Cara Atasi Depresi Setelah Keguguran

1 Juni 2022 20:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu yang mengalami keguguran depresi. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu yang mengalami keguguran depresi. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Keguguran saat hamil bukanlah situasi yang mudah bagi wanita. Pada beberapa wanita, rasa sedih yang mendalam usai kehilangan janin bahkan bisa berubah menjadi depresi.
ADVERTISEMENT
Menurut Dokter Kandungan Dr. Apurva S. Shah, MD, MBA, depresi usai keguguran memang tidak banyak terjadi, hanya sekitar 20 persen wanita yang mengalaminya. Meski begitu, jumlah tersebut bukan berarti meremehkan depresi yang dialami.
"Hal ini tidak hanya akan memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan, tetapi juga berdampak pada pengalaman kehamilan selanjutnya," kata dr. Shah seperti dikutip dari Rompers.
"Keguguran biasanya akan diikuti oleh tekanan emosional yang intens. Kesedihan karena kehilangan bayi yang diharapkan, tetapi banyak juga pasien mengalami perubahan suasana hati yang mungkin berakhir dengan depresi klinis," lanjut dia.
Namun, perlu dipahami depresi berbeda dengan rasa sedih ya, Moms. Apabila Anda atau teman yang setelah keguguran merasa begitu kehilangan, kemudian berlanjut menjadi tidak berbicara sama sekali, marah, putus asa, selalu merasa bersalah, hingga ingin bunuh diri, bisa jadi kondisinya sudah depresi.
Ilustrasi Depresi pada ibu seusai mengalami keguguran. Foto: Shutter Stock

Cara-cara Mengatasi Depresi Usai Alami Keguguran

Depresi yang dialami wanita usai keguguran bisa berbeda-beda lamanya, tergantung bagaimana perasaan masing-masing usai kehilangan bayinya. Berikut adalah beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan untuk memulihkan depresi setelah keguguran, seperti dikutip dari Parents:
ADVERTISEMENT
1. Minta Bantuan Orang Terdekat
Jika Anda merasa terlalu rapuh untuk membicarakan keguguran yang dialami, mintalah bantuan pada orang yang benar-benar dipercaya. Bisa suami, orang tua, saudara atau teman yang menjadi 'juru bicara', bila ada yang bertanya soal kondisi Anda. Jangan ragu juga untuk meminta bantuan sekecil apa pun dari mereka, meski hanya sekadar pelukan dan tempat bercerita.
2. Jangan Masukkan Komentar Negatif ke Hati
Tidak semua orang bisa benar-benar peka dan paham dengan situasi yang dialami. Ada saja yang bisa berkata 'Jangan khawatir, kamu bisa mencoba hamil lagi', namun kenyataannya tidak semudah itu. Karena mereka tidak paham sepenuhnya rasa sakit yang Anda alami. Jadi, lebih baik untuk tidak menghiraukannya, Moms.
Ilustrasi keguguran. Foto: Shutter Stock
3. Tak Perlu Menyalahkan Diri Sendiri
ADVERTISEMENT
Selama proses penyembuhan dari depresi, jangan memaksakan diri untuk langsung melupakan kehilangan yang dialami. Rasa sakit dan sedih adalah sesuatu yang normal terjadi, dan tidak perlu menyalahkan diri sendiri atau meminta maaf kepada siapa pun tentang kondisi yang dialami.
4. Batasi Bertemu Orang Tertentu
Apabila mungkin terasa sulit berada di sekitar saudara atau teman yang sedang hamil maupun punya bayi, ada baiknya untuk izin tidak menemuinya dulu. Kabarkan bahwa mungkin perasaan masih sedih, tetapi Anda tidak akan meninggalkan mereka. Ketika perasaan sudah lebih membaik, Anda berjanji akan menemui mereka lagi.
5. Mulai Lakukan Terapi
Jika cara-cara sebelumnya tidak banyak membantu mengatasi rasa depresi, maka cobalah untuk menemui psikiater. Menurut Psikiater Kesehatan Mental Wanita dari Universitas Yale, Dr. Gauri Khurana, ada beberapa terapi yang bisa dijalani seperti Terapi Perilaku Kognitif dan Psikoterapi Interpersonal. Terapi Perilaku Kognitif umum dilakukan pada pasien yang depresi usai keguguran.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dokter bisa meresepkan juga obat-obatan, termasuk antidepresan, tergantung pada tingkat keparahan gejalanya. Tapi, pemberian obat ini adalah opsi terakhir pengobatan, sehingga memang lebih mengutamakan terapi.
"Obat-obatan harus selalu menjadi pilihan terakhir. Tetapi banyak orang pergi ke dokter setelah gejalanya parah," tutur Dokter Penyakit Dalam di Parsley Health, Dr. Nisha Chellam.