Cegah Anak Jadi Korban KDRT Orang Tuanya, Apa yang Pihak Sekolah Bisa Lakukan?

7 Juni 2024 16:08 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cegah Anak Jadi Korban KDRT Orang Tuanya, Apa yang Pihak Sekolah Bisa Lakukan? Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Cegah Anak Jadi Korban KDRT Orang Tuanya, Apa yang Pihak Sekolah Bisa Lakukan? Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keluarga menjadi rumah tempat kembalinya anak-anak, begitulah idealnya. Namun, bila anak melihat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sejak dini, maka dampaknya akan begitu besar bagi si kecil. Termasuk bisa memengaruhi pembelajaran anak di sekolah, Moms.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, beragam dampak negatif pada proses belajar anak di sekolah ketika ia menyaksikan KDRT di rumah, yang seharusnya menjadi tempat paling aman dan nyaman. Tidak jarang, Anda akan menemukan prestasi anak jadi menurun, menurunkan kesehatan sehingga membuatnya sering absen dari sekolah, dan mengubah perilaku anak saat bersosialisasi dengan teman-temannya.
Sekolah sebagai tempat anak menimba ilmu sebenarnya memiliki peranan penting untuk mengurangi dampak-dampak tersebut.
Psikolog Pendidikan Rumah Dandelion, Orissa Anggita Rinjani, M.Psi., menjelaskan bahwa guru bisa berperan mendeteksi muridnya yang menyaksikan maupun menjadi korban KDRT orang tuanya.
"Karena interaksi rutin mereka dengan anak-anak dan kemampuan mereka untuk mengamati perubahan perilaku dan penampilan fisik dari waktu ke waktu," ucap Orissa kepada kumparanMOM.
ADVERTISEMENT
Apa saja peran yang bisa dimanfaatkan guru agar mencegah dampak KDRT pada anak berlanjut?
Orissa menyebut para guru perlu melakukan observasi hingga memiliki kepekaan dalam mengenali tanda-tanda, termasuk dilihat dari fisik, perilaku, dan emosi pada anak. Guru juga bisa ikut memantau perubahan dan dampaknya pada prestasi akademik, kehadiran, interaksi sosial, dan well-being (kesejahteraan) anak itu sendiri.
"Peran lainnya adalah untuk mendokumentasikan (membuat catatan yang lebih rinci), serta memahami dan mengikuti aturan dan kebijakan sekolah untuk melaporkan dugaan pelecehan kepada pihak berwenang, seperti layanan perlindungan anak atau penegak hukum," tuturnya.

Pendekatan yang Perlu Dilakukan pada Anak Korban KDRT

Ilustrasi Orang Tua Berbicara dengan Guru Anak di Sekolah. Foto: Shutterstock
Hal yang paling utama adalah memposisikan diri sebagai social support system si anak, dengan melakukan beberapa langkah ini:
ADVERTISEMENT
1. Sediakan Lingkungan Kelas yang Aman dan Mendukung
Penting untuk membantu anak-anak merasa nyaman dalam mengekspresikan diri dan membangun rasa percaya dirinya, Moms.
"Bahwa dirinya berharga dan ada orang dewasa yang menyayangi serta dapat diandalkan olehnya," ucap Orissa.
2. Dengarkan Cerita Anak
Tidak ada salahnya untuk ikut mendengarkan anak ketika ia bercerita tentang kekerasan yang dialami. Namun, penting agar meresponsnya dengan hati-hati dan tidak menghakimi apa pun.
Orissa menjelaskan, anak juga perlu diyakinkan bahwa kekerasan terjadi bukan karena dirinya, mengapresiasi karena telah melakukan hal benar dengan berani angkat bicara. Dan jangan lupa, guru perlu memastikan bisa menjaga rahasia tersebut.
3. Ajarkan tentang Keselamatan Diri
Ya Moms, tidak kalah penting adalah guru turut mengajarkan tentang keselamatan dan cara menjaga diri, hubungan yang sehat, serta pendidikan seks yang sesuai usia.
ADVERTISEMENT
4. Bekerja Sama dengan Sekolah
Ini termasuk bersama kepala sekolah dan konselor bila siswa perlu pendampingan yang lebih intens.
"Serta untuk menjalin komunikasi dengan orang tua atau wali. Sambil tetap berhati-hati untuk tidak mengonfrontasi secara langsung mengenai dugaan pelecehan, yang dapat menempatkan anak pada risiko lebih lanjut," tutup Orissa.