Cara Menghadapi Anak yang Selalu Berkata 'Tidak'

17 Mei 2024 17:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak menolak makan sayur
 Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak menolak makan sayur Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat anak memasuki usia balita, biasanya ia mulai cerewet dan memiliki pendirian yang kuat. Tak jarang anak usia balita menolak saat diminta orang tua melakukan sesuatu, dan selalu berkata 'nggak mau!' atau 'tidak'.
ADVERTISEMENT
Apakah si kecil juga sedang berada di fase ini, Moms?
Wajar saja jika kondisi ini membuat Anda dan suami frustrasi. Mungkin juga Anda jadi khawatir apakah telah memberi contoh yang salah sehingga anak selalu menolak tawaran orang tua, apakah lingkungannya memberi pengaruh buruk, dan berbagai kekhawatiran-kekhawatiran lain.
Eits, tenang dulu, Moms. Penolakan ini bukan berarti anak sungguh-sungguh menolak atau sengaja melawan Anda, kok. The Bump melansir, ini justru tanda anak memiliki perkembangan yang baik karena ia bisa menyatakan kemandiriannya.
Anak kesal dan berkata 'tidak'. Foto: Shutter Stock
Karena itu jangan heran kalau hanya berselang 1 menit sejak dia menolak mainan yang Anda tawarkan misalnya, tiba-tiba si kecil mengulurkan tangannya untuk mengambil mainan itu sendiri tanpa Anda minta. Atau setelah berkali-kali bilang "nggak mau" saat diajak ganti baju, anak kemudian berusaha membuka bajunya sendiri dan mencari baju ganti di lemari.
ADVERTISEMENT
Tentu saja hal ini bisa membuat Anda geleng-geleng kepala. Tapi sebenarnya, bersyukurlah. Perasaan dan keinginan kuat anak untuk mampu melakukan apa saja sendiri merupakan tahapan perkembangan yang sehat. Selama masa ini, anak tengah belajar mengendalikan diri. Bila selama ini ia 'dikendalikan' orang lain (ibu, ayah atau pengasuhnya), maka sekarang saatnya ia ingin bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan siapa-siapa.
Saat inilah anak secara sadar akan menguji, apa-apa saja sih, yang sudah dapat ia lakukan dengan mandiri dan bagaimana reaksi orang lain yang melihat sikap atau aksinya. Akankah ibu membiarkan? Akankah ayah percaya aku bisa melakukannya? Mungkinkah mereka akan marah atau melarang?
Lantas, apa yang harus dilakukan saat anak sering berkata 'tidak'?
ADVERTISEMENT

Tips Hadapi Anak yang Terus-terusan Berkata Tidak

Ilustrasi anak menolak dan kesal. Foto: Shutter Stock
Supaya tahapan belajar mandiri ini dapat berjalan lancar dan tidak malah menciptakan drama atau adu kekuatan antara anak dan Anda, coba ikuti beberapa tips di bawah ini:
Katakan dengan tegas apa yang harus dilakukan
Hindari menawari anak atas apa yang harus ia lakukan. Sebagai gantinya, jelaskan dengan tegas apa yang harus ia lakukan. Tapi Anda masih bisa membuat si kecil menentukan pilihan tanpa harus menolak tujuan utamanya.
Misalnya begini:
Kalau Anda bertanya, "Kamu mau makan, nggak?" Tentu saja anak jadi dapat kesempatan untuk menjawab, "Nggak mau!" . Sebagai gantinya, katakan, "Sekarang sudah waktunya makan siang. Mau makan pakai sendok yang merah atau yang biru?"
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, anak menjadi fokus pada pilihan sendok yang bisa ia tentukan sesuai kehendaknya, bukan pada keharusannya untuk makan. Pemberian opsi ini juga membuat anak merasa masih bisa memegang kendali.
Tetapkan batasan
Ilustrasi Anak Bersepeda. Foto: Shutterstock
Tidak perlu juga terus membiarkan anak menolak Anda. Tentukan sampai kapan anak boleh mengatakan tidak. Misalnya saat ia tidak mau minum jus atau susu. Siapkan minumannya di meja yang mudah dilihat dan dijangkau anak, lalu katakan, "Sebelum main sepeda, jusnya sudah harus diminum ya, Nak."
Hindari menyuruh anak dengan buru-buru
Kalau Anda ingin anak melakukan sesuatu, jangan menggegas atau membuat anak merasa diburu-buru. Saat Anda ingin anak memakai sepatu barunya untuk menghadiri acara ulang tahun sepupu, bila Anda baru mengatakannya saat mau pergi-niscaya anak akan menolak dan membuat seluruh keluarga telat berangkat.
ADVERTISEMENT
Lebih baik siapkan sepatu sehari sebelumnya. Libatkan anak dalam rencana dengan berkata, "Sepatu barumu ini bagus sekali, deh. Besok kamu bisa memakainya ke rumah Alta. Kamu mau pakai dengan kaus kakimu yang mana?"