news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ibu dengan Payudara Implan, Bisakah Menyusui Bayi?

8 Januari 2020 9:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ibu menyusui Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ibu menyusui Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Menyusui adalah hak setiap ibu dan bayi. Namun, bagi sebagian ibu yang memiliki atau berencana melakukan payudara implan, menyusui bisa jadi hal yang membuatnya cemas. Mereka biasanya bertanya-tanya: Amankah menyusui bayi dengan kondisi payudara implan?
ibu menyusui Foto: Shutterstock
Moms, menyusui bayi dengan kondisi payudara implan sangat mungkin dilakukan, begitu menurut Dokter Anak sekaligus Konsultan Menyusui, Dr Wiyarni Pambudi SpA, IBCLC. Jika Anda baru merencanakan tindakan augmentasi payudara atau pembesaran payudara dengan implan, dr. Wiyarni menyarankan Anda memeriksa kondisi awal payudara Anda terlebih dahulu. Hal itu penting, untuk memprediksi produksi ASI yang dihasilkan nantinya setelah operasi payudara.
ADVERTISEMENT
“Ukuran payudara yang kecil bukan faktor risiko, namun beberapa bentuk khas payudara dengan kuantitas kelenjar susu yang rendah bisa menyebabkan produksi ASI tidak memadai, di antaranya termasuk jenis payudara berbentuk tabung, payudara dengan jarak yang lebar (lebih dari 3,5 cm antar kedua sisi), payudara yang tidak berkembang, atau payudara yang asimetris,”
“Jika kondisi jaringan kelenjar susu yang tidak sempurna ini telah dialami sebelumnya, kemampuan produksi ASI berkurang secara signifikan bahkan sebelum prosedur pembedahan terjadi. Berita baiknya, kondisi ini relatif jarang ditemui,” jelasnya saat dihubungi kumparanMOM melalui pesan singkat pada Senin (6/1).
Ya Moms, bila Anda memiliki kondisi tersebut, nantinya dokter akan memberi tahu bahwa pemasangan implan payudara dapat mengurangi kemampuan untuk menyusui. Selain itu, bila ada saluran atau saraf tersayat atau terputus saat tindakan implan payudara, maka hal itu juga dapat berdampak pada produksi ASI yang lebih rendah.
ADVERTISEMENT
“Lokasi, orientasi, dan luas irisan bedah menentukan berapa banyak kerusakan jaringan dan seberapa parah produksi susu akan terpengaruh,” tambah Dr Wiyarni.
Ilustrasi ibu menyusui bayi Foto: Shutterstock
Lokasi sayatan augmentasi juga berpengaruh langsung terhadap kemampuan produksi ASI. Sayatan pada atau di sekeliling areola, terutama di kuadran bawah bisa mengakibatkan berkurangnya respons saraf terhadap puting dan areola. Dampaknya, secara signifikan dapat mengurangi pengeluaran ASI. Sementara jika sayatan berada di bawah payudara atau di lipatan ketiak lebih menguntungkan daripada lokasi irisan di sekitar areola, Moms.
Kemudian, penempatan implan juga ternyata dapat memengaruhi fungsi payudara. Jika implan diposisikan langsung di bawah jaringan kelenjar lebih mungkin untuk memberi tekanan pada jaringan kelenjar atau secara struktural menghambat aliran ASI. Alhasil dapat mengakibatkan berkurangnya produksi ASI dari waktu ke waktu, dibandingkan dengan implan yang diposisikan di bawah otot dada menjauhi kelenjar.
ADVERTISEMENT
Jadi, jika Anda baru merencanakan implan payudara, Anda sebaiknya memerhatikan hal-hal di atas agar tetap bisa menyusui bayi nantinya. Lalu, apakah ada perbedaan antara payudara yang tidak diimplan dan diimplan pada saat menyusui?
ilustrasi pelekatan menyusui Foto: Shutterstock
dr. Ameetha Drupadi, CIMI, selaku dokter konselor menyusui di RS Mayapada, Jakarta Selatan menjelaskan bila jaringan lemak yang dipasang di payudara tidak sama dengan saluran ASI. Artinya, selama implan di payudara dipasang aman sesuai prosedur, kemungkinan besar ibu masih tetap bisa dan aman menyusui bayi.
“Hanya saja payudara yang diimplan ketika saluran ASI lagi penuh maka semakin membesar atau terdesak, itu yang membuat rasa kurang nyaman,” katanya.