Daging Kambing Diolah Jadi Makanan Bayi, Boleh Enggak Sih?
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Orang tua umumnya memang ragu mengolah daging kambing untuk jadi makanan bayi. Jangankan bayi, kepada anak atau balita saja mungkin tidak banyak yang memberikannya. Ini karena, banyak mitos miring beredar terkait daging kambing. Selain sering dikatakan menyebabkan darah tinggi, daging kambing juga dituduh tinggi kolesterol.
Tapi benarkah begitu?
Fakta Tentang Lemak dan Kolesterol Daging Kambing
Jika dibandingkan daging sapi atau ayam, daging kambing ternyata mengandung lemak dan kolestrol paling rendah, Moms. Kandungan protein daging kambing tingginya setara dengan daging merah lainnya.
Hal ini dijelaskan oleh dr.Jovita Amelia MSc SpGK, Spesialis Nutrisi Klinik dari RS Pelni Petamburan dan Ciputra Hospital, Jakarta. Ia memaparkan tiap 40-50 gram daging kambing mengandung sekitar 7 gram protein.
ADVERTISEMENT
Tidak Menyebabkan Darah Tinggi
Makan olahan daging kambing sebenarnya sangat baik, asalkan Anda menyingkirkan jeroan, babat, otak, dan usus kambing. Perlu diingat pula, bukan daging kambing yang menyebabkan darah tinggi melainkan banyaknya garam yang Anda masukkan saat memasaknya.
“Daging kambing kan berbau lebih menyengat dibandingkan daging merah lain, biasanya diberi banyak garam untuk mengurangi baunya. Inilah cara pengolahan yang menyebabkan darah tinggi. Kalau diolah tanpa garam atau garamnya sedikit sebenarnya enggak masalah,” tutur dr Jovita saat dihubungi kumparanMOM.
Boleh Dikonsumsi Anak, Balita Bahkan Bayi
Daging kambing bisa dikonsumsi siapapun, termasuk anak, balita bahkan bayi. Menurut Jovita, anak usia dua tahun yang sudah makan masakan rumah seperti anggota keluarga lain juga boleh makan daging kambing. Sementara untuk ibu yang ingin memberikannya pada bayi, daging kambing juga boleh dikonsumsi sebagai Makanan Pendamping ASI (MPASI) mulai usia 7-10 bulan.
ADVERTISEMENT
“Boleh saja diberikan kepada bayi sebagai MPASI. Asalkan pilih bagian yang mengandung paling sedikit lemak. Karena bayi hanya bisa makan yang teksturnya halus, sebaiknya daging kambing digiling atau dicincang halus,” tambah Jovita. Daging kambing yang minim lemak terletak pada paha atas dan bahu.
Waspadai Efek Panas Daging Kambing
Namun ingat Moms, daging kambing dan daging domba memiliki thermogenic effect yang lebih tinggi daripada daging merah lainnya. Thermogenic effect adalah efek panas yang dihasilkan dari sistem metabolisme saat mencerna bahan makanan. Artinya, memakan kambing dapat melancarkan metabolisme karena butuh energi lebih banyak.
Karena menimbulkan efek panas pada pencernaan anak-anak, sebaiknya jangan terlalu banyak memberi daging kambing pada balita dan bayi.
ADVERTISEMENT
Kita juga tidak boleh lupa mencuci bersih daging kambing sebelum dimasak. Tak hanya itu, saat mengolahnya, gunakanlah pisau dan talenan yang berbeda dengan yang biasa Anda gunakan untuk memotong sayur dan buah. Ini semua untuk mencegah perkembangbiakan bakteri pada daging kambing.