kumplus- Waspada Preeklamsia

Gejala dan Penyebab Preeklamsia pada Ibu Hamil

5 Maret 2020 14:47 WIB
comment
71
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
MOMS MANUAL-Waspada Preeklamsia.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
MOMS MANUAL-Waspada Preeklamsia. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Preeklamsia merupakan kondisi yang perlu diwaspadai saat hamil, sebab bisa jadi penyebab kematian utama pada ibu dan atau bayinya. Meski bisa sangat berbahaya, ibu hamil yang menderita preeklamsia mungkin saja merasa baik-baik saja dan tidak merasakan tanda-tanda yang mencurigakan.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, preeklamsia pada awalnya mungkin saja tidak memberi gejala dan tanda, namun pada suatu ketika dapat memburuk dengan cepat. Demikian seperti dikutip dari Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) "Diagnosis dan Tata Laksana Preeklamsia".
Salah satu gejala yang patut Anda waspadai saat hamil adalah bila tekanan darah Anda tinggi, Moms. Sebab, menuru Dokter Kandungan dan Kebidanan, dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, M.Kes, tekanan darah tinggi dan saat hamil bisa menjadi tanda awal Anda terkena preeklamsia.
"Adanya peningkatan tekanan darah 140/90 mm/hg, terdapat protein di dalam urine atau proteinurea dan kaki bengkak," kata dr. Ardiansjah kepada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
Kandungan protein dalam urine sendiri bisa diketahui melalui pemeriksaan di laboratorium.
Ilustrasi preeklamsia saat hamil. Foto: Shutterstock
Mengutip laman resmi Preeclampsia Foundation, selain darah tinggi, proteinurea dan pembengkakkan tubuh, ibu hamil yang mengalami preeklamsia biasanya juga merasakan beberapa gejala, seperti:
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang menyebabkan ibu hamil terkena preeklamsia?
Ilustrasi preeklamsia saat hamil. Foto: Shutterstock
Kekurangan nutrisi saat hamil ditengarai bisa jadi meningkatkan risiko ibu hamil terkena preeklamsia. Misalnya saja, terlalu banyak mengkonsumsi garam yang bisa meningkatkan hipertensi. Selain itu, obesitas juga bisa memicu preeklamsia saat hamil.
"Sedikit banyak nutrisi saat hamil itu bisa mempengaruhi kehamilan. Tapi masalah yang utama itu pada orang-orang yang obesitas atau kegemukan. Itu risiko preeklamsia-nya lebih tinggi," jelas dokter yang praktik di Siloam Hospital, Semanggi, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Selain obesitas, PNPK POGI "Diagnosis dan Tata Laksana Preeklamsia" juga menjelaskan beberapa wanita yang berisiko lebih tinggi terkena preeklampsia, yaitu:

Usia

Risiko preeklamsia bisa meningkat hampir dua kali lipat pada wanita hamil berusia 40 tahun atau lebih.

Pernah punya riwayat preeklamsia

Hipertensi sebagai salah satu ciri dari preeklampsia Foto: Shutter Stock
Bila Anda pernah mengalami preeklamsia di kehamilan pertama, maka Anda mungkin saja berisiko mengalami preeklamsia di kehamilan selanjutnya.

Riwayat keluarga preeklampsia

Preeklamsia memang bukan penyakit genetik. Tapi, bila keluarga Anda punya riwayat preeklamsia, maka hal itu bisa meningkatkan risiko preeklamsia pada Anda. Adanya riwayat preeklamsia pada ibu, bahkan meningkatkan risiko sebanyak 3.6 kali lipat.

Punya penyakit ginjal

Risiko preeklampsia meningkat sebanding dengan keparahan penyakit ginjal seorang wanita.
ADVERTISEMENT

Kehamilan kembar

Ilustrasi hamil bayi kembar. Foto: Shutterstock
Studi yang melibatkan 53.028 wanita hamil menunjukkan, kehamilan kembar meningkatkan risiko preeklampsia hampir 3 kali lipat. Analisa lebih lanjut menunjukkan ibu hamil yang mengandung bayi kembar triplet memiliki risiko hampir 3 kali lipat besar dibandingkan kehamilan kembar duplet.

Hipertensi kronik

Hipertensi kronik atau hipertensi yang sudah terjadi menahun sebelum hamil juga bisa meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia.
Oleh sebab itu, Moms, terapkanlah pola hidup sehat sebelum dan selama hamil, untuk mencegah komplikasi kehamilan yang tidak diinginkan.





Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten