Darah Sulit Berhenti Saat Terluka, Waspadai Tanda Hemofilia pada Anak

6 Februari 2019 18:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak memakai plester luka di lututnya Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak memakai plester luka di lututnya Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Moms, saat anak terluka karena jatuh, umumnya aliran darah si kecil akan cepat berhenti. Tapi, jika darah yang keluar dari tubuh anak lama berhentinya, maka Anda perlu waspada.
ADVERTISEMENT
Hal itu bisa menjadi salah satu tanda penyakit hemofilia, yaitu suatu kondisi ketika darah sulit membeku. Hemofilia terjadi karena tubuh kekurangan protein pembekuan darah. Penyakit ini umumnya merupakan penyakit genetik atau keturunan, Moms, dan biasa diderita oleh anak laki-laki. Namun, juga bisa disebabkan oleh faktor lain di luar keturunan seperti penyakit kanker, lupus, rematik, penggunaan obat-obatan tertentu, atau faktor yang berkaitan dengan kehamilan.
Deteksi dini hemofilia pada anak dapat dilakukan dengan memperhatikan darah yang keluar dari tubuhnya, apakah sulit berhenti atau tidak. Namun, Anda juga bisa mengeceknya dari tanda lain, Moms.
Mengutip buku 123 Penyakit dan Gangguan pada Anak karya Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp.A(K) dan dr. Rudianto Sofwan, penyakit hemofilia sudah bisa dilihat tandanya bahkan sejak anak berusia 1 tahun. Saat anak sudah bisa merangkak atau berjalan, coba cek, Moms, apakah sendi lututnya membengkak atau tidak. Kondisi lutut yang membengkak itu bisa diakibatkan ada pendarahan yang terjadi di sendi atau ototnya. Atau ketika anak laki-laki Anda disunat, perhatikan Moms, apakah luka bekas sunatnya sulit mengering.
Meski tidak luka, anak-anak suka memakai plester Foto: Shutterstock
Jika anak Anda menunjukkan tanda tersebut, lekas periksakan kondisinya ke dokter. Ada beberapa tipe hemofilia, yaitu hemofilia tipe A (terjadi karena tubuhnya kekurangan faktor nomor VIII, disebabkan bukan karena keturunan) atau hemofilia tipe B (disebabkan oleh kekurangan faktor nomor XI di tubuh si anak yang merupakan penyebab hemofilia turunan).
ADVERTISEMENT
Setelah mendapat diagnosis yang pasti, dokter biasanya akan memberikan terapi untuk penyakit ini. Secara berkala, dokter akan menambahkan faktor-faktor yang kurang untuk bisa membekukan darah pada tubuh.
Hemofilia tidak dapat disembuhkan, sehingga terapi menjadi cara untuk mencegah terjadinya pendarahan pada anak. Kendati penyakit ini bersifat turun temurun, bukan berarti hemofilia menular. Hemofilia tidak bisa menular ke orang lain. Jadi Anda tak perlu khawatir bila si kecil bermain, menyentuh, atau berpelukan dengan anak lain yang menderita hemofilia.
Penulis: Nanda Saputri