masuk ke paru-paru, paru-parunya mengembang,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Napas pertama dan tangisan nyaring membantu orang tua baru bernapas lega. Dokter Ruiz menyebut idealnya napas pertama terjadi dalam hitungan detik setelah melahirkan.
“Sungguh menakjubkan bagaimana bayi dapat bertransisi dari paru-parunya yang berisi cairan menjadi mampu menangis dan bernapas sendiri,” katanya.
Namun, paru-paru sebenarnya belum sepenuhnya berkembang bahkan setelah bayi cukup bulan lahir. Menurut penelitian, bayi memiliki sekitar 24 juta alveoli di paru-parunya saat lahir dan jumlah tersebut akan berlipat ganda menjadi sekitar 280 juta pada usia 8 tahun. Penelitian lain mendukung bahwa perkembangan paru-paru berlanjut hingga dewasa muda.