Cerita Mona Ratuliu yang Belajar Lebih Sabar Setelah Jadi Ibu

7 Januari 2021 14:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi Mona Ratuliu memulai MPASI. Foto: Instagram/@monaratuliu
zoom-in-whitePerbesar
Bayi Mona Ratuliu memulai MPASI. Foto: Instagram/@monaratuliu
ADVERTISEMENT
Saat jadi ibu, kita memang harus lebih sabar menghadapi tingkah laku anak yang tidak bisa ditebak. Tak jarang, hal-hal yang dilakukan anak juga membuat orang tua stres hingga kehilangan kesabaran.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, hal itu pula yang dirasakan selebriti sekaligus ibu dari empat orang anak, Mona Ratuliu. Baru-baru ini Mona menceritakan alasannya menjadi kurang sabar dan kerap marah-marah setelah menjadi seorang ibu melalui akun Instagram pribadinya.
“Semenjak jadi ibu ngerasa kurang sabar dan suka marah-marah? Pernah banget begitu,” tulis Mona dalam keterangannya.
Menurut Mona, ada beberapa hal yang memicu dirinya menjadi kehilangan kesabaran. Misalnya, terlalu lelah dan kurang istirahat menjadi penyebab pertamanya.
Nah Moms, agar bisa lebih sabar jadi ibu, menurut Mona, mengistirahatkan fisik dengan tidur 8 jam sehari atau mengistirahatkan hati dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan sangat penting bagi seorang ibu di tengah kesibukannya mengurus anak.
ADVERTISEMENT
“Espektasi terlalu tinggi. Berharap rumah bersih terus, berharap kerjaan di rumah cepat beres, berharap tumbuh kembang anak seperti yang diharapkan, berharap anak cepat mengerti kalau dibilangin, berharap anak nurut,” lanjut Mona.
Menurutnya, harapan-harapan itu sering kali hanya membuatnya frustasi. Akan lebih baik, jika ibu membiarkan semuanya mengalir begitu saja, yang terpenting kondisi si kecil aman dan baik-baik saja. Mona juga menambahkan bahwa penyebab lainnya bisa jadi karena ibu mempunyai masalah kesehatan mental atau kondisi-kondisi di masa lalunya yang masih mengganggu.

Tips agar Lebih Sabar dan Bahagia saat Jadi Ibu

Bayi Mona Ratuliu memulai MPASI. Foto: Instagram/@monaratuliu
Dilansir Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebuah studi yang dilakukan oleh Heartmath di Amerika menunjukkan bahwa keselarasan hati dan otak akan memaksimalkan pancaran medan elektromagnetik dari jantung yang menyebabkan perubahan aktivitas sel hidup baik di dalam maupun luar tubuh. Dalam bahasa lugasnya, bagaimana kita mengelola stres, dan memelihara keselarasan diri juga berpengaruh terhadap aktivitas dan ekspresi sel hidup di sekitar kita, termasuk pada anak kita sendiri.
ADVERTISEMENT
Apalagi, anak memiliki kemampuan yang hebat dalam mendeteksi dan merasakan emosi orang-orang di sekitarnya, meski hanya dari ekspresi wajahnya. Bahkan bayi yang baru berumur beberapa hari saja sudah bisa membedakan makna dari bermacam ekspresi wajah yang dilihatnya.
Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk mengelola stres dengan baik agar tidak melimpahkan kekesalan terhadap orang-orang di sekitarnya, terutama anak-anak. Memang membutuhkan waktu dan latihan yang rutin untuk bisa mengelola stres pada diri kita. Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah belajar untuk rileks.
Berbagai latihan yang bersifat menenangkan, seperti bernapas dengan lembut dan teratur, meditasi, dan relaksasi progresif dapat membantu memulihkan ketidakseimbangan saraf dan hormon, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan memberikan ketenangan yang alami. Dengan berlatih mengembalikan keselarasan diri, termasuk dengan latihan napas, sentuhan, pijatan dan olahraga, maka hal itu dapat memelihara kesehatan lahir batin kita sebagai seorang ibu.
ADVERTISEMENT
Penulis: Hutri Dirga Harmonis