Cerita Ibu: Kurang Diberi Stimulasi, Perkembangan Anak Saya Terhambat

13 Oktober 2022 19:04 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cerita Ibu: Terlalu Sibuk Bekerja, Perkembangan Anak Saya Jadi Terhambat. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Cerita Ibu: Terlalu Sibuk Bekerja, Perkembangan Anak Saya Jadi Terhambat. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua, melihat anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai usianya memang jadi kebahagiaan tersendiri. Namun, ada saja faktor yang membuat tumbuh kembang anak terhambat, salah satunya kurang memberikan stimulasi pada si kecil. Hal ini pula yang pernah dirasakan oleh ibu dua anak berinisial M.
ADVERTISEMENT
Saat anak pertamanya lahir, ia dan suaminya mengaku terlalu sibuk bekerja sampai agak mengabaikan tumbuh kembang anaknya. Dimulai saat anaknya memasuki usia 7 bulan dan susah sekali makan. Urusan pengasuhan bayi, termasuk makan, diserahkan kepada baby sitter atau pengasuh di rumah. Karena GTM, M pun setuju untuk memberikan gadget saat anak makan.
Berbulan-bulan kemudian, M menyadari perkembangan anaknya tidak berjalan sesuai usianya. Saat dipanggil, si kecil tidak merespons, susah menggenggam barang, sulit merangkak, dan baru bisa berjalan saat usianya 19 bulan. Saat diberikan beberapa pertanyaan sederhana pun, dia terlihat kebingungan.
Dengan berbagai cara, M dan suaminya mulai berusaha mengajari serta membimbing anaknya. Di tengah-tengah proses itu, ia memang belum sempat membawa anaknya ke dokter karena ia belum menemukan dokter yang mumpuni di kota tempat tinggalnya. Namun dari informasi yang ia pelajari dari internet, anaknya seperti menunjukkan gejala autisme.
Ilustrasi anak menangis saat dilarang memakai gadget. Foto: Shutter Stock
Untuk mengejar ketertinggalan soal tumbuh kembangnya, M akhirnya memutuskan untuk hidup tanpa TV dan gadget. Setelah mencari banyak informasi lewat internet, ia menemukan terapi ABA/VB (Applied Behavior Analysis Verbal & Verbal Behavior) dan berusaha mempelajarinya. Terapi ABA/VB itu pun diterapkan kepada anaknya, dan perlahan cara tersebut membuahkan hasil. Si kecil mulai bisa berbicara dan bisa mengutarakan keinginannya pelan-pelan.
ADVERTISEMENT
Di usia 4 tahun, anak pertama M kini sudah menunjukkan perkembangan. Dari pengalamannya itu, M menyadari bahwa anak perlu mendapat stimulasi dan perhatian yang cukup agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
Nah Moms, cerita Ibu M yang dibagikan lewat akun Instagram @kumparanMOM mendapat respons dari followers. Ada pengikut yang mengalami pengalaman serupa, dan ada juga yang memberikan semangat.
"Anakku juga mengalami tumbuh kembang yg lambat. Bisa jalan setelah umur 1.8tahun (tanpa proses tengkurap dan merangkak). Awalnya juga dipanggil tidak menoleh, sperti tidak tau namanya sendiri. Setelah saya cari2 info di internet, gadget dikurangi, dan sering diajak ngobrol walau dia ga ngerespon, malam hari saat anak saya tidur pulas selalu saya bisikan kata" mutiara (anak pinter, sehat2 ya nak, lancar bicaranya, pande nyanyi dan belajarnya), tapi lama kelamaan dia ngerti. Alhamdulillah sekarang sudah hapal abjad, angka 1-12 dalam bahasa indonesia, inggris dan mexico. Pinter nyanyi, dan terbiasa mnceritakan apa yg dia rasakan. Buat bunda2 yg anaknya mengalami telat dalam tumbuh kembang, jangan putus asa ya... Yuk dampingi anak kita, karena hanya kita lah tumpuan mereka 🙌," tulis pemilik akun @nins_zi17.
ADVERTISEMENT
"Mangat ya bun, anakku jg lg terapi okupasi ini. Bismillah ya dan semangat buat kita❤️," kata pemilik akun @mutiaravinny.
"Hai mom, baiknya memang di konsultasikan ke ahlinya terlebih dahulu karena Autis sendiri banyak jenisnya. Selama belum 2 tahun kata terapis anakku masih sangat mungkin dikejar ketertinggalannya. Semangat selalu mom 🤗," tulis pemilik akun @nkwldr.
Ya Moms, ibu M sempat bercerita tentang terapi ABA/VB. Kira-kira, apa maksudnya? Dan apa manfaatnya untuk si kecil?

