Bayi Lebih Suka Ngesot Daripada Merangkak, Orang Tua Harus Bagaimana?

6 September 2021 10:59 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi ngesot sebelum merangkak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi ngesot sebelum merangkak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebelum dapat berjalan, banyak cara yang akan dilakukan oleh bayi untuk menggerakkan tubuhnya. Salah satunya, bayi merangkak.
ADVERTISEMENT
Tapi bagaimana bila alih-alih merangkak, si kecil malah suka ngesot atau menggerakkan tubuh maju dan mundur hanya dengan bantuan perut? Apakah hal ini normal atau justru perlu diwaspadai oleh orang tua?
Tenang dulu Moms, baca artikel ini sampai habis untuk memahaminya.

Penyebab Bayi Suka Ngesot

Penyebab Bayi Suka Ngesot Foto: Shutterstock
Bila bayi suka ngesot, artinya ia sedang dalam fase scooting, yakni teknik mobilitas yang digunakan bayi tanpa bantuan. Scooting tidak seperti gaya merangkak standar, tidak selalu menggunakan kedua tangan dan kaki, dan beberapa bayi suka menggabungkan gaya gerakan yang berbeda.
Umumnya, bayi kerap melakukan scooting ketika berusia 6 bulan. Namun beberapa bayi juga ada yang mulai melakukan scooting saat berusia 8 hingga 12 bulan.
ADVERTISEMENT
Lantas mengapa bayi melakukannya?
Mengutip Zero to Three, awalnya bayi mencoba untuk merangkak, menggoyangkan badannya ke depan dan ke belakang dengan tangan dan lututnya. Namun mungkin bayi menemukan teknik yang lebih mudah daripada merangkak, yakni: ngesot.
Meski demikian, jika bayi bergerak atau bergeser dengan perut atau ngesot di masa-masa awal ia belajar merangkak, Anda tak perlu khawatir, Moms. Hal ini bukan berarti si kecil mengalami masalah pada perkembangannya.

Yang Perlu Dilakukan Orang Tua Bila Bayi Suka Ngesot

Ilustrasi bayi merangkak. Foto: Shutter Stock
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui laman resminya juga memberi penjelasan senada. IDAI menyebut jika masing-masing bayi memiliki cara tersendiri untuk bergerak.
Ada bayi yang bergerak mundur dulu, lalu menangis karena menjadi semakin jauh dari mainan yang dituju. Ada yang ngesot dan ada pula yang berguling.
ADVERTISEMENT
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), yang mana pun yang dipilih bayi, semuanya wajar dan tidak perlu dikhawatirkan selama bayi dapat mengkoordinasikan gerakan tubuhnya dan menggunakan seluruh anggota tubuhnya secara merata.
Namun saat bayi ngesot, ada juga beberapa tanda yang perlu diwaspadai.

Kapan Orang Tua Harus Waspada soal Bayi Ngesot

Bayi merangkak ngesot, apakah perlu dibawa ke dokter? Foto: Shutterstock
Orang tua perlu waspada apakah bayi lebih suka ngesot akibat ia tidak mampu menopang berat badannya dengan kaki.
Bagaimana cara mengetahui hal ini?
Coba amati, Moms. Apakah bayi dapat melipat kakinya ketika dipegang dalam posisi berdiri saat berusia 12 bulan? Bila tidak bisa, bawa bayi ke dokter.
Bayi juga perlu dibawa ke dokter bila belum bisa berjalan di usia 18 bulan atau tampak tidak bisa mengkoordinasikan anggota badan dan gerakan tubuhnya ketika ngesot atau merangkak.
ADVERTISEMENT
Sebab, ini bisa berarti adanya indikasi gangguan neuromuskular atau bayi memiliki tonus otot yang rendah sehingga terkulai saat bergerak atau digendong.
Bawa juga si kecil ke dokter bila perkembangan fisik, kognitif, dan bicaranya terlihat terlambat.