Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebab meski banjir telah surut di beberapa daerah, menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan deras masih akan terjadi hingga satu minggu ke depan, Moms.
Demikian disampaikan Taufan Maulana, Kepala Bagian Humas BMKG, dalam pesan singkat kepada kumparan, Rabu (1/1). Dia mengatakan hujan lebat masih akan berpotensi terjadi hingga satu pekan lagi.
"Hujan sedang hingga lebat, disertai angin kencang dan petir," kata Taufan.
Karenanya, kita perlu tetap waspada, Moms. Tak terkecuali anak , mereka juga perlu mengerti dengan yang sedang terjadi dan mampu bersikap siaga sesuai usianya.
Lantas, bagaimana cara menjelaskannya pada anak?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kumparanMOM menghubungi psikolog pendidikan dan pegiat Jaringan Pendidikan Alternatif, Karina Adistiana SPsi., Psi. Menurutnya, mulailah dengan bertanya pada anak.
ADVERTISEMENT
"Tanyakan pada anak, sebetulnya apa yang dia ketahui tentang banjir ini dan apa yang menurut dia paling jadi perhatian utama tentang berita-berita terkait banjir ini? Itu dulu yang dilihat, karena bisa jadi anak yang lebih kecil beda perhatian yang dilihat dengan (anak) yang sudah sekolah," katanya.
Misalnya saja, anak melihat banjir sebagai hal yang menyenangkan, bisa main air banyak dan berenang. Bila demikian, orang tua dapat memberi pemahaman pada si kecil bahwa air ada bermacam-macan. Ada air hujan, air dari banjir dan air yang dipakai untuk mandi atau minum.
"Dari sini, kita bisa jelaskan pada anak dan sebagai poin awal, yaitu membahas kebersihan air dan efeknya pada kesehatan," ujar Karina.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya pada anak yang sudah lebih besar, ajak anak berpikir, 'Kenapa ya, bisa terjadi banjir? Atau kenapa ada daerah yang banjir dan ada yang tidak?'
Menurut Karina, kalau sudah begitu, orang tua sudah bisa menjelaskan dengan menggunakan data, Moms. Misalnya tentang curah hujan yang tinggi, tentang daerah yang punya resapan air baik, dan sebagainya. Pastikan saja Anda memang sudah meriset data dan informasi sebelum diteruskan pada anak.
Untuk anak yang sudah lebih besar lagi? Ajak anak diskusi soal bagaimana opini-opini tentang penyebab dan cara mengatasi banjir bisa saling bertentangan satu sama lain.
"Jadi peristiwa banjir ini bisa menjadi titik pembelajaran anak soal logika. Mana yang logis dan mana yang tidak? Setelah itu anak bisa diajak bersama-sama membaca data, mengumpulkan berita, dan seterusnya," tambah Karina.
ADVERTISEMENT
Ia juga berpesan, orang tua tak perlu merasa canggung saat mengajak anak diskusi karena diskusi sebab setiap diskusi bersama anak adalah kesempatan emas untuk meningkatkan attachment anak dan orang tua.
"Itu quality time, jadi harus selalu berorientasi pada anak ya, mendengarkan pendapat-pendapat anak itu penting banget untuk kelanjutan interaksi," tutupnya.
Bagaimana, Moms, sudah siap berdikusi dengan anak tentang peristiwa banjir ?