Bayi Tabung Berisiko Lahir Prematur, Benarkah?

25 Februari 2020 17:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bayi Tabung. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bayi Tabung. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Program bayi tabung atau istilah lainnya dikenal dengan In Vitro Fertilization (IVF) menjadi salah satu solusi bagi pasangan suami istri untuk mendapatkan keturunan. Program bayi tabung sendiri diartikan sebagai teknologi kedokteran yang digunakan untuk menyatukan sel telur wanita dengan sperma suaminya di luar rahim. Kemudian, proses pembuahan ini akan dilakukan di sebuah laboratorium yang dikerjakan oleh para ahli.
ADVERTISEMENT
Meski sudah terbukti berhasil, namun ada beberapa kekhawatiran yang mungkin dirasakan pasangan suami istri sebelum menjalankan program bayi tabung. Salah satunya tentang risiko kelahiran prematur atau bayi lahir kurang dari usia kehamilan 37 minggu. Benarkah hal itu?
Bayi Prematur Foto: Shutterstock
Dilansir Verywell Family, wanita yang mengandung secara alami maupun yang menjalani program bayi tabung sebenarnya sama-sama memiliki peluang bayi lahir prematur. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti lingkungan, usia, kesehatan dan berat badan ibu hamil, konsumsi alkohol, merokok, dan lain sebagainya.
Namun, ibu yang menjalani program bayi tabung memang berisiko melahirkan bayi prematur lebih tinggi bila dibandingkan mereka yang hamil secara alami. Terlebih, wanita yang hamil anak kembar lewat program bayi tabung, 23 persen lebih tinggi melahirkan bayi prematur.
bayi baru lahir Foto: Shutterstock
Hingga saat ini, belum ada penyebab pasti kelahiran prematur pada bayi tabung. Beragam penelitian pun masih dilakukan untuk memastikan hal itu.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan wanita yang jalani program bayi tabung berisiko melahirkan bayi prematur, seperti:
Ilustrasi bayi tabung. Foto: Shutter stock
1. Masalah hormon
Dalam proses menjalani program bayi tabung, biasanya menggunakan embrio segar yang akan meningkatkan jumlah sel telur yang akan dilepaskan ke dalam rahim. Beberapa pakar percaya bahwa hormon inilah yang dapat mempengaruhi cara implan embrio di dalam rahim sehingga bayi berisiko lahir prematur.
2. Embrio ganda
Embrio ganda biasanya ditemui dalam kasus hamil bayi kembar. Hal inilah juga dapat meningkatkan peluang bayi lahir prematur.
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutterstock
3. Faktor ibu
Faktor yang menyebabkan infertilitas atau ketidaksuburan menjadi salah satu hal yang meningkatkan risiko bayi lahir prematur. Ibu yang hamil lewat program bayi tabung biasanya sudah tidak muda lahi dan memiliki berat badan lebih daripada ibu yang hamil secara alami.
ADVERTISEMENT
Hingga kini memang belum ada cara untuk menghilangkan risiko bayi lahir prematur jika Anda menjalani program bayi tabung. Meski begitu ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko tersebut, seperti menjaga pola makan, rajin berolahraga, dan hindari rokok serta alkohol selama hamil.