Dampak Bila Vaksin MMR Diberikan saat Hamil
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jenis vaksin ini biasanya diberikan pada masa kanak-kanak. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular AS (CDC) merekomendasikan vaksin ini diberikan sebanyak dua dosis. Dosis pertama umumnya diberikan saat usia 12-15 bulan, dan dosis kedua pada usia 4-6 tahun.
Dokter kandungan dan ahli virologi, Cindy M. Duke, MD, mengatakan bahwa vaksin MMR mengandung virus hidup yang dilemahkan. Artinya, bila vaksin ini diberikan, maka seseorang sedang mengalami infeksi campak, gondok, dan rubella.
“Ini adalah vaksin virus hidup yang dilemahkan, berarti versi sebenarnya ada virus yang dilemahkan,” kata Dr. Duke, seperti dikutip dari Very Well Family.
Maka dari itu, vaksin ini tidak disarankan diberikan saat hamil, Moms. Sebab, virus yang terkandung di dalamnya akan melewati plasenta, dan berpotensi menginfeksi janin di dalam kandungan. Lalu, apa dampaknya?
ADVERTISEMENT
3 Risiko yang Bisa Terjadi Bila Vaksin MMR Diberikan saat Hamil
1. Sindrom rubella kongenital
Menurut seorang dokter kandungan di UCI Health, AS, Jennifer Jolley, MD, jika ibu hamil terinfeksi rubella, maka janin di dalam kandungan bisa mengalami komplikasi, salah satunya sindrom rubella kongenital. Sindrom ini dapat menyebabkan cacat intelektual, cacat jantung, dan gangguan pendengaran.
2. Cacat lahir dan pertumbuhan janin terbatas
Menurut Dr. Duke, infeksi janin akibat campak juga dapat menyebabkan cacat lahir. Selain itu, campak juga bisa menghambat pertumbuhan janin, Moms. Misalnya saja berat badan janin sulit bertambah.
3. Persalinan prematur atau lahir mati
Ibu hamil yang diberikan vaksin MMR juga berisiko mengalami keguguran atau lahir mati. Biasanya, hal ini terjadi karena janin di dalam kandungan sulit berkembang, ataupun terjadi gangguan di plasenta.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, CDC menyarankan agar wanita sebaiknya menunda untuk merencanakan kehamilan bila baru menerima vaksin MMR. Hal ini dilakukan setidaknya selama 28 hari atau empat minggu setelah vaksinasi.