Mengenal Terapi ABA/VB untuk Membantu Perkembangan Anak yang Terhambat

Ilustrasi stimulasi keterampilan anak Foto: Pexels
Moms, perlu dipahami bahwa beberapa anak mungkin saja membutuhkan terapi perilaku, seperti ABA/VB. Dengan terapi perilaku pada anak yang terhambat perkembangannya, diharapkan si kecil bisa meningkatkan kemampuan untuk memulai inisiatif, beradaptasi, mengatur, memantau, dan mengendalikan proses informasi serta perilaku --atau yang disebut juga executive functions.
ADVERTISEMENT
Ada beragam jenis terapi perilaku yang diperuntukkan bagi anak-anak yang perkembangannya terhambat, termasuk anak berkebutuhan khusus. Salah satu yang paling sering diterapkan adalah ABA yaitu Applied Behaviour Analysis. Selain ABA, ada yang disebut dengan VB yaitu Verbal Behaviour. VB juga kadang disebut juga ABA/VB karena memang cabang dari ABA.
Meski begitu, ABA dan VB ini berbeda ya, Moms. ABA adalah program pengajaran yang intensif dan terstruktur yang memecah perilaku serta kemampuan kompleks menjadi komponen sederhana. Lewat ABA, anak akan mempelajari setiap komponen dengan mencobanya langsung, lalu dilihat bagaimana mereka merespons sebuah stimulus, seperti objek atau suara. Sementara pendekatan VB --dalam terapi ABA-- bertujuan untuk menunjukkan pada anak nilai dari berkomunikasi menggunakan bahasa.
ADVERTISEMENT
“VB ini beda sama terapi wicara. Kalau terapi wicara kan diajarinya kayak lebih ke bagaimana sih melafalkan intonasi tertentu, jadi lebih ke modulasi audionya. Kalau VB di sini kita ajarin anak untuk menggunakan kemampuan linguistiknya sebagai cost untuk berperilaku yang lebih baik di lingkungan sosialnya,” jelas Terapis Perilaku, Maizan Dianati, SPsi, M.Sc
Jadi biasanya anak-anak yang akan diterapi VB sudah memiliki minat dan kemampuan dasar untuk berkomunikasi, bisa duduk tenang selama 15-30 menit, hingga mengerti beberapa instruksi sederhana. Anak-anaknya pun sudah berusia pra sekolah, serta anak yang mengalami permasalahan emosional akibat gangguan bicara.
Sementara, terapi ABA ditujukan untuk anak yang sulit mengontrol diri, tidak bisa duduk tenang selama 15-30 menit, dan sering tantrum. Kemudian tingkat atensi dan endurance yang rendah, belum atau kurang memahami konsep aturan, kebiasaan yang bersifat maladaptif, kemampuan daily living yang rendah, dan gangguan perkembangan seperti ASD, ADHD, dan DS.
ADVERTISEMENT
Sementara dilansir laman Autisme, dalam terapi ABA/VB, anak akan mulai belajar meminta barang yang diinginkan, informasi dan aktivitas. Anak juga diharapkan bisa meminta sesuatu ketika ia benar-benar menginginkannya, seperti meminta makanan saat ia lapar.
Seiring dengan anak yang semakin termotivasi dan mampu dalam berbahasa, aspek lain dalam bahasa juga perlu diperkenalkan sebagai bagian memotivasi mereka, yakni:
=====
Yuk, baca lebih banyak #CeritaIbu yang inspiratif di Instagram @kumparanmom. Atau ingin ikut berbagi cerita? Bisa, Moms! Kirimkan saja cerita Anda lewat DM Instagram @kumparanmom.
ADVERTISEMENT