news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Berkaca pada Kasus Gisel, Bagaimana Menjelaskannya pada Anak? Ini Saran Psikolog

8 Januari 2021 13:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gisella Anastasia saat tiba di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (30/10). Foto: Aria Pradana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gisella Anastasia saat tiba di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (30/10). Foto: Aria Pradana/kumparan
ADVERTISEMENT
Gisella Anastasia alias Gisel telah ditetapkan sebagai tersangka kasus video porno. Gisel rencananya akan menjalani pemeriksaan sebagai tersangka pada Jumat (8/1) ini.
ADVERTISEMENT
Hari ini, Rabu (6/1), Gisel menggelar jumpa pers terkait kasus yang tengah menjeratnya itu. Gisel sempat mengucapkan permintaan maaf atas kasus yang kini dihadapinya.
Tak hanya itu, ia juga bersyukur dengan kehadiran orang-orang yang tak pernah meninggalkannya saat ini.
"Tidak henti-hentinya saya ucap syukur buat keberadaan mereka dalam hidup saya, yang selalu support saya dan tidak hakimi saya selama proses ini," ungkap Gisella Anastasia.
Ibu satu anak ini juga mengutarakan harapannya agar ia bisa kembali menata kehidupannya lebih baik bersama anak sematawayangnya.
Namun bila kita sebagai orang tua berkaca pada kasus Gisel, bagaimana sebaiknya bersikap pada anak saat terjerat kasus serupa?
ADVERTISEMENT

Kata Psikolog tentang Kasus Gisel

Gisella Anastasia memberikan keterangan pers penetapan sebagai tersangka kasus penyebaran video porno di Jakarta, Rabu (6/1). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Menjadi orang tua maupun orang dewasa pada umumnya tidak bisa terlepas dari berbuat kesalahan. Atau ambil jalan pintas untuk lari dari masalah, termasuk dalam perkawinan misalnya," ujar Psikolog Anak dan Remaja yang berpraktik di LPTUI, Vera Itabiliana S.Psi, Psi pada kumparanMOM Kamis (7/1).
"(Saat lari dari masalah) dengan cara mengkonsumsi miras, atau drugs sehingga mabuk misalnya. Ya itu salah karena dalam kondisi mabuk, fungsi berpikir kita termasuk melakukan penilaian, berpikir panjang ke depan itu terganggu sehingga berisiko ambil keputusan salah atau melakukan suatu kesalahan seperti merekam video yang seharusnya tidak," paparnya.
Vera lebih lanjut lantas menjelaskan, meski anak-anak belum dewasa sebaiknya orang tua bersikap terbuka dan menjelaskannya pada anak tentang apa yang tengah menjerat mereka.
ADVERTISEMENT
Ini penting supaya anak tidak bingung dan atau merasa cemas. Penjelasan juga perlu agar anak tidak membentuk persepsi sendiri atau mendengar penjelasan dari pihak lain yang salah atau tidak jelas.
"Anak-anak kan, juga lihat apa yang terjadi. Mereka perlu dan berhak diberi penjelasan. Hak untuk mengetahui kondisi sebenarnya yang terjadi pada orang tua mereka. Karena anak-anak juga pasti perlu ditenangkan dengan penjelasan," kata Vera.
Ilustrasi anak merasakan perubahan rutinitas Foto: Shutterstock
Ia mengingatkan juga, orang tua perlu menyadari bahwa tentu akan ada hal yang berubah dan dialami anak.
"Dalam kasus ini, mungkin anaknya masih kecil atau has no clue apa yang terjadi, ya. Jadi yang pasti dan paling penting menurut saya, hindarkan anak dari berita. Di samping itu, mungkin anak merasakan ada perubahan rutinitas. Kenapa Mama pergi ke kantor polisi, kenapa anak harus bersama Papa dulu sementara waktu. Jadi awal penjelasannya dari situ," papar Vera.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, sebelumnya kita perlu melihat dulu, sejauh apa anak tahu tentang kasus yang dialami ayah atau ibunya. "Kalau belum tahu, berarti harus kasih penjelasan dulu apa yang sudah dilakukan ayah atau ibunya."

Cara Menjelaskan pada Anak

Anak perlu mendapat penjelasan saat orang tua terjerat kasus hukum Foto: Shutterstock
Setelah itu menurut Vera, anak perlu diberi penjelasan mengapa ayah atau ibunya melakukan itu namun dengan bahasa yang mudah mereka pahami sesuai dengan usianya.
Untuk anak SD misalnya, jelaskan bahwa ayahnya telah melakukan hal dilarang oleh negara, sehingga kini harus berurusan dengan polisi.
Bagaimana bila anak bertanya lebih jauh? Misalnya tentang kapan mereka dapat bertemu dengan Ayah atau Ibunya? Atau apakah ayah atau ibunya akan dipenjara?
Bersikap jujur dan apa adanya saja, Moms. Bila memang belum tahu, katakan pada anak 'Ibu belum bisa jawab soal itu sekarang karena masih tunggu hasil pengadilan', misalnya.
ADVERTISEMENT

Pentingnya Membuat Anak Merasa Aman

Ilustrasi ibu memeluk anak Foto: Shutterstock
Jangan lupa, sampaikan juga dengan tulus penyesalan kita.
Vera mencontohkan, orang tua bisa mengatakan, "Yes I was wrong...I’m truly sorry for that." atau "Ya, Ibu/Ayah salah dan sangat menyesal. Maaf ya, Nak."
Sementara orang tua yang berada di rumah atau bersama anak perlu menjelaskan bahwa ayah atau ibu yang sedang berurusan dengan polisi dalam keadaan aman dan baik-baik saja. Sehingga, anak tidak cemas dengan kondisi ayah atau ibunya yang sedang berada di kantor polisi. Sebaliknya, yakinkan bahwa mereka di rumah pun dalam keadaan aman agar anak tidak cemas berlebihan.
Apa lagi?
"Orang tua harus mengakui bahwa perbuatan yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan dan tidak boleh terulang lagi di masa depan," tutup Vera.
ADVERTISEMENT
Semoga kasus yang dialami Gisel ini dapat menjadi pelajaran juga untuk kita semua ya, Moms.