Cara Caca Tengker Hadapi Anak yang Tantrum

24 Juni 2022 12:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Caca Tengker dan anaknya. Foto: Instagram/@cacatengker
zoom-in-whitePerbesar
Caca Tengker dan anaknya. Foto: Instagram/@cacatengker
ADVERTISEMENT
Tantrum merupakan cara anak meluapkan emosi yang normal di masa tumbuh kembangnya. Keterbatasan bahasa dan masih sulitnya memahami emosi diri sendiri membuat anak frustasi hingga akhirnya tantrum. Hal ini membuat anak jadi agresif sehingga ia meluapkan emosinya secara berlebihan.
ADVERTISEMENT
Tidak heran bila tantrum kerap membuat orang tua merasa panik dan khawatir. Ini biasanya terjadi karena ibu dan ayah mungkin tidak mengerti bagaimana cara menghadapi anaknya yang sedang meningkat emosinya. Sebagai seorang ibu, Caca Tengker juga mengalami hal tersebut, Moms.
“Ngomongin soal tantrum, aku paham kok kalo prakteknya nggak semudah teorinya. Aku pun masih belajar dan masih terus berusaha lebih baik lagi dalam mengerti anak-anakku. Kadang aku baru bisa sadar setelah kejadiannya kemudian berusaha memperbaiki setelahnya,” ungkap Caca Tengker dalam salah satu unggahan di laman Instagram pribadinya beberapa waktu lalu.
Lantas, apa yang dilakukan Caca saat anaknya mengalami tantrum?

Tips dari Caca Tengker untuk Menghadapi Anak yang Tantrum

Anak tantrum mengamuk hingga menangis meraung-raung atau menjerit Foto: Shutterstock
Saat anak anak tantrum, hal pertama yang perlu dilakukan orang tua adalah mengecek kondisinya untuk mengetahui penyebab anak meluapkan emosinya.
ADVERTISEMENT
“Pertama, kita cek dulu anak lagi tantrum sebagai gejala dari apa, kalian bisa cek dengan (metode) HALT. H itu hungry, anak lagi lapar atau enggak, yang kedua angry, anak itu lagi marah karena sesuatu, atau karena L anak itu lagi merasa lonely atau kesepian, atau T anak itu lagi kelelahan atau tired,” kata ibu dua anak sekaligus Psikolog Klinis Dewasa itu.
Setelah mengetahui penyebab anak tantrum, ibu dan ayah bisa lebih mengerti apa yang sebenarnya dialami oleh si kecil. Kemudian, bawalah anak ke tempat yang lebih aman di mana tidak ada risiko bahaya untuknya. Jangan tinggalkan anak sendirian saat marah, melainkan temani dia sampai luapan emosinya berakhir.
Ilustrasi ibu menenangkan anak yang tantrum. Foto: Shutterstock
“Saat tantrum, perasaan dia itu lebih besar daripada yang bisa diwadahi (hadapi) sendiri. Ibaratnya tuh anak lagi takut sama perasaannya sendiri apa pun itu, kelelahan, kesepian, kelaparan, atau kemarahannya. Jadi, kita sebagai orang tua perlu menjadi wadah untuk perasaan anak dengan menemaninya,” lanjut Caca.
ADVERTISEMENT
Menurut Caca, frustrasi saat tantrum merupakan perasaan yang menakutkan bagi anak karena ia belum terbiasa dan tidak mampu mengendalikannya. Oleh karenanya, mereka perlu ditemani agar ia bisa menerima perasaannya dan belajar mengelola emosinya dengan lebih baik.
“Ketika kita menemani anak, mungkin kita juga bisa membantu untuk memvalidasi perasaan anak agar ia bisa lebih tenang dan merasa dimengerti,” pungkas Caca.