Buntut KLB, Pemerintah Gencarkan Vaksinasi Polio di Aceh

30 November 2022 9:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi polio. Foto: podsy/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi polio. Foto: podsy/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Temuan satu kasus polio di Aceh yang dialami anak usia 7 tahun beberapa waktu lalu membuat pemerintah menetapkan status KLB. Sebab penelitian menunjukkan, kemunculan satu kasus polio mengindikasikan setidaknya ada 200 anak lain yang terinfeksi dengan gejala lebih ringan.
ADVERTISEMENT
Tidak lama dari satu kasus tersebut, pemerintah kembali menemukan 3 kasus polio lain di wilayah yang sama. Namun, anak-anak tersebut rupanya tidak menunjukkan gejala, Moms. Mengingat penyebarannya yang sangat cepat, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI juga segera bergerak untuk menanggulangi KLB ini dengan memperluas cakupan imunisasi polio di wilayah Aceh.
“Sesuai dengan rekomendasi yang sudah dikeluarkan oleh ITAGI, bahwa kita memang harus segera melakukan upaya penanggulangan salah satunya dengan melakukan kegiatan imunisasi massal polio yang kita beri nama sub pekan imunisasi nasional (PIN) yang diselenggarakan di seluruh kabupaten kota di provinsi Aceh,” ungkap Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, Prima Yosephine, dalam konferensi pers virtual yang diadakan Kemenkes pada Selasa (29/11).
ADVERTISEMENT

Kemenkes Adakan Pekan Imunisasi Nasional Polio di Aceh

Balita mendapat vaksin imunisasi polio di rumahnya di di Desa Rukoh, Banda Aceh. Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO
Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) khusus pemberian vaksin polio diselenggarakan di beberapa wilayah Aceh seperti, Kabupaten Pidie, Banda Aceh, Aceh Jaya, Bireuen, Aceh Utara, hingga Kota Sabang. Kegiatan imunisasi ini akan dilakukan secara bertahap hingga menyeluruh di provinsi Aceh dalam 2 putaran dengan jarak minimal 1 bulan dari putaran pertama.
“Sasaran dari PIN ini adalah semua anak di kabupaten dan kota provinsi Aceh yang berusia 0-12 tahun. Artinya, sebelum ulang tahunnya yang ke-13 itu masuk, termasuk pendatang, dan yang tanpa status juga (bisa divaksin),” lanjut Prima.
Prima menjelaskan, pemerintah menargetkan cakupan imunisasi polio di Aceh bisa mencapai 95 persen untuk setiap putarannya. Oleh karenanya, Kemenkes dan pemerintah daerah akan bekerja sama untuk meningkatkan edukasi tentang bahaya polio dan pentingnya vaksinasi sebagai pencegahannya. Apalagi, hingga saat ini masih banyak orang tua yang menolak anaknya divaksin karena beragam alasan.
ADVERTISEMENT
“Rata-rata yang menolak memang takut karena kejadian pasca imunisasi (KIPI), namun, kami sedang meyakinkan orang tua dan guru. Hasil kami saat PIN saat putaran pertama kemarin itu juga memang sama sekali tidak ada kejadian KIPI,” ujar Kadiskes Pidie Aceh, dr. Arika Aboebakar yang juga hadir dalam konferensi pers tersebut.
Ya Moms, sebenarnya orang tua tidak perlu khawatir berlebihan soal pemberian imunisasi polio pada anak. Sebab menurut penelitian, vaksin jenis OPV yang digunakan Kemenkes dalam program sub PIN ini dinyatakan aman dengan risiko KIPI yang sangat minimal.

Syarat Imunisasi Polio dalam Program Sub PIN Kemenkes

Petugas kesehatan memberikan imunisasi polio kepada murid sekolah saat berlangsung vaksinasi massal di Kota Pidie, Kabupaten Pidie, Aceh, Senin (28/11/2022). Foto: Ampelsa/Antara Foto
Umumnya, anak-anak harus dalam keadaan sehat saat hendak mendapatkan imunisasi polio. Apabila anak sedang flu dan sedikit demam yang tidak lebih dari 38 derajat celcius, maka masih boleh diberikan imunisasi. Jika si kecil demam tinggi, sebaiknya ditunggu dulu hingga kondisinya membaik ya, Moms.
ADVERTISEMENT
“Syarat umum lainnya, sih, kalau anak sekolah mungkin sarapan dulu. Jadi, sebenarnya nggak ada yang terlalu bermasalah, karena vaksin polio oral ini sama seperti vaksin lainnya,” kata Prima.
KIPI memang jarang terjadi akibat imunisasi polio, namun, jika anak mengalami keluhan setelah vaksinasi sebaiknya segera membawanya ke layanan kesehatan terdekat. Nantinya, tenaga kesehatan akan melakukan pemeriksaan dan menentukan keluhan si kecil berhubungan dengan vaksinasi atau memang karena ia sedang mengalami kondisi medis tertentu.