Cerita Ibu: Usai Ditinggal Kerja ke Luar Kota, Anak Tasya Kamila Jadi Tantrum

6 Oktober 2022 19:00 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tasya Kamila dan anaknya, Arrasya. Foto: https://www.instagram.com/tasyakamila/
zoom-in-whitePerbesar
Tasya Kamila dan anaknya, Arrasya. Foto: https://www.instagram.com/tasyakamila/
ADVERTISEMENT
Menjalani peran sebagai seorang ibu dan wanita karier memang tak selalu mudah dijalani. Ada kalanya, kita harus pergi dalam beberapa waktu untuk urusan pekerjaan dan meninggalkan anak di rumah. Ya Moms, tapi hal ini pula yang dialami oleh penyanyi sekaligus ibu dari satu anak, Tasya Kamila.
ADVERTISEMENT
Tuntutan pekerjaan yang mengharuskan Tasya pergi ke luar kota selama tiga hari ternyata tidak mudah dijalani putra semata wayangnya, Arrasya Wardhana Bachtiar. Ya Moms, kala itu, Tasya sempat ragu untuk mengajak Arrasya mengingat tidak ada pengasuh yang bisa menjaganya. Apalagi, kini ia tengah hamil anak kedua, yang bisa membuatnya cukup kewalahan untuk mengasuh anak sendirian.
Anak sulungnya yang berusia tiga tahun itu pun menginap di rumah neneknya. Di hari pertama, Arrasya masih terlihat baik-baik saja. Namun, begitu malam kedua, Arrasya terus menangis mencari ibunya. Sampai akhirnya sang nenek memutuskan untuk membawa Arrasya menemui ibunya di Bandung. Setelah bertemu, rupanya ia tidak langsung kembali seperti semula, namun justru mengalami emosi yang tidak stabil. Bahkan, Arrasya jadi suka mengalami mimpi buruk dan tantrum, meski misalnya hanya ditinggal sebentar ke toilet.
ADVERTISEMENT
Sebab menurut Tasya, Arrasya tidak membayangkan ditinggal ibunya selama tiga hari. Menurut si kecil, tiga hari adalah waktu yang lama. Apalagi, dia termasuk tipe anak yang posesif dan selalu ingin nempel ibunya.
Ternyata, tidak cepat untuk mengembalikan dan memulihkan trauma Arrasya yang ditinggal ibunya untuk bekerja. Salah satu cara yang dilakukan adalah mengembalikan rutinitas lama dia, hingga akhirnya ia bisa kembali mengontrol emosi serta tidak lagi tantrum dan cemas.
Nah Moms, ternyata cerita Tasya Kamila yang dibagikan lewat akun Instagram @kumparanMOM mendapat beragam respons dari followers. Ada yang menceritakan pengalaman serupa, dan ada juga yang ikut memberikan tips menenangkan kembali anak yang ditinggal berhari-hari orang tuanya.
"anak ku umur setahun, biasa ditinggal kerja dr pagi, malem baru ketemu. tp kesini-sini, lebih posesif. liat mama nya siap2 pake baju mau kerja, lgsg nangis kejer. ga mau lepas, minta digendong, mau ikut. 😢," tulis pemilik akun @melaaprilialubis.
ADVERTISEMENT
"Sama kaya anak pertama ak yg dr bayi ga pernah sama sekali aku tinggal2, umur 5 tahun harus d tinggal pertama kalinya selama 3hri karena mw lahirankan dan ga boleh d ajak k RS dy kira 3 hari itu sebentar, dan efekny klo ak kluar rumah sejam 2 jam dy slalu tanya lama ga kaya dulu jd slalu terngiang2 d kepalany jd buat trauma ya d tinggal lama," kata pemilik akun @ariennadia.
"Sebaiknya memang di sounding jauh jauh hari sehingga anak ketika akan ditinggal gak begitu kaget dan merasa kehilangan," tulis pemilik akun @ummu.auza.
Memang menjalani peran sebagai ibu bekerja memiliki tantangan tersendiri, apalagi jika si kecil masih berusia balita. Namun, bila balita Anda mengalami pengalaman serupa seperti dialami Tasya Kamila, apa yang perlu orang tua lakukan?
ADVERTISEMENT

Memahami Kondisi Anak yang Cemas Saat Ditinggal Orang Tuanya

Memahami Kondisi Anak yang Cemas Saat Ditinggal Orang Tuanya. Foto: Shutterstock
Bagi anak-anak terutama yang masih balita, wajar apabila mereka cenderung suka menangis atau merengek saat ditinggal ibunya. Bahkan, untuk sekadar ditinggal sebentar seperti ke dapur atau kamar mandi pun beberapa anak bisa merespons dengan jeritan dan air mata. Dikutip dari laman Parents, anak balita sebenarnya sudah mulai bertindak seolah-olah mereka dapat melakukan semua hal sendiri. Namun bila orang tuanya pergi, si kecil justru ingin kembali bersama ayah ibunya karena rasa nyaman dan akrab yang telah terbangun.
Ya Moms, yang dialami Arrasya juga wajar terjadi. Menurut Psikolog Anak dan Remaja Vera Itabiliana, penyebab terjadinya perasaan cemas hingga trauma pada anak saat ditinggal orang tua adalah karena adanya perubahan drastis dari rutinitas dan pengalamannya. Perubahan tersebut yang akhirnya membuat si kecil jadi tidak nyaman.
ADVERTISEMENT
"Perubahan atau pengalaman yang tidak menyenangkan membuat anak merasa cemas apalagi figur yang dekat dengannya tidak ada (biasanya ibu). Hal ini biasanya dipicu karena anak tidak terbiasa untuk menghadapi perubahan tersebut dan terlalu tiba-tiba," jelas Vera kepada kumparanMOM.
Kondisi yang dialami Arrasya ini juga bisa disebut separation anxiety atau gangguan kecemasan karena merasa sedih harus berpisah atau ditinggal orang tuanya, meski hanya sebentar. Hal ini ditunjukkan ketika seorang anak mengalami ketakutan dan cemas sebagai respons melihat orang tuanya pergi. Apalagi, usia balita juga belum memahami konsep waktu. Jadi ditinggal berhari-hari bisa terasa lama sekali bagi mereka. Kecemasan seperti ini sudah mulai bisa terjadi ketika usia bayi antara 4-9 bulan, tetapi bisa pula bertahan hingga usia balita dan prasekolah.
Tasya Kamila dan anaknya, Arrasya. Foto: Instagram/ @tasyakamila
Orang tua juga perlu memahami gejala-gejala yang mungkin dirasakan oleh anak saat mengalami gangguan kecemasan. Mulai dari rewel, menangis hingga meraung-raung, mengalami tantrum dan marah setiap ditinggal orang tuanya, sulit makan, tidur tidak nyenyak dan sering mengalami mimpi buruk, dan selalu mencari serta menanyakan sosok orang tuanya yang pergi.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang perlu dilakukan sebelum dan sesudah pergi jika ingin meninggalkan anak berhari-hari? Berikut tips dari Vera.
"Sebaiknya memang sebelum anak ditinggal berhari-hari, lakukan latihan bertahap dulu dimulai dari waktu yang singkat. Misalnya ditinggal 15 menit ke kamar mandi dan terus bertahap tambah waktunya, 30 menit ditinggal olahraga, 1-2 jam ditinggal belanja dan seterusnya. Dan untuk mengatasi kecemasan setelah Anda pulang, maka kembalikan kepercayaan anak lebih dulu. Yakinkan anak bahwa sekarang situasi sudah aman kembali. Setelah anak tenang, baru bisa dilatih pelan-pelan secara bertahap berjauhan atau ditinggal oleh orang tuanya," jelas Vera.
Anda pun juga bisa melakukan cara-cara lain untuk mencegah anak mengalami kekhawatiran berlebihan saat ditinggal pergi. Dilansir What To Expect, Anda bisa melakukan persiapan matang terlebih dahulu, seperti:
ADVERTISEMENT

Balita Belum Bisa Mengatasi Sendiri Kecemasan dan Trauma yang Dialami

Moms, jangan lupa bahwa pada usianya yang masih balita, anak belum bisa untuk mengatasi kecemasan dan traumanya sendiri. Jadi, ketika sudah pulang ke rumah, Anda perlu membantu untuk menenangkannya dengan menunjukkan bahwa kita memahami perasaannya.
"Bantu anak dengan menenangkan, dengan menunjukkan kalau kita paham dengan apa yang dia rasakan, seperti 'Kangen Inu ya?'. Lalu coba alihkan anak ke aktivitas yang menyenangkan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Pesan lain dari Vera untuk para orang tua yang harus meninggalkan anaknya selama berhari-hari, yakni untuk tetap menjaga ketenangan hati. Apa maksudnya?
"Untuk ibu atau ayah yang meninggalkan anaknya, juga diharapkan menjaga ketenangan hati supaya enggak kontak batin dengan anaknya kalau cemas juga," pungkasnya.
======
Yuk, baca lebih banyak #CeritaIbu yang inspiratif di Instagram @kumparanmom. Atau ingin ikut berbagi cerita? Bisa, Moms! Kirimkan saja cerita Anda lewat DM Instagram @kumparanmom.