Bayi Sulit Menyusu dari Payudara, Apa Penyebabnya?

13 September 2020 9:52 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu menyusui bayinya. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menyusui bayinya. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
ASI merupakan makanan terbaik dengan gizi yang paling sesuai untuk bayi hingga ia berusia 6 bulan. Meski setelah berusia 6 bulan bayi perlu diberikan MPASI, Badan Kesehatan Dunia (WHO) tetap merekomendasikan pemberian ASI hingga anak berusia 2 tahun atau lebih.
ADVERTISEMENT
Walau banyak manfaatnya, namun terkadang, ada saja tantangan yang harus dilewati ibu saat menyusui bayi. Salah satunya adalah ketika bayi sulit menyusu langsung dari payudara. Ya, hal ini bisa saja terjadi, terutama pada ibu baru yang belum terlalu memahami bagaimana cara menyusui dengan tepat.
Perlu diketahui, bahwa menyusui lebih dari sekadar memberikan ASI untuk bayi. Lewat proses menyusui langsung, Anda bisa membangun ikatan yang lebih dalam dengan si kecil, Moms.
Lantas, kenapa bayi sulit menyusu langsung, ya?
ilustrasi ibu memberikan ASI dari dot Foto: Shutterstock

Botol Dot Bisa Membuat Bayi Sulit Menyusu dari Payudara

Dokter Spesialis Anak sekaligus Konsultan Menyusui dr. Elizabeth Yohmi, Sp.A, IBCLC mengatakan ada beberapa faktor yang menjadi penyebab anak tidak mau menyusu langsung di payudara ibunya.
ADVERTISEMENT
"Biasanya ibu baru yang belum bisa menyusui, dan kebetulan dia belum pernah melakukan konseling laktasi di masa pandemi ini. Selain itu, fasilitas kesehatan di lingkungannya belum maksimal memberikan bantuan secara langsung, sehingga akhirnya ibu lebih memilih melakukan suplementasi dan menggunakan alat bantu dot," kata dr. Yohmi dalam Live Instagram Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, faktor terbesar yang membuat anak tidak mau menyusu langsung adalah pemberian ASI atau susu formula dengan menggunakan botol dot. Ya, penggunaan botol dot, kata dr. Yohmi, bisa mengganggu proses menyusui langsung.
Bayi seharusnya memerlukan usaha aktif untuk mengeluarkan ASI dari payudara ibunya. Sedangkan ibu bisa membantu bayi dengan cara memegangnya dengan posisi yang benar, sehingga bayi mampu mengisap ASI dari payudara.
ADVERTISEMENT
"Sedangkan menyusu dengan dot, effortnya tidak terlalu besar karena bisa secara pasif cairan botol itu keluar dengan mudah untuk dikonsumsi oleh bayi. Tidak sesulit daripada mengeluarkannya dari payudara. Sehingga tanpa disadari mungkin menyebabkan berat badan bayi turun, kemudian karena panik, ibu melanjutkan suplementasinya dan lupa memberikan ASI," paparnya.
Ilustrasi ibu menyusui bingung bayi tidak mau menyusu. Foto: Shutter Stock

Terlalu Nyaman dengan Botol Dot

Dokter yang juga ketua Satgas ASI IDAI ini juga mengatakan bahwa bayi yang sudah nyaman dengan botol dot bisa menjadi faktor sulitnya proses menyusui langsung. Bisa saja ibu sudah bekerja, namun belum stabil proses menyusuinya tapi sudah beralih ke alat yang lainnya.
"Bayi yang sudah nyaman dengan dot sampai 2-3 bulan, kemudian ibu mencoba untuk kembali lagi ke payudara, tentu akan susah. Kalau bisa sebelum satu bulan ibu mau kembali ke payudara setelah bottle feeding masih bisa dilakukan. Jangan keburu anak sudah nyaman dengan botolnya baru kembali," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, dr. Yohmi menyarankan, bagi ibu yang bekerja dan sulit untuk menyusui langsung, maka berikanlah bayi ASI perah dengan media selain dot. Misalnya saja dengan cup feeder atau sendok.
"Pokoknya, sebisa mungkin untuk menyusui secara langsung. Bila masih bottle feeding, sesegera mungkin untuk kembali lagi ke payudara, setidaknya sebelum satu bulan," tutupnya.