Heboh Virus Corona, Ini yang Perlu Orang Tua Ketahui

23 Januari 2020 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penumpang kereta api memakai masker di stasiun kereta api Shanghai di Shanghai, China, Rabu (22/1). Foto: REUTERS/Aly Song
zoom-in-whitePerbesar
Penumpang kereta api memakai masker di stasiun kereta api Shanghai di Shanghai, China, Rabu (22/1). Foto: REUTERS/Aly Song
ADVERTISEMENT
Wabah virus corona yang berasal dari Wuhan, China, kini tengah menjadi perbincangan publik. Ya Moms, virus misterius yang mulai memakan korban pada akhir Desember 2019 itu kini telah menyebar ke beberapa wilayah seperti Beijing, Shenzhen, Thailand, Taiwan, Singapura, Jepang, bahkan hingga Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Hingga berita ini diturunkan pada Kamis (23/01), tercatat korban meninggal dunia akibat virus corona kian bertambah menjadi 17 orang yang semuanya berada di China. Jumlah penderita juga meroket dalam beberapa hari terakhir, yaitu hampir 600 orang. Per Kamis (23/1), angka resmi jumlah penderita di seluruh China adalah 571 kasus. Di Thailand tercatat ada empat kasus, sementara masing-masing satu kasus ditemukan di Amerika Serikat, Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang.
Ilustrasi keluarga menggunakan masker. Foto: Shutter Stock
Lantas, apa sebenarnya virus corona itu? Apakah sangat berbahaya bagi manusia?
Moms, terkait hal itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dalam Instagram resminya menjelaskan, penyakit pneumonia yang disebabkan novel coronavirus (nCoV) bisa menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
ADVERTISEMENT
"Coronavirus pada dasarnya dari binatang pindah ke manusia dan 80 persen penyakit baru berasal dari zoonosis," tulis Kemenkes RI dalam akun Twitter pribadinya.
Ilustrasi pasangan menggunakan masker. Foto: Jub-Job
Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr. Anung Sugihantono dalam laman resmi Kemenkes mengatakan bahwa Kemenkes telah bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyiapkan skenario atau strategi untuk mengantisipasi penyebaran virus corona yang berasal dari Wuhan, China itu.
"Ini menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah, bukan hanya pemerintah Indonesia tapi juga WHO,” ujar Anung, seperti dikutip dari situs resmi Kemenkes, Selasa (21/1).
Hingga kini Kemenkes RI memastikan belum ada kasus virus corona ditemukan di Indonesia. Meski begitu, pihaknya menyatakan kesiapan untuk mengantisipasi wabah virus pernapasan tersebut. Demi mencegah penyebaran virus sampai ke Indonesia, beberapa sektor pun akan diperkuat seperti kesehatan, rumah sakit, pemantau, serta pintu-pintu masuk bandara dan pelabuhan. Warga atau turis yang berada di bandara pun dianjurkan untuk menggunakan masker untuk mengantisipasi virus tersebut.
Pejalan kaki memakai masker saat mereka berjalan di luar hotel New Orient Landmark di Makau, China. Foto: AFP/Anthony WALLACE
Kemenkes RI juga menjelaskan beberapa gejala yang ditimbulkan virus corona, di antaranya mengalami masalah pernapasan, batuk, demam, dan sesak napas. Bahkan, pada kasus yang lebih parah, infeksi ini dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan kematian.
ADVERTISEMENT
Hingga kini belum ada vaksin yang bisa digunakan untuk mencegah virus corona. Sebab, vaksin yang tepat belum ditemukan.
“Ketika suatu penyakit baru muncul, tentu tidak ada vaksin yang tersedia sebelum ada satu yang dikembangkan. Butuh beberapa tahun untuk pengembangan vaksin baru,” kata Maria Van Kerkhove, Kepala Bagian Epidemiologi Penyakit Menular dalam video yang diunggah di YouTube pribadi WHO.
Meski begitu, National Institutes of Health (NIH) menyatakan tengah mengembangkan vaksin untuk melawan coronavirus.
Ilustrasi pria memakai masker. Foto: chainarong06
“NIH sedang dalam proses mengambil langkah pertama menuju pengembangan vaksin,” ujar Dr. Anthony Fauci, Direktur National Institutes of Allergy and Infectious Diseases, dikutip CNN, Selasa (21/1).
Menurut Fauci, butuh waktu beberapa bulan sampai fase pertama uji klinis bisa dilakukan dan lebih dari setahun sampai produk final vaksin tersedia.
Penumpang kereta api memakai masker di stasiun kereta api Shanghai di Shanghai, China, Rabu (22/1). Foto: REUTERS/Aly Song
Untuk mencegah agar virus ini tidak mewabah sampai Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/1), menyarankan beberapa hal kepada masyarakat, Moms.
ADVERTISEMENT
PDPI mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Jika menemui gejala seperti demam, batuk disertai kesulitan bernapas, disarankan untuk segera mencari pertolongan ke rumah sakit terdekat.
Untuk menjaga kesehatan masyarakat, PDPI menyarankan agar Anda dan keluarga melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menjaga kebersihan tangan rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata; serta setelah memegang instalasi publik.
2. Mencuci tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20 detik. Cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan alkohol 70-80% handrub.
3. Menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika bersin atau batuk.
4. Ketika memiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan berobat ke fasilitas layanan kesehatan.
Ilustrasi Menggunakan Masker Foto: Shutter Stock
Sementara, jika Anda dan keluarga berencana melakukan perjalanan ke luar negeri, PDPI juga menyarankan beberapa hal berikut ini:
ADVERTISEMENT
1. Hindari menyentuh hewan atau burung.
2. Hindari mengunjungi pasar basah, peternakan, atau pasar hewan hidup.
3. Hindari kontak dekat dengan pasien yang memiliki gejala infeksi saluran napas.
4. Patuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan.