Efek Gas Air Mata Lebih Berbahaya pada Anak, Simak Penjelasannya, Moms!

2 Oktober 2022 16:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak sakit menggunakan masker oksigen berbaring di tempat tidur rumah sakit. Foto: TinnaPong/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sakit menggunakan masker oksigen berbaring di tempat tidur rumah sakit. Foto: TinnaPong/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Persebaya Surabaya vs Arema FC pada Sabtu (1/10) malam, menyisakan duka yang mendalam. Ya Moms, informasi terakhir jumlah korban meninggal dunia akibat kericuhan itu mencapai 178 orang, termasuk anak-anak.
ADVERTISEMENT
Rata-rata korban meninggal dunia karena sesak napas akibat gas air mata yang ditembakkan ke tribun. Sayangnya tak sedikit anak-anak bersama keluarganya yang masih berada di tribun penonton saat polisi menembakkan gas air mata. Padahal menurut dokter spesialis anak dr Kurniawan Satria Denta, Sp.A, kondisi paru-paru anak lebih rentan dibanding orang dewasa.
“Kapasitas paru yang masih terbatas membuat efek gas air mata jadi lebih berat dirasakan oleh anak-anak. Gas air mata tidak boleh digunakan untuk mengendalikan massa/kerumunan yang terdapat anak-anak di dalamnya,” ujar dr Denta, sapaan akrabnya, dalam cuitan di Twitter. kumparanMOM telah mendapat izin dari dr Denta untuk mengutip cuitan tersebut.

Jangan Bawa Anak di Bawah 5 Tahun Tonton Bola di Stadion!

Dokter yang praktik di RS Mayapada Kuningan, Jakarta Selatan, ini menyarankan agar orang tua tidak membawa anak-anak di bawah 5 tahun untuk menonton pertandingan sepak bola di stadion.
ADVERTISEMENT
Selain itu, orang tua juga disarankan tidak mengajak anak menonton pertandingan yang digelar malam hari, terlebih yang berpotensi terjadi kerusuhan, seperti laga derby. Laga derby adalah pertandingan yang mempertemukan dua klub dengan penggemar fanatik yang mempunyai rivalitas tersendiri, seperti Persebaya vs Arema.
Sebagai orang tua, Anda mungkin ingin memperkenalkan olahraga dan sportivitas pada anak. Hal tersebut tentu saja baik, namun jangan lupa untuk mempertimbangkan risiko keselamatan yang mungkin terjadi, ya. Ingat seperti kata dr Denta, keselamatan anak melebihi kesenangan orang tua, Moms